"SELAMAT KALIAN SEMUA DINYATAKAN LULUS."
Seruan dari atas podium ditengah-tengah lapangan outdor SMA Howthorn itu mendapatkan sorakan gembira dari siswa-siswi yang telah lulus hari ini.
Tawa bahagia dan tangisan haru menjadi tema kali ini. Salah satunya seorang laki-laki yang tengah berdiri dengan senyum bahagianya.
"Daaris!" Merasa namanya dipanggil laki-laki itu menoleh. Ah, ternyata orang temannya yang memanggilnya.
"Selamat ya Ris, lo dapet nilai tertinggi di angkatan kita."
"Dan juga selamat karena lo udah berani ngelawan phobia itu."
Daaris tersenyum tipis. Gista dan Kaluna, dua gadis yang mau berteman dan menerima kekurangannya.
•◇•
13, Juni 2019
Seorang siswa duduk dengan tenang dibangkunya. Didepannya terdapat dua siswi yang juga sama diamnya. Suasan canggung melingkupi ketiganya, sedikit tidak nyaman tapi mau bagaimana lagi, didepan mereka ada seorang siswa yang terkenal dengan sikap dinginnya.
Tak hanya dingin, siswa tersebut juga menjadi salah satu murid yang disukai oleh guru di SMP Celandine. Siswa pintar dan berprestasi yang sangat menghindari keramaian.
"Eee ini mau kerkom di rumah siapa?" Tanya Kaluna canggung.
"Dirumah lo aja gimana Ris?" Daaris menggeleng singkat.
"Dirumah lo aja Gis" tolaknya.
Gista hanya mengangguk meng-iyakan. Setelah menentukan jam berapa mereka kerumah Gista, ketiganya pun pulang kerumah masing-masing.
"Ris gue boleh nanya ga?"
Daaris menoleh lalu mengangguk singkat. Gista dan Kaluna saling bertatapan. Sedikit ragu untuk menanyakan hal ini. Fyi, mereka sekarang sedang berada di rumah Gista, tepatnya di ruang tamu rumah tersebut.
"Lo kan anak berprestasi nih, nah kenapa pas ditawarin jadi ketua osis lo malah nolak?"
"Lo juga kalo dideketin sama sesorang pasti ngejauh."
"Gue ga suka keramaian doang."
Keduanya kembali bertatapan. Masa cuman ga suka sama keramaian dia sampe ga mau dideketin siapa-siapa. Agak kurang memuaskan sih jawabannya tapi gapapa, setidaknya itu bisa ngurangin rasa penasaran mereka.
•◇•
13, Juli 2022
Salah satu siswi yang tengah duduk diantara dua temannya itu mengehela nafas kasar. Daaris, Gista, dan Kaluna kembali dipertemukan di SMA Howthorn.
Setelah kejadian belajar kelompok mereka jadi sedikit dekat. Tiga orang yang sering disebut sahabat oleh orang lain itu duduk dengan perasaan campur aduk. Ada yang merasa kesal, canggung, dan biasa saja.
"Kerkom kali ini mau di rumahnya siapa?" Tanya Kaluna.
Tanganya meremas pelan rok seragam sma-nya. Ia merasa dejavu saat mengatakan hal tersebut. Padahal kalimatnya biasa saja, tapi maknanya sangat luar biasa baginya.
"Terserah kalian, yang penting ga di rumah gue."
Lagi? Dari semua pertanyaan yang sama jawabannya pun selalu sama. Tolakan dari Daaris sedikit membuat Kaluna terpancing emosi. Selalu begini, setiap mereka sekelompok pasti Daaris akan menjawab pertanyaannya dengan tolakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT
Short StoryBerisikan one shoot yang tiba-tiba tercetus diotak saya ketika gabut. Jika tertarik silahkan mampir Hasil pemikiran sendiri Jika ada typo mohon dibenarkan Sekian dan terimakasih🙇🏻♀️💃🏻