Galaksi dan Bunga, jika mendengar mereka, maka teman-teman seangkatan prodinya akan langsung terpikir bahwa mereka adalah orang yang mengikuti organisasi yang sama selama 3 tahun, yaitu Rohis Kampus. Baru semester 7 mereka sama-sama fokus pada perkuliahan. Tidak lagi pada organisasi maupun kepanitiaan
Hingga suatu hari, ketika mereka telah menempuh jalan masing-masing setelah menyelesaikan studi, Galaksi menghubungi Bunga melalui imessage
Tepat di hari Minggu, Galaksi datang berkunjung ke rumah. Dia masuk terlebih dahulu dan disambut hangat oleh ibunya Bunga. Sedangkan Bunga masih berada di dapur menyiapkan cemilan untuk diskusinya dengan Galaksi."Duduk dulu, nak Galaksi. Bunga masih di belakang."
"Oh, iya bu. Maaf ini orang tua saya juga ikut karena satu mobil dan searah. Orang tua saya boleh ikut masuk?"
"Loh, orang tua kamu juga kesini. Kenapa gak dari tadi disuruh masuk sekalian sih, cung?"
Ibu Bunga keluar dan menyambut orang tua Galaksi.
Saat Bunga kembali dari dapur untuk menyiapkan makanan dan minuman dia juga tidak lupa menyalami kedua orang tua Galaksi karena tidak menyangka akan ikut serta.
"Maaf, tante. Tante boleh duduk di sini juga? Saya gak enak kalo cuma sama Bunga dan orang tua saya." Ujar Galaksi.
"Oh, iya boleh."
"Ehmm tante, om kemana ya? Kok gak kelihatan?"
"Tadi dia masih keluar beli pakan burung." Balas ibu Bunga.
Tidak lama ayah Bunga datang dan menyalami tamunya. Dia juga ikut duduk karena permintaan ibu Bunga.
"Jadi, sebenarnya kedatangan saya kemari untuk melamar Bunga. Maaf jika kesannya mendadak. Tetapi, saya dengan niat yang baik untuk ibadah. Saya tidak mau pacaran dan saya rasa ini jalan terbaik. Kami juga sudah saling mengenal selama di perguruan tinggi. Jadi saya rasa saya tidak perlu untuk melakukan ta'aruf. Jika om dan tante mengizinkan, begitu pula dengan Bunga yang setuju. Insya Allah keluarga kami akan kembali kesini dengan situasi yang lebih formal." Ujar Galaksi mantap.
Ayah Bunga mengambil alih. "Maaf sebelumnya. Sejujurnya, saya juga tidak menyangka jika seperti ini. Bunga juga cuma bilang kalau temannya mau berkunjung untuk berdiskusi. Maaf atas ketidaksiapan kami untuk menjamu juga pakaiannya kami yang terkesan rumahan. Saya tidak tahu kalau diskusi yang dimaksud adalah diskusi seperti ini."
"Gak papa, om. Saya memang tidak memberitahu secara gamblang. Saya bersyukur karena semuanya ada di rumah." Balas Galaksi.
"Begini nak Galaksi. Kamu dan Bunga, walau sudah saling mengenal, boleh melakukan ta'aruf, tetapi melalui perantara. Kalian juga harus puasa dulu untuk tidak chattingan. Itu jika anak kami, Bunga menyetujui permintaan dari nak Galaksi. Bagaimana Bunga?"
Bunga yang masih syok dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi membuat kepalanya kosong beberapa waktu. Kenapa bisa berubah alur begini?
"Bunga pikirkan dulu, Yah."
"Baik nak Galaksi, dan ibu bapak. Kami akan secepatnya memberitahu jawaban Bunga pada kalian." Kini ayahnya menoleh pada Bunga. "Bunga, tujuh hari apa cukup untuk menentukan jawaban atas ajakan taaruf nak Galaksi?"
Seminggu? Yang benar saja. Dia bahkan tidak membayangkan akan berada dalam posisi ini. Bunga mengangguk dengan ragu "Insyaallah cukup, yah."
*****
Setelah 3 hari, Bunga benar-benar menerima ajakan ta'aruf dari Galaksi. Mulai hari itu juga, mereka saling memblokir kontak agar tidak terjadi komunikasi yang tidak diketahui oleh pihak ketiga. Seiring berjalannya waktu, mereka selangkah demi selangkah menuju jalan keabadian yang diridhoi Allah.
Pernikahan.
Tidak terbayang oleh Bunga jika selama ini jodohnya adalah teman kuliahnya sendiri. Galaksi bahkan sudah menyiapkan segalanya dari jauh-jauh hari. Oh, kecuali rumah, itu masih mencicil. Maka dari itu, setelah menikah, Bunga tinggal bersama keluarga Galaksi.
Kini mereka sedang menikmati indahnya taman bunga di salah satu wisata di daerah Malang. Benar-benar sejuk. Bunga tengah asyik memakan cemilannya di samping Galaksi yang sibuk dengan ponselnya. Untuk memilih foto-foto yang bagus untuk diunggah ke instagram.
Setelah menghabiskan cemilannya, tiba-tiba Galaksi bangkit setengah duduk dengan menopang tubuhnya dengan satu kaki, persis seperti pangeran menghadap putrinya. Tangannya dijulurkan untuk mendapat tanggapan dari Bunga.
"Aksi, jangan gini ah malu dilihatin orang."
"Biarin, orang udah halal." Jawabnya masa bodo dengan tersenyum lebar.
Bunga mau tidak mau menerima uluran tangan itu untuk ikut berdiri dan merapatkan tubuhnya pada Galaksi. Satu kecupan lembut terpatri pada puncak kepala Bunga. Bunga semakin mengeratkan genggamannya yang telah ditangkup oleh Galaksi sejak mengajaknya berdiri tadi.
.
.
.END
.
.
.Surabaya, 1 November 2022
19.55 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
Short StoryHanya berisi cerpen-cerpen dan fanfiction singkat yang sekelibat lewat dalam per-imajinasian ⚠️ DON'T COPY OR REPOST MY STORY WITHOUT PERMISSION & CREDIT !!! ⚠️