4. BLUISER & GANESHA

18 4 0
                                        

Playing Now| The Way I Loved You
- Taylor Swift

-o0o-

4. BLUISER & GANESHA

Suara motor bergemuruh memasuki kawasan sekolah. Lima pemuda dengan jaket hitam kulit dengan tulisan terpampang 'Bluiser' berhasil menarik semua perhatian siswa-siswi di pagi hari itu.

Jaya melepas helm berwarna hitam miliknya. "Gue udah cakep ga?" tanyanya sambil memainkan rambutnya kearah belakang.

"Sok iye lu." Galang terkekeh. "Gue kok punya temen kaya lu, mana namanya kayak tukang ojek lagi." Galang melangkahkan kakinya meninggalkan keempat temannya.

"Kurang ajar lu, Lang. Ntar ulangan gue ga bagi jawaban," teriak Jaya menunjukkan Galang mendapat kekehan kecil dari Galang.

Satu pukulan kecil menghampiri kepala Jaya. "Jawaban masih nerima dari Al, belagu lo."

"Ye gue bisa pintar kaya Al tau ga," ujarnya membelah diri.

Al menggeleng kepalanya. Mengajak ketiga temannya memasuki kelas di pagi cerah ini.

Brukk

Suara buku berjatuhan menghentikan langkah tiga cowo berjaket kulit. Memutar kepalanya mencari sumber suara.

"Duhh, kok bisa jatuh sihh?" keluhnya sambil berlutut merapikan buku yang terjatuh dari telapak tangannya.

Ketiga cowo berparas tinggi itu melihat cewe itu kesusahan memperbaiki buku yang berjatuhan.

Galang menyenggol tangan Nando. "Bantuin cewe lo noh."

Nando tersenyum smirk. "Bapak mu! Gue ga sudi bantuin cewe yang udah nyiram gue." Nando melangkahkan kakinya tanpa bantuan sedikit pun kepada Kayleen.

"GUE GA PUNYA BAPAK, NAN!"

Bara menyentil telinga Galang. "Ga punya bapak kok bangga lu."

Galang terkekeh. "Sini gue bantuin deh Kay. Kasian lo," ujarnya sambil menumpuk beberapa buku.

"Gausah aku bisa sendiri."

Perkataan Kay tidak di indahkan Galang. Dirinya tetap merapikan buku yang berserakan. "Lo ambis banget kayaknya, buku aja bejibun."

Kay tersenyum. "Makasih ya kak."
Dirinya hendak melangkahkan namun ditahan Galang.

"Sini gue bantuin ke kelas."

Kay menggeleng. "Gausah Lang. Gue bisa sendiri kok. Tadi kesenggol aja sama yang lain makanya jatuh."

Galang mengangguk tidak mau memaksa Kay. "Okelah, gue duluan. Hati-hati," ujaran Galang mendapat anggukan Kay.

"Susst."

Suara dari belakang berhasil membuat Kay terpelonjak kaget. Keningnya mengernyit mengatakan bahwa dirinya tidak mengenal siapa orang itu. Kay tetap berjalan.

"Mau gue bantu ga Kay?"

Kay menggeleng tanpa berkata satu kata pun. Gadis itu tetap fokus berjalan lurus menuju kelas.

DEADLINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang