Sudah beberapa pagi, Youngjo selalu terbangun di ranjang besar milik Soo Hyuk. Di sebagian waktu pakaiannya masih utuh, tapi sebagian waktu lain, dia lebih banyak terjaga dalam keadaan telanjang. Hanya helai bagian dalam seprai tipis yang menutupi perut sampai ke pahanya. Seperti pagi ini, dimana ia meringis saat kakinya digerakan untuk berusaha duduk. Soo Hyuk tidak mau berhenti bercinta sampai pukul tiga dini hari. Tidak peduli sudah seperti apa Youngjo menangis dan memohon, pria itu akan semakin bersemangat menghunuskan penisnya pada lubang Youngjo yang selalu sempit meski sudah disetubuhi berkali-kali.
Lalu kemana pria itu sekarang?
Youngjo lebih sering mendapatinya lenyap di pagi hari. Meninggalkan sisa aroma parfum dan aftershave yang masih melekat di pipi Youngjo yang ia kecup sebelum berangkat kerja.
"Kau sudah bangun rupanya. "
Youngjo menoleh dan lekas menarik selimut sampai ke dada saat melihat Jinsik masuk. Anak itu tersenyum lebar, memandangi Youngjo sambil menaikkan sebelah alis.
"Aku minta maaf, apa aku mengganggumu?"
Youngjo menggeleng. "Aku- kebetulan baru bangun."
Tangannya menggaruk kepala yang tidak gatal. Dia berusaha menyembunyikan wajah bersemu karena menahan malu dilihat dalam keadaan tidak berbusana seperti itu.
"Kau mengalami malam yang menyenangkan ya, sepertinya?" Jinsik berjalan menghampiri, bersandar ke jendela dan menyilangkan kedua tangan.
"Tidak_ aku."
Youngjo memaksakan diri langsung beringsut turun dari ranjang. Kakinya membelit ujung selimut, kalau sampai Jinsik tidak sigap menahan tubuh bongsor itu, dia pasti sudah terjerembab.
"Duduk dulu, apa ada yang terasa sakit?"
Sementara Jinsik membantunya kembali duduk di tepi ranjang karena melihat ringisan Youngjo, pemuda itu bersusah payah mempertahankan posisi selimut yang menutupi tubuh.
"Seharusnya kau tetap berada di atas ranjang. Kau mau mandi? Aku bisa menyiapkan air hangat untukmu," tawar Jinsik.
"Tidak- tidak usah, aku hanya ... sedikit merasa agak linglung karena belum terbiasa."
"Belum terbiasa?" senyum Jinsik sedikit meledek.
"Maksudku bangun sesiang ini. Aku biasa bangun pagi dan menyiapkan segalanya."
"Well, tidak ada yang salah dengan bangun lebih siang karena semalaman bercinta," sahut Jinsik sambil menarik kaki Youngjo agar terjulur. Dia menyentuh lutut pemuda itu. Terlihat sedikit memar kemerahan.
"Daddy membuatmu berlutut terlalu lama ya? Apa dia bersikap kasar padamu, Paman?"
"Kau tidak usah khawatir." Youngjo menyingkirkan perlahan tangan Jinsik. "Aku baik-baik saja."
Youngjo berdeham, mencoba mengurangi kecanggungan karena sorot mata Jinsik yang tidak mau berpaling dari kedua kaki telanjangnya.
"Kau tidak pergi kemana-mana? Apa kau membutuhkan sesuatu? " tanya Youngjo.
"Ah, ya. Aku bermaksud meminjam dasi Daddy."
Perasaan lega langsung merayap di dada Youngjo saat Jinsik beringsut turun dari ranjang dan berjalan menuju lemari ayahnya.
"Kau harus menghadiri sebuah acara?"
Jinsik mengangguk. "Upacara kematian," katanya sambil memilah milih dasi. Dia lalu mengambil sebuah dasi berwarna abu-abu dan biru navy. "Bagaimana Paman? Mana yang lebih bagus?" Jinsik mengangkat kedua benda itu.
Dari tempatnya duduk, Youngjo merasa heran. "Bukankah seharusnya kau memakai dasi hitam saja untuk acara pemakaman?"
"Yah, tidak seru. Aku tidak suka kalau penampilanku sama dengan orang lain, " cebik Jinsik. Dia kembali menghadap ke lemari dan memilih dasi lain dari puluhan dasi yang dimiliki sang ayah.

KAMU SEDANG MEMBACA
VERSELUFT || RAVN
Hayran KurguRavn berhak dicintai lebih luas dari Universe. Ravn berhak memiliki galaksinya sendiri untuk menjalani berbagai macam cerita yang lebih luas dari semesta.. Ravn dan Kim Youngjo adalah dua karakter berbeda. Semua bisa menyatu dalam setiap cerita. T...