ALGORITMA 35

100K 9.5K 1.2K
                                    

Pintu apartemen Saga terbuka, Gema membukakan pintu untuk Raisa yang sudah berdiri didepan pintu apartemen laki-laki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu apartemen Saga terbuka, Gema membukakan pintu untuk Raisa yang sudah berdiri didepan pintu apartemen laki-laki itu.

"Masuk Ra," ujar Gema. Raisa lalu masuk ke dalam apartemen, di depan tv teman-teman Saga dan Alaric sedang duduk seraya bermain game. Menyadari kedatangan Raisa mereka lalu menoleh.

"Kenapa?" Tanya Raisa tanpa basa-basi. Pasalnya mereka menganggu ketenangannya.

"Si Saga nggak mau keluar kamar, dia ngobatin lukanya," jawab Langit.

"Kenapa nggak maksa aja?" Tanya Raisa lagi.

"Buset dah Ra, kalo di paksa yang ada kita kena bogem," sahut Gama. Raisa menghembuskan nafas kasarnya, ia merotasikan matanya.

"Dia tau kalo gue bakalan dateng?" Mendengar pertanyaan Raisa membuat mereka serentak menggeleng.

"Ck."

Prang...
Prang...

Suara itu membuat mereka menoleh, Raisa menatap teman-teman Saga dengan alisnya yang di naikkan sebelah.

Prang....

Dan dengan cepat mereka yang duduk di sofa langsung berdiri, dan berlari menuju kamar Saga.

Didalam kamar, Saga membuka kaosnya ia bertelanjang dada. Rasa kesal, takut, dan emosi menjadi satu, ia menatap foto Raisa yang terpajang di dekat fotonya.

"LO NGGAK BISA NINGGALIN GUE RAISA," teriak Saga seraya menatap foto itu.

"NGGAK BISA, GUE NGGAK BISA TANPA LO RAISA."

"RAISA LO BAWA ANAK GUE ARGHHH."

Saga seperti orang yang kehilangan akalnya.

Prang....
Prang....

Saga melempar apapun yang dilihatnya, lampu tidurnya juga menjadi sasarannya, kamarnya begitu berantakan pecahan dimana-mana.

Nafas laki-laki itu tak beraturan, matanya memerah ia ingin memukul seseorang sekarang juga.

Bukkkk....

Saga memukul tembok kamarnya, hingga tangannya memar.

"Saga buka woi," suara dari luar kamarnya membuat Saga semakin marah.

"DIAM," bentak Saga, laki-laki itu berjalan menuju ranjangnya dan mengambil sebungkus rokok di laci nakas, lalu menyalakan pemantik apinya.

𝗔𝗟𝗚𝗢𝗥𝗜𝗧𝗠𝗔 (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang