▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya~~~
Bagas mengetuk-ngetuk jari di meja sambil menunggu balasan dari Alesha. Namun, hampir lima belas menit berlalu dia tak kunjung mendapatkannya. Padahal, wanita itu sedang online. Pria itu berdiri dari kursi kebesarannya lalu mengambil jas yang disampirkan di kursi. Kemudian, dia keluar ruangan untuk menghampiri meja sekretarisnya.
Pria itu mengernyit saat melihat Alesha yang tengah menatap layar komputer dengan tatapan kosong. Dia mendekat untuk bertanya langsung.
"Alesha! Saya kirim chat belum dibalas. Kita makan siang di luar, ya?"
Bagas mengerjap karena tidak ada respons sama sekali dari lawan bicaranya itu. Jangankan menjawab, menoleh saja tidak. Dia mencoba mengetuk meja untuk menyadarkan wanita itu dari lamunan. Apa yang sebenarnya dia pikirkan hingga menguras seluruh konsentrasinya?
"Alesha, kamu dengar saya?"
Bagas memegang kursi wanita itu lalu memutar benda itu hingga berhadapan langsung dengannya. Jarak wajah mereka yang terlalu dekat membuat Alesha terkejut dan mengerjap beberapa kali.
"Bapak? Kok, bisa di sini? Ada apa?" Alesha menoleh ke sekeliling untuk memastikan tidak ada karyawan lain ynag melihat posisi mereka saat ini.
Bagas menyipit menatap wanita di hadapannya itu. "Kamu mikirin apa sampek nggak sadar saya udah di sini dari tadi? kamu juga nggak bales chat saya."
"Oh." Alesha hendak mengecek ponsel, tetapi Bagas menahannya.
"Kamu denger saya, nggak?"
Alesha menggeleng lalu menunduk. "Maaf."
Bagas menyentuh dagu wanita itu dengan telunjuk lalu mengarahkan untuk menatapnya kembali.
"Ada yang buat kamu nggak nyaman? Kamu bisa cerita sama saya."
Alesha tidak menjawab dan hanya menatap Bagas lekat. Begitu pula dengan pria itu, dia menatap lekat Alesha untuk pertama kalinya dengan jarak sedekat itu.
Ya, Tuhan! Kinan nggak pernah berubah sedikit pun. Dia tetap cantik bahkan semakin cantik. Apalagi diliat dari jarak sedekat ini. Kenapa gue bisa nggak ngenalin dia dari pertama ketemu?
Seseorang berdeham. "Permisi, Pak! Saya mau menyerahkan dokumen untuk uji kelayakan dari produk terbaru perusahaan."
Bagas terdiam masih dengan posisi menghadap Alesha dan kedua tangan memegang kursi. Dia lebih terkejut dengan aksi Alesha yang tiba-tiba berdiri tanpa memberi aba-aba.
"Saya nggak akan ngulangin lagi, Pak. Maaf tadi saya melamun selama bekerja. Saya akan menyelesaikan laporan yang Bapak minta sebelum waktu pulang kantor."
Bagas menaikkan alis menatap Alesha yang berdiri di samping meja untuk meminta penjelasan dari apa yang dilakukan wanita itu. Bukannya menjawab, Alesha justru memberikan kode dengan matanya yang sama sekali tidak dimengerti oleh Bagas. Pria itu mencoba mencerna semuanya sebelum berdiri tegak lalu berbalik untuk menghadap karyawan yang merusak adegan romantisnya bersama sang kekasih.
"Kamu ada perlu dengan saya?"
Wanita yang merupakan karyawan dari divisi quality control itu menatap bingung kepada Bagas. "I-iya, Pak. Saya tadi sudah bilang kalo saya mau menyerahkan dokumen uji kelayakan produk."
"Ya sudah. Kamu bisa taruh dokumen itu di meja sekretaris saya. Nanti biar dia periksa dulu baru diserahkan ke saya."
"Baik, Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secretary [TAMAT] - SEGERA TERBIT
RomanceTidak selamanya menjadi putri tunggal dari orang tua kaya raya membuat hidup seseorang bahagia. Alesha Kinan Wijaya justru memilih pergi dari rumah dan hidup mandiri karena menolak untuk dijodohkan dengan putra dari sahabat ayahnya. Wanita manja dan...