BW_6

917 76 17
                                    

Ia kira keputusannya tidak pernah salah.namun semesta sampai detik ini tidak berpihak padanya.

Metawin merindukan sang suami, terlebih sosok mungil dalam dirinya sering memintanya untuk bertemu dengan bright.

"Sayang udah ya, daddy nanti marah kalo liat papa ke kantornya. Liat foto daddy aja ya nak? " ucap win lembut pada calon Anak-Nya dengan mengusap lembut perutnya.

Nyatanya. Ketakutan pada diri metawin semakin menambah kian harinya.
Berkali-kali menolak kemauan sosok mungil dalam perutnya yang semakin membesar kian harinya.
Ia tak mengira adegan ngidamnya akan berkaitan dengan sang suami.

Segala ia lakukan sendiri  pertanyaan dari orang sekitar, mengenai keberadaan suaminya
Selalu menjadi tekanan bagi dirinya.

Pandangan iba selalu ia terima, bahkan dari dokter kandungan.

Berpisah saat usia kandungannya 4 bulan bukanlah hal mudah bagi metawin. Apalagi malaikat kecilnya yang selalu menginginkan bertemu dengan sang daddy.
Win sering melihat bright berdiri didepan loby apartemennya. Ia ingin memeluk badan kekaar itu namun apa daya ketakutannya mengalahkan segalanya.

Sekarang usia kandungannya memasuki bulan ke-6 yang artinya 3 bulan lagi perjuangan metawin untuk bertemu dengan sosok mungil nya dan 2 bulan sudah bright berpisah rumah dengan sang suami.

"Tiga bulan lagi ya nak, terimakasih sudah mau berjuang bersama papa nak terimakasih sudah menjadi kekuatan papa" ucap metawin lembut dengan tangan yang tak henti-hentinya mengusap perutnya.

Kehidupannya banyak berubah, tentu saja ia sudah mulai terbiasa melakukannya sendiri.
Sangat berat memang apalagi ketika sang anak menginginkan daddynya.

Ia masih berharap pada sang suami menerima kehadiran anaknya ditengah mereka.

Meski metawin berusaha terlihat baik, namun rasa takutnya tetap menghantui perasannya.

Win beranjak dari sofa yang ada diapartemen nya. Tidur siang tidaklah buruk, demi menghilang kemauan sang bayi yang ada didalam perutnya dan mengabaikan jika sang bayi ingin menemui daddynya.

Ting tong...

Ketika win baru beberapa langkah menuju kamarnya tiba-tiba bel apartemennya berbunyu.

Entah siapa yang berkunjung disiang hari bolong seperti ini.

Ceklekk...

Pintu terbuka dan menemukan pria berbadan tegap sedang berdiri membelakanginya.

Ia tahu siapa pria itu, pria yang tidak ingin dia temui selama beberapa bulan.

"Ma.. Mas brii" panggil win lirih ketika ia tahu siapa yang berkunjung ke apartemen nya.

Ketika bright mendengar win menyebutkan namanya seketika dia berbalik.

Menemukan win dengan raut wajah terkejut dan badan yang kian menurun. Tidak seperti dijaman mereka pacaran dulu. Gembul.

Ada rasa kecewa, marah dan menyesal dalam diri bright ketika melihat win yang seperti sekarang oleh akibatnya.

"Win" panggil bright lirih ketika win sudah ada didepannya.

"Mas mau ngapain kesini?" tanya win sambil menetralkan raut wajahnya, dan seketika tangannya menyentuh bayi yang ada didalam perutnt.

"Aku gatau tadi mau ke restoran tapi entah kenapa firasat ku menginginkan aku kesini. Maaf telah mengganggumu win" ucap bright lirih dan menundukkan kepalanya, ia tidak bisa berkontak mata langsung dengan win.

'Apa ini ikatan batin seorang anak dan daddynya? 'Ucap win dalam hati.

"Mas mending masuk aja ga enak diliat tetangga nanti" ucap win sambil melebarkan pintu apartemen nya untuk bright masuk.

HUSBAND ||BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang