VANILLA SKY (CHAPTER 2)

177 19 3
                                    

Suasana lobi rumah sakit mendadak ramai oleh segerombolan pengawal dengan setelan jas rapih yang berjalan di belakang tubuh seorang pria yang merupakan bos besarnya. Derap langkah sepatu mereka teratur, tapi tidak berisik. Bahkan gerakan mereka saat berbelok dan memasuki lift pun terlihat kompak seolah memang sudah dilatih sejak lama. 

Kecemasan terlihat begitu jelas di raut wajah sang pemimpin. Meski usianya sudah tergolong senja, tapi tubuh pria itu tetap tegap, ayunan kakinya kuat berayun didorong keinginan untuk segera sampai ke sebuah ruang rawat. Aura penuh dominasi dan kekuasaan menguar di sepanjang lorong rumah sakit. Perjalanan dua belas jam menggunakan pesawat tidak membuat langkahnya lantas memelan. Setelah mendapat kabar tentang kondisi sang anak di Korea, dia segera menghentikan semua kegiatan bisnis di luar negeri. Perasaan pria itu tidak karuan. Terutama saat sang anak buah mengatakan bahwa hanya putra bungsunya yang mampu diketemukan dan dibawa pulang ke Seoul.

"Sebelah sini, Tuan. "

Pintu ruang rawat berkelas president suite itu dibuka oleh salah satu pengawal yang sedang berjaga. Tidak ada satu pun dari mereka ikut masuk. Semua menunggu di luar dalam posisi berdiri yang rapih.

Tuan Lee Changsub melangkah lebih dekat ke arah ranjang. Menghampiri seorang dokter  yangsedang memeriksa semua perkembangan alat vital di monitor. Dia menoleh, lekas mengangguk dan tersenyum.

"Kau benar-benar tidak sabaran. Bukankah aku sudah bilang kalau dia baik-baik saja? Apa selama perjalanan kemari kau menyangkal sudah seberapa rentanya tubuhmu?" 

Dokter itu menepuk dan memeluk  tubuhTuan Lee lembut serta penuh pengertian. 

"Jangan khawatir, anakmu kuat. Dia bisa bertahan dalam kondisi stabil hampir tanpa kejang atau gegar otak selama perjalanan kemari." 

Tuan Lee tersenyum. Dia mengamati kondisi Mingyu lekat sambil berpikir tindakan apa yang akan ia lakukan setelah ini. Musuh mereka rupanya lebih berani. Proyek pembangunan kasino di Jeju sebenarnya tidak mudah disentuh oleh pihak manapun. Perusahaan Howlin yang bernaung di bawah Lee Coorporation adalah satu-satunya pemegang tender untuk menangani mega proyek tersebut.Namun banyak pihak yang keberatan, mengingat kompensasi untuk setiap lahan yang dipakai ternyata masih bermasalah. 

"Kita bahkan belum memulainya, tapi semua orang sudah tidak sabar untuk meletakkan tangan-tangan kotor mereka." 

Dokter Han mengangguk paham. Dia remas lembut bahu sahabatnya. 

"Banyak hal yang terjadi selama bertahun-tahun. Jangan salahkan kedua anakmu kalau mereka memiliki jiwa ambisius yang sama denganmu dulu. Aku ingat sekali bagaimana aku berulang kali harus menghadapi tekanan di atas meja operasi karena kau hampir mati setiap kali kau menjalankan sebuah proyek. Dunia di luar sungguh kejam, dan tidak semua orang memiliki pola pikir tenang sepertimu, termasuk anak-anakmu sendiri. Mereka ingin terlibat penuh dalam pembangunan kasino itu, kau seharusnya mengendalikan sebagian ego yang Soo Hyuk dan Mingyu miliki, bukan?"

"Entahlah." Sang sahabat menggeleng lemah. Tuan Lee kemudian menghela nafas. Rasanya begitu berat. Sudah lama sekali ia ingin berhenti, dan dia tahu Soo Hyuk sudah lebih dari siap untuk melanjutkan posisi kepemimpinan. Lalu kejadian ini tiba-tiba muncul. Akan jadi bencana berikutnya kalau sampai musuh tahu bahwa anak pertama Lee Changsub menghilang setelah insiden baku tembak. 

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" 

Pertanyaan Dokter Han membuat mata Tuan Lee mengerjap. 

"Aku akan tinggal di sini sampai Mingyu pulih sementara yang lain berbagi tugas untuk mencari kakaknya."

"Itu lebih baik, lakukan semuanya dengan hati-hati. Sementara itu aku mengawasi Mingyu selama berada dalam perawatan."

"Dia masih belum sadar? " Tuan Lee menoleh pada tubuh anaknya yang terbaring lemah.

VERSELUFT || RAVN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang