Bab 63. Kencan Pertama

2.1K 84 2
                                    

▪︎ Happy reading
︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya

~~~

Hari Sabtu, Bagas berniat untuk mengajak Alesha kencan. Baru saja dia hendak menelepon wanita itu, tetapi kekasihnya tersebut sudah melakukannya terlebih dulu. Dia segera turun dari kasur dan berlari ke pintu. Pria itu tersenyum sambil merapikan rambut yang masih acak-acakan ketika melihat Alesha sudah berada di hadapannya.

"Saya boleh masuk, Pak?" tanya wanita itu dengan mengangkat barang yang ditentengnya.

Tanpa menjawab, Bagas membuka pintu lebih lebar agar kekasihnya itu bisa masuk. Alesha tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung menerobos masuk.

"Saya baru aja mau nelepon kamu buat ngajakin kencan. Eh, malah kamu udah di depan aja."

"Nggak apa-apa, Pak. Kita kencan di apartemen aja. Kita masak buat sarapan dan makan siang. Kita bisa nonton film sepuasnya gratis tanpa harus bayar tiket dan beli cemilan."

Bagas memeluk Alesha dari belakang ketika wanita itu sedang menata barang di meja dapur. Dia menumpukan dagunya di pundak Alesha.

"Kamu, tuh, pinter banget soal beginian. Udah pengalaman, ya?"

Alesha mengernyit lalu berbalik menghadap Bagas. Pria itu tetap memeluk pinggangnya sambil menaikkan alis.

"Maksud Bapak apa, nih? Pengalaman gimana?"

Bagas tersenyum lalu mencubit hidung wanita di hadapannya itu dengan gemas. Dia tidak percaya dengan kekasihnya yang cantik itu. Mungkin saja Alesha sedang berpura-pura tidak mengerti.

"Kamu itu pura-pura nggak tau atau mau jebak saya?"

"Ih, Bapak!" protes Alesha sambil menyingkirkan tangan bosnya itu dari hidung. "Saya beneran nggak ngerti maksud pertanyaan Bapak tadi. Emangnya siapa yang berpengalaman? Saya? Pengalaman dalam hal apa ini? Kalo soal masak, sih, saya emang jago."

Bagas memosisikan kedua tangan di samping kanan dan kiri tubuh Alesha. Pria itu mengurung wanitanya yang bersandar di meja dapur. Perlahan, dia mendekatkan wajah ke arah wanita yang memundurkan kepala itu. Dia sengaja menggoda kekasihnya dengan menatap lekat bibir yang menutup rapat itu.

"Yakin kamu nggak berpengalaman soal begini?" tanya pria itu dengan mengusap bibir Alesha menggunakan tangannya.

Alesha melebarkan mata dan langsung melayangkan serangan dengan memukul-memukul dada Bagas. Wanita itu mendorong pria di hadapannya dengan sekuat tenaga. Setelah Bagas menjauh, dia meletakkan kedua tangan di pinggang sambil menyipit menatap kekasihnya.

"Oh, jadi Bapak udah berpengalaman banget, ya, soal begituan? Udah berapa cewek yang Bapak bawa masuk ke sini? Dan ngelakuin hal kayak tadi itu?" Kemudian, Alesha berdecak dengan tetap menatap tajam pria itu.

"Belum-belum kamu udah ngelakuin kekerasan sama saya. Sakit tau pukulan kamu itu." Bagas mendekat lagi dan langsung menarik Alesha ke dalam pelukannya. "Nggak ada wanita lain yang saya bawa masuk ke apartemen ini. Baru kamu sebagai kekasih saya. Palingan cuma Mbak Dewi. Selebihnya nggak ada."

"Bohong!"

Bagas mengendurkan pelukannya lalu menatap Alesha lembut. "Kamu nggak percaya? Satu-satunya wanita yang pernah nyium saya itu, ya cuma kamu," ucapnya dengan menyentuh hidung kekasihnya yang kembang kempis itu.

"Ih, Bapak! Kan, saya jadi malu. Udah, ah. Mending Bapak mandi sana. Bau acem, tau." Alesha melepaskan diri dari pelukan Bagas sambil menjepit hidungnya dengan telunjuk dan jempol.

His Secretary [TAMAT] - SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang