2.0 - V͞a͞k͞s͞i͞n͞a͞s͞i͞ ͞M͞a͞l͞w͞a͞r͞e͞

172 8 5
                                    

Malam berjalan dengan Bulan di tangannya. Kegelapan melebar lebih dalam, dicat biru di atas biru seperti goresan kanvas pada satu waktu. Kulihat kerlip di langit yang muncul dari kejauhan.

Aku mulai tersenyum.

Meskipun sebuah dunia virtual, Jagad sengaja dibuat sempurna untuk menyimulasikan hukum fisika sebagaimana kenyataan. Mulanya, ia adalah metaverse kecil khusus bagi para penyandang cacat untuk membantu mereka menyesuaikan diri di lingkungan pasca rehabilitasi implan prostetik. Namun, ramai orang yang menggunakan tempat ini untuk bertransaksi, bahkan untuk sekedar merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang cyborg. Dan sekarang, ia terus berkembang pesat menjadi alam virtual yang sangat luas dengan berbagai macam hal dan kemungkinan yang tak terbatas.

Kulepaskan tubuhku melayang, tenggelam di antara mulut jurang. Tekanan angin menggerayang sela-sela pakaian dan rambutku yang hitam. Kurasakan tubuh ini ditarik ke atas. Sesuatu mencengkram, memasukkanku ke dalam rongga dadanya yang dijejali kabel dan panel kendali. Exo-suit, sebuah lapis baja mekanis yang dilengkapi persenjataan dan kecerdasan buatan. Setiap unitnya ini dilengkapi dengan kursi pelontar yang dapat menjaring pilot melalui sensor gerak yang canggih. Ketika kokpit tertutup, visualku sudah dikelilingi antarmuka holografik, dan aku pun dibawa melesat ke udara.

Beruntung, Athen4 sudah mengatur segalanya untukku. Saat semua ini berakhir, aku akan berterima kasih dengan benar kepadanya.

"𝚂𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚋𝚎𝚛𝚐𝚊𝚋𝚞𝚗𝚐, 𝙿𝚒𝚕𝚘𝚝." Suara kecerdasan buatan itu menyambutku. "𝙿𝚎𝚖𝚒𝚗𝚍𝚊𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚎𝚝𝚎𝚔𝚜𝚒 𝚊𝚗𝚘𝚖𝚊𝚕𝚒 𝚖𝚘𝚍𝚞𝚕 𝚊𝚕𝚐𝚘𝚛𝚒𝚝𝚖𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚊𝚐𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚛𝚏𝚞𝚗𝚐𝚜𝚒, 𝟺𝟾𝟸 𝚖𝚎𝚝𝚎𝚛 𝚝𝚒𝚖𝚞𝚛-𝚕𝚊𝚞𝚝."

Kualihkan perhatian pada pintu gerbang benteng. "Mereka sangat banyak. Bisakah kita mendekat?" kataku, menunjuk ke arah lokasi pendaratan.

"𝙼𝚎𝚛𝚎𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗𝚍𝚊𝚜𝚒, 𝚊𝚐𝚊𝚛 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚞𝚗𝚒𝚜𝚒 𝚌𝚕𝚞𝚝𝚜𝚎𝚛. 𝙸𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚔𝚎𝚞𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚊𝚛𝚎𝚊 𝚔𝚎𝚛𝚞𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚞𝚊𝚜, 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒𝚐𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚗𝚌𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚊𝚛𝚊𝚝."

"Lucuti fragmentasi eksplosif, gunakan protokol bom pembakar sebagai gantinya. Aku perlu menciptakan pembatas api guna menghalang jalan masuk makhluk-makhluk itu mundur ke benteng."

"𝙼𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚜𝚎𝚗𝚓𝚊𝚝𝚊𝚒 𝚛𝚞𝚍𝚊𝚕 𝚗𝚊𝚗𝚘-𝚝𝚑𝚎𝚛𝚖𝚒𝚝𝚎."

Aku tau. Menggunakan senjata pembakar di tengah-tengah kondisi ekstrim seperti ini, mungkin tidak akan terlalu berarti. Suhu dingin dapat mengganggu reaksi kimia berantai dari ledakan itu. Sehingga, efek pembakaran yang dihasilkan tidak akan berlangsung lama. Tak 'kan kuambil resiko ini, jika tidak benar-benar yakin. Aku tau betul apa yang kulakukan.

"Aku ingin kau mempertahankan pintu masuk itu selama mungkin, sementara aku menerobos dan menyerbu benteng."

"𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊𝚒 𝚜𝚊𝚢𝚊. 𝙰𝚝𝚑𝚎𝚗𝟺 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚕𝚒𝚜 𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚐𝚎𝚕 𝚋𝚊𝚛𝚞, 𝚔𝚑𝚞𝚜𝚞𝚜 𝚍𝚒𝚐𝚞𝚗𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚙𝚘𝚛𝚝𝚊𝚕 𝚒𝚗𝚒. 𝙰𝚙𝚊 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚜𝚎𝚐𝚎𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚗𝚍𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊?"

"Sinkronkan segel itu pada pedangku. Lagipula, aku tidak akan menggunakannya lagi setelah ini," balasku.

Athen4 memanglah seorang PROXY yang mengagumkan. Banyak portal anomali sudah disegel melalui metode khususnya. Dengan mengeksploitasi perilaku target, Athen4 menggunakan teknik virtualisasi CPU dan mengodekan malware spesial untuk dieksekusi sebagai hypervisor. Program yang katanya ia tulis sendiri itu mampu memeriksa seluruh keadaan sistem dan menyebabkan perilaku apa pun dengan hak istimewa penuh. Kami menyebutnya vaksinasi malware. Cara ini terbukti ampuh untuk memperbaiki bug di dalam Jagad.

Aku segera bersiap. Kuaktifkan mode penerjun menggunakan wingsuit sebelum meloncat kembali dengan kursi pelontar. Jubah ini membuatku melayang-layang sejenak supaya dapat menentukan lokasi pendaratan yang cocok. Sistem pengindra malam, membantuku mengetahui posisi musuh dan di mana tempatku 'kan mendarat.

Dari langit, para monster itu tampak berkerumun di sekitar benteng. Tiba-tiba! Dentuman yang sangat keras menyusul di belakang mereka. Itu terdengar seperti seseorang menjatuhkan gunung dari ketinggian awan, suara menggema yang dalam dan saling bersahut-sahutan. Rencanaku membuahkan hasil.

Dinding api raksasa mulai terbentuk, diikuti kabut putih tebal yang membatasi pandangan, memisahkan gerombolan monster menjauh dari gerbang benteng. Siapapun yang melewatinya segera dihabisi oleh robot super yang barusan kukendarai—exo-suit.

Sepuluh meter dari gerbang, kudaratkan diriku di sini. Jubah penerjun yang kugunakan otomatis menggulung dirinya sendiri ketika kaki ini menjejak bumi. Beberapa cakar dan taring segera menyambut, namun mereka langsung tercerai-berai oleh tebasan pedangku.

Demi mencapai aula utama, harus kubasmi habis siapapun yang menghalangi koridor. Portal anomali itu seharusnya berada di sana, berdasarkan sinyal dari sensorku. Yang perlu kulakukan hanyalah menancapkan Excalibur pada sentral lubang hitam berpancaran bias kerak terusi itu, lalu membiarkan segel yang sudah terkodifikasi bersama pedangku ini bekerja.

30 menit bagai bertarung dalam neraka. Kurasa, robot exo-suit itu sudah mereka hancurkan berkeping-keping. Buktinya, gelombang makhluk-makhluk itu makin beringas.

Mereka mencoba menghentikanku. Detik demi detik, jumlah yang datang kemari pun semakin bertambah saja. Apakah aku akan sanggup melewati semua ini? Tenagaku sudah terkuras habis. Namun, aku tetap berusaha tenang.

Apapun yang terjadi, harus kupertahankan proses penyegelan ini, karena ini adalah misi terakhirku. Jika tidak, aku 'kan kehilangan segalanya.

Perlahan-lahan, tubuhku memudar. Barangkali, seperti ini rasanya menjadi satu dengan embun. Terhanyut dan larut, kekhawatiran, problema, pikiran, mereka lebur ke dalam derai putih kedamaian.

Sesorang pernah berkata bahwa jika kau mati, semua hal yang cepat dan indah dan cerah akan dikubur bersamamu.



Bersambung ....

Jagad 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang