Part 27

8.8K 581 16
                                    

⚠️FOLLOW DAN VOTE SEBELUM BACA⚠️
~HAPPY READING~

Author Pov

"Ayah apa-apa an sih?! Gak boleh, yah! Setidaknya jangan dalam waktu dekat ini" Arsen protes dengan keputusan zabdan.

Zeline hanya melihat dengan harap- harap cemas menyaksikan perdebatan antara ayah dan anak tersebut. Auris juga terlihat kembali menunduk.

"Tak apa, son. Ayah gak bisa biarin putri ayah ini dengan wajah cemberut seperti ini" Ucap Zabdan menenangkan Arsen.

"Ayahh? Beneran?! Adek boleh ke kampus lagi kan?!" Auris bertanya sembari menghampiri Zabdan dan duduk di pangkuannya.

"Bener, dek. Asalkan adeknya gak boleh nakal. Harus nurut sama apa yang dibilangin ayah, bunda, sama abang. Jangan suka ngebantah. Itu semua juga untuk kebaikan kamu. Adek bisa?" Tanya Zabdan menatap Auris yang ada dipangkuannya lembut. Tanganya tidak bisa dia cegah untuk kembali mengelus surai sang putri dengan lembut.

"Huum ayah"  Angguk Auris dengan mata yang berkaca-kaca menatap ayahnya. "Makasih, ayah. Adek sayang ayah" Lanjutnya kemudian memeluk Zabdan dengan erat.

"Sama bunda gak sayang, dek?" Tanya Zeline melihat sang anak yang sedang bermanja dengan ayahnya itu.

Dengan cepat Auris melepaskannya pelukannya dan turun dari pangkuan sang ayah. Berjalan tergesa menuju bundanya kemudian mengecup pipinya.

Cup

"Sayang bunda juga banyak-banyak"

"Abang engg-"

Cup

"Sayang abang juga" Kemudian Auris duduk di pangkuan Arsen dan memeluk sang abang erat. Dia tahu, abangnya ini belum sepenuhnya ikhlas atas keputusan ini. Auris harus berusaha membuat mood Arsen ini tetap baik. Bisa gawat kalau Arsen sampai mengacaukannya.

"Son, kamu bawa adek kamu ke kamarnya yah. Sudah malam, adek harus cepet tidur" Ucap Zabdan pada Arsen.

"Iya, ayah" Arsen pun bangkit dengan Auris yang di pangkuannya. Auris pun sontak mengeratkan pelukannya pada leher Arsen. Dia menyusupkan wajahnya pada leher Arsen. Matanya mulai terpejam.

"Arsen sama adek ke atas dulu yah, bun. Good night"

"Iya boy. Segeralah beristirahat. Good night too"

******

"Abang, sampe sini aja ihh. Stopp. Abaaannnggg. IIIHHHHH!"

Auris cemberut memalingkan muka dari Arsen. Abangnya itu sama sekali tidak mendengarkannya ketika dia menyuruh untuk berhenti di persimpangan.

"Udah sampe, dek" Ucap Arsen kelewat lempeng.

"Ihhhh kenapa di masukkin ke gerbang, abang?! Kan adek tadi tuh bilang stopp-stopp-stopp udah berkali kali. Abang gak ngedengerin adek ihhh" Auris bertambah cemberut.

"Gak bisa, dek. Abang gak setuju. Kamu harus kemana- mana sama abang. Gak ada acara sembunyiin identitas segala!" Arsen kembali menimpali protesan Auris. Sama sekali tidak goyah melihat muka adiknya itu yang sudah memerah menahan kesal.

My Second Life as AuristellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang