HUSBAND ||BRIGHTWIN

BW_1

Sawasdee happy Reading📖!!

PLAKKK

"Ngomong apa kamu sama papah aku hah?!! "

Satu tamparan sempurna mengenai pipi bagian kanan mulus metawin. ia menahan pipi kiri wajahnya. enggan mengusap atau sang suami akan semakin kesetanan dan menjadi-jadi.

"Aku ga ngomong apa-apa ke papah mas hikss"

Bright mencengkram rahang suami yang nampak terkejut sekaligus menahan sakit. ia tidak peduli sama sekali tidak.

"Masih mau membela diri hemm?? bukanya kamu sengaja masuk kantor dengan keadaan wajah babak belur begitu hah??! "

Metawin menggelang kuat ia menolak tuduhan sang suami terhadap dirinya. bukan seperti itu ia tak mungkin meninggalkan pekerjaannya hanya karena kondisinya yang penuh lebam.

Meskipun akan sangat mudah mengambil cuti untuk mengistirahatkan tubuhnya dan mengobati luka-luka yang ada dibadannya, mengingat atasannya adalah ayah mertuanya sendiri( papahnya bright).

"Mas demi tuhan aku gak ada tujuan buat nunjukin apapun ke papah. aku berani sumpah bukan aku yang cerita mas hikss. aku minta maaf hiks" tangis metawin pecah, pertahanan yang ia tahan semuanya runtuh.

ia bertekuk lutut didepan suaminya meminta ampun.

"kali ini aku maafin, aku akan bilang papah untuk kasih kamu cuti 2 minggu itu sudah cukup. diem dirumah jangan pergi tanpa ijinku. jangan berdiam-diam menemui papah mamah, daddy dan bunda!! sampai semua luka lebammu sembuh!! "

"oh satu lagi-" bright berlutut pada suaminya yang masih setia berlutut dihadapannya dan membisikkan sesuatu yang membuat win merasa semakin kalut.

"ada obat dilaci kamar, minum itu aku belum mau memiliki anak"

setelah mengatakan hal itu bright melegang pergi meninggalkan win sendiri dengan tangis pilunya. satu kalimat terakhir yang membuatnya sakit hati. 'aku belum mau memiliki anak'.

entah kenapa bright berubah pasca menikah
dulu sebelum menikah dia ingin memiliki banyak anak bersama win.

namun apa sekarang?

ini sangat berbanding balik dengan yang dulu ia katakan.

Bye² capther satu selesai.