Part 9

11.5K 768 4
                                    


~HAPPY READING~


Auris Pov.

Beberapa tahun kemudian...

Hari ini adalah hari kelulusan ku di Sekolah Menengah Akhir. Dulu, sesudah menyelesaikan sekolah menengah pertama, aku dengan beruntungnya lagi mendapatkan beasiswa untuk penuh untuk sekolah menengah akhir. Aku dan Risha bersekolah di tempat yang berbeda sewaktu SMA.

Aku mendapatkan beasiswa di salah satu Sekolah menengah negeri, sedankan Risha memilih bersekolah di sekolah swasta yang memang terkenal di daerah kami. Dari dulu dia selalu ingin bersekolah di sekolah itu karena katanya banyak cogan. Setahuku, sekolah swasta berbasis internasional itu memang banyak diminati karena kualitasnya yang sangat bagus dan dipenuhi orang-orang dari kalangan atas. Biaya satu tahunnya saja bisa mencapai miliaran rupiah.

Ehh ngomong-ngomong Risha itu sebenarnya masih memiliki seorang ayah. Ayahnya merupakan seorang pengusaha yang cukup sukses. Sayangnya, Ibu Ira dan ayahnya Risha bercerai saat Risha berumur enam tahun. Mereka berpisah dengan baik-baik dan memutuskan jika Risha akan tinggal dengan ibu Ira, tetapi dengan syarat semua kebutuhan Risha ditanggung oleh ayahnya. Risha juga sesekali menginap di rumah ayahnya itu.

Meskipun ayahnya sudah mempunyai keluarga baru, mereka sangat baik dan perhatian kepada Risha. Ayahnya juga bukan sekali dua kali menawarkan Risha untuk tinggal bersamanya, namun Risha memilih menolak karena ingin tinggal bersama ibunya.

Meskipun kami tidak berada di sekolah yang sama, kami masih berhubungan dengan baik. Sangat baik malah. Kami selalu bersama sepulang sekolah. Baik itu mengerjakan tugas, atau dia yang datang ke kost an ku untuk hanya sekedar bermain dan membantuku menyelesaikan membuat bunga-bunga hias. Kadang-kadang juga dia menginap di kost an ku, atau aku yang menginap di rumah nya. Hubunganku dengan bu Ira, ibunya Risha juga sangat baik. Dia memperlakukanku dengan baik seperti anaknya sendiri. Anaknya saja sampai iri merasa di anak tirikan hahahha...

Mereka selalu ada saat aku sedang dalam kesulitan. Ketika aku sedang kekurangan uang bahkan untuk makan, entah tahu dari mana Risha selalu membawa makanan ke kost an ku dan mengajakku makan bersama. Alasannya cukup klise, dia malas makan sendirian. Padahalkan dia bisa makan dengan bu Ira. Mereka memberi, tapi mereka berusaha memberi dan mengasihaniku dengan cara yang tidak membuatku semakin merasa lebih buruk. Mereka sungguh orang-orang terbaik di antara banyaknya orang yang aku kenal di kehidupan ku sekarang.

Karena Risha dan aku tidak di sekolah yang sama, bisa dibayangkan kan masa masa sekolah mengah akhir ku itu bagaimana? Tidak ada yang mau berteman denganku. Julukan anak haram dan terlantar masih tersemat dengan baik dan tertanam di kepala semua orang. Aku tidak sedih. Tidak, aku sedih, tapi aku mungkin sudah terbiasa. Yaa... Seiring berjalannya waktu, kata-kata pedas dan hinaan mereka sudah biasa dan mulai tidak asing di dengar di telingaku. Aku tidak lagi menangis saat mendengarnya. Aku... sudah terbiasa...

Selain pergi ke kelas, aku paling hanya pergi ke perpustakaan dan sekali kali ke kantin jika di rasa benar-benar lapar. Kehidupanku sekarang sebagai Auris menjadikanku pribadi yang serba hemat dalam segala hal. Dari pada menghabiskan uang untuk pergi ke taman hiburan dan tempat rekreasi lainnya, lebih baik aku simpan uangnya untuk keperluan lainnya yang lebih penting. Kita tidak tahu jelas apa yang akan terjadi kedepannya kan?

Aku masih ingat sekali kejadian sewaktu aku duduk di kelas sepuluh. Aku pernah menjadi korban tabrak lari sebuah sepeda motor. Waktu itu, aku terluka parah sampai mengalami koma selama seminggu. Kata Risha, aku mengalami benturan yang parah di kepala dan patah kaki sebelah kanan. Belum lagi luka-luka lain di tangan dan badan yang kudapatkan dari kejadian itu.

Sewaktu aku sadar dan mendengar semua ceritanya dari Risha. Aku tidak tahan untuk tidak menangis miris dengan keadaanku saat itu. Dengan tubuh dipenuhi perban, aku menangisi kesialan di kehidupan kedua ku kali ini.

"Kamu udah gak sadar selama seminggu Au, pelakunya lari dan gak tanggung jawab" Ucapnya sembari menatap ku sendu waktu itu.

"Apa?! Aku koma selama seminggu?!"


~TO BE CONTINUED~









Halooo Readers!!! Mumpung libur, aku mau cepet-cepet selesain ini cerita gaje. Yaa.. meskipun ceritanya gaje, tolong dukungannya yah men-temen. Jangan lupa pencet tanda bintang dan komennya yah biar aku tambah semangat nulisnya. See you in the next part guys....

WARNING!!!

- Typo bertebaran

- Penulis amatiran


19 Juni 2022

_Nittzzy

My Second Life as AuristellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang