Episode 6

2.5K 106 20
                                    

"Kau siapa? Dimana Jimin?"

Yoongi pada akhirnya bertanya saat kembali menatap laki-laki itu.

Laki-laki tampan berwajah tegas itu hanya diam saja tapi tatapannya tidak lepas menatap Yoongi.

Yoongi yg baru sadar kalau tubuh atasnya yg polos menjadi pusat perhatian laki-laki itu pun sedikit salah tingkah, tapi dirinya mencoba untuk tidak peduli, toh dirinya tidak benar-benar telanjang, masih ada selembar selimut yg menolongnya.

"Apa kau tidak mendengarku?" Yoongi kembali bersuara.

Laki-laki itu tersenyum kecil kemudian bangkit dan berjalan mendekati ranjang, kedua tangannya masuk ke dalam saku celana, semakin menambah sisi misteriusnya.

"Aku juga mencari Jimin. Kurasa kau yg terakhir bersamanya" kata laki-laki itu datar.

Yoongi menelan ludahnya kasar, tenggorokannya kering akibat bangun tidur ditambah lagi tatapan tajam laki-laki itu yg seolah mengintimidasinya semakin membuatnya cekat. Sial

"Kau tidur dengan Jimin semalam?"

Yoongi mengerutkan dahinya heran, hey! apakah ini saat yg tepat untuk bertanya hal semacam itu? Menurutnya pertanyaan dimana Park Jimin jauh lebih penting ketimbang mengetahui masalah tidur.

"Kau ini sebenarnya siapa?" desak Yoongi, dirinya enggan menjawab pertanyaan laki-laki itu sebelumnya.

Laki-laki itu malah mengedikan bahu juga tidak mau memjawabnya malah berbalik badan kembali ke singgahsananya. Setelahnya ia berkutat dengan smartphone miliknya.

Melihat itu Yoongi cukup kesal, rasanya ingin sekali menjambak rambut laki-laki tersebut, memaksanya sekuat tenaga demi mendapatkan jawaban. Namun dirinya hanya menghembuskan nafanya keras, emosi bar-barnya bagaimanapun juga harus ia tahan apalagi mereka tidak saling kenal.

"Kau sudah mencoba menghubunginya?" Meski kesal, Yoongi tidak putus asa untuk bertanya.

"Dia tidak membawa ponselnya. Tuh!" Jawab laki-laki itu seraya menunjuk ke arah meja nakas dengan dagunya. Rupanya dia masih waras untuk diajak bicara.

Yoongi menoleh ke arah yg dituju dan benar saja ponsel milik Park Jimin tergeletak di meja itu. Yoongi pasrah, ia mencoba untuk tidak peduli dengan keberadaan Jimin, toh dirinya juga sudah dibayar penuh.

"Apa kau bisa menunggu Jimin di luar saja? Aku ingin ganti baju" kata Yoongi

Sejujurnya Yoongi bukan hanya ingin berganti baju, ia juga ingin membersihkan diri dulu sebelum pulang. Sialnya kamar mandi harus melewati si laki-laki angkuh itu. Jangan lupa dirinya masih setia tanpa busana, pakaiannya berceceran entah dimana, bagaimana ia bisa pergi coba? Dan satu hal yg perlu diingat, dirinya tidak akan pernah membiarkan satupun orang mampu melihat tubuh telanjangnya!

Lagi-lagi hanya hampa yg diterima Yoongi, ia mengepalkan kedua telapak tangannya, emosinya benar-benar diuji menghadapi laki-laki ini.

"Kau benar-benar tidak mendengarku? Aku berbicara padamu! Aku harus ganti baju, keluarlah dulu!"

"Yak!"

"Kau! Haiiishh~"

Yoongi menghembuskan napasnya putus asa, sepertinya tidak akan ada gunanya. Apa-apaan laki itu, apa dia sengaja menolak pergi berharap melihat tubuhnya, huh?! Yoongi tahu isi kepala laki-laki mesum macam dia, tidak salah lagi.

Tapi jangan harap, Yoongi tidak semudah itu memberikan tontonan gratis. Dengan kekesalan yg luar biasa, Yoongi menarik selimut tebalnya berusaha membungkus dirinya, setelah itu ia beranjak dari kasur.

Yoongi mencari keberadaan pakaiannya kemudian memungut benda-benda itu dengan susah payah, setelahnya ia kembali ke tujuan utama yaitu ke kamar mandi.

Tepat setelah melewati si laki-laki yg masih setia dengan ponselnya, Yoongi mendengus dan mengumpat.

SIDE JOBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang