Bunda Anne lalu pergi menghampiri anak-anak panti dan menyuruh mereka masuk ke dalam rumah untuk makan malam, setelah makan malam Mew dan Gulf duduk berdua di bangku taman depan panti
"Bagaimana Gulf apa kamu suka phi aja kesini?" tanya Mew
"Suka phi, Gulf sangat suka walaupun anak-anak disini memiliki keterbatasan mereka tetap bermain dengan ceria dan penuh semangat, mereka juga sangat sopan dan baik" ujar Gulf
"Syukurlah kau suka, phi sudah sering kesini sejak kecil" ujar Mew
"Yah aku tau kok, tadi bunda sempat cerita" ujar Gulf
"Apa saja yang bunda ceritakan padamu?" tanya Mew penasaran
"Bunda bercerita alasan kenapa disini tidak ada pohon mangga" ujar Gulf dengan nada meledek
"Sepertinya bunda hanya bercerita keburukanku saja" ujar Mew sambil menahan malu jika mengingat kenakalannya dulu
"Aku jadi lebih penasaran dengan cerita masa kecilmu lagi phi" ujar Gulf
"Tidak semua cerita masa kecilku itu menyenangkan Gulf" ujar Mew dengan nada sedih
"Maksudmu apa phi?" tanya Gulf bingung
"Ibu ku bisa berteman dengan bunda Anne karna ibu pernah menjadi salah satu dari anak-anak disini Gulf" ujar Mew
"Maksud phi Mew" ujar Gulf terkejut
"Ya Gulf, ibuku adalah orang yang memiliki keterbatasan dia bisu, karna itu dari kecil aku sudah diajarkan bahasa isyarat agar dapat berbicara dengan ibuku sendiri" ujar Mew
"Kau tau Gulf sebenarnya aku sangat ingin membawamu menemui Ibuku tapi sayang dia pergi ke tempat yang tidak bisa kita datangi, dia sudah tenang disana" ujar Mew lagi
"Maaf jika pertanyaanku ini membuatmu tersinggung phi, tapi bagaimana ibumu bisa meninggal?" tanya Gulf penasaran
"Tidak apa-apa kok Gulf aku mengerti, sebelum itu aku akan ceritakan dulu jika ibu dan ayahku sebenarnya menikah karna dijodohkan" ujar Mew
"Ayahku tidak pernah mencintai Ibuku, dia bahkan berselingkuh dengan wanita lain saat ibu sedang mengandungku, dan saat aku berusia 7 tahun ayah membawa pulang seorang anak laki-laki berusia 5 tahun yang dia akui sebagai anaknya dengan selingkuhannya" lanjut Mew sungguh cerita Mew membuat Gulf kaget tidak bisa berkata-kata
"Awalnya Ibuku menerima anak itu tapi anak itu mulai mengambil semua perhatian ayahku bahkan sampai ayahku mengabaikan keberadaan aku dan ibuku, tentu ibuku merasa sakit hati tidak lama setelah itu ibu mulai sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal saat aku baru berusia 9 tahun" ujar Mew mengakhiri ceritanya dengan mata yang berkaca-kaca
Gulf benar-benar diam seribu bahasa, dia tidak tau respon seperti apa yang harus dia berikan, tentu Gulf merasakan sedih tapi melihat Mew bisa tumbuh menjadi Mew yang sekarang dengan masa lalu seperti itu membuat Gulf merasa bangga dan beruntung bisa mengenal Mew
"Phi Mew jangan sedih ya, disini banyak yang sayang sama phi Mew kok anak-anak panti, bunda Anne sayang sama phi Mew, aku juga sayang sama phi Mew" ujar Gulf mencoba menghibur Mew
"Terimakasih ya Gulf, kamu benar-benar seperti malaikat di hidup phi" ujar Mew berhasil membuat Gulf tersipu malu
"Emmm ngomong-ngomong phi hebat banget bisa bahasa isyarat, nanti ajarin Gulf juga ya phi" ujar Gulf menggantikan topik untuk menutupi rasa malunya
"Boleh nanti phi ajarin kamu sampai lancar" ujar Mew
Setelah mengobrol di bangku taman Mew dan Gulf masuk ke dalam rumah untuk berpamitan dengan bunda Anne dan anak-anak panti, lalu Mew mengantarkan Gulf pulang kerumahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Does Happiness Exist? || MewGulf (End)
RandomGulf seorang mahasiswa introvert semester akhir yang hidupnya bergantung pada kakaknya, sedangkan Mew seorang dosen yang di anggap killer oleh para mahasiswanya tapi diam-diam mencintai Gulf Saat mereka berdua sudah mulai dekat masalah di antara kel...