POV orang ketiga
Sementara itu di depan kelas, Forth, Park dan Lam memberikan standing ovation untuk Forth.
Clap... Clap... Clap...!!
"Kau masuk ke kelas sebelum Lam!" Park berteriak. "Ya Tuhan! Apa yang terjadi?"
Lam melihat ke Forth juga. "Kau sarapan pagi dengan Beam seperti yang kau bilang kemarin?"
Forth mengangguk pada tebakan Lam.
Park dan Lam terkesiap.
"Jadi... apa kalian benar-benar berkencan?! Dengar Meung, aku ingat pernah memberitahumu tentang Beam Baramee, dan bahkan sepuluh menit kemudian kau memperbarui status hubunganmu menjadi berhubungan dengannya agar seluruh dunia tahu. Bahkan kalian baru saja menambahkan pertemanan di media sosial sialan itu, satu menit sebelum kau memperbaharui status hubunganmu!" kata Park.
Forth tersenyum dan dengan tenang berkata kepada Park, "Jangan mengungkit itu lagi, Park."
Park terkesiap. "Tapi...."
Forth berjalan lebih dekat kepada Park.
Namun, Lam buru-buru bergerak untuk berdiri di antara Park and Forth. Dia menghadap Forth dan menggelengkan kepalanya. "Dia hanya bertanya karena kau membuatnya bingung."
Forth menatap langsung ke arah Lam. "Apakah kau berpihak padanya?"
Lam menggelengkan kepalanya. "Dia hanya bertingkah bodoh seperti biasanya. Biarkan saja, Forth."
Forth menggertakkan giginya. "Ngomong-ngomong.... Dia bahkan bahkan bukan mahasiswa teknik listrik, apa yang dia lakukan di sini? Apa dia melupakan jurusannya?"
Park tertawa sinis. "Aku memarkir motorku di basement gedung ini karena tempat parkir ditempatku penuh. Dan aku mampir untuk memeriksa kalian kedua, brengsek! Kupikir kalian akan merindukanku."
"Kenapa harus kami merindukanmu?" Forth mengerutkan kening.
"Tak ada alasan." kata Park.
Forth bingung. "Apa yang...."
Park mengintip wajah Lam dari belakang Forth, melalui belakang bahunya. "Balas pesanku, atau aku akan memberitahunya."
Lam mengangguk saat dia melihat Park dengan kesal.
Park menyeringai. Lalu dia menatap Forth. "Kau akan pergi menemui pacarmu untuk makan siang?" Tanyanya..
Forth mengangguk. "Apa pedulimu?"
Park mengangkat bahu. "Bawa bunga mawar." Dia memberi saran.
"Aku tidak akan memperlakukannya seperti kau memperlakukan teman kencanmu." Forth menolak. "Kau bertingkah sok romantis tapi sebenarnya kau sangat mengerikan."
Park meneguk. "Ayolah, aku tidak seburuk itu."
Forth mendecakkan lidahnya. "Benarkah? Memangnya aku baru kenal kamu kemarin! Katakan, pernahkah kau setia pada pacarmu? Tidak!!! Kau selalu selingkuh. Parahnya, kau kadang lupa kalau punya pacar."
Park menggelengkan kepalanya. "Itu tidak benar!"
"Benarkah? Bagian mananya?" Forth menantangnya.
Lam berjalan lebih dekat kepada Forth dan meninggalkan sisi Park. "Ayo kita ke kelas kita." Ujarnya.
Park menatap Lam. "Lam... kita akan makan siang dengan anak-anak seperti yang sudah kita rencanakan, kan?"
Lam kembali menatap Park dengan dingin. "Mungkin." Dia menjawab lalu berjalan mundur sambil pergi sambil menarik ransel Forth. "Ayo pergi, Forth."
KAMU SEDANG MEMBACA
Biggest Lie | ParkLam Story - BAHASA INDONESIA (TAMAT)
RomansaIni adalah terjemahan bahasa Indonesia dari judul yang sama, karya @jungjoonyoung5555 (NOTJJY). ---------------------- "Kau terlalu banyak belajar, Lam. Kau harus lebih menikmati hidupmu. Kau tampan. Akan mudah bagimu untuk bersenang-senang." Kata P...