Jangan lupa vote komen^^
Happy reading.
.
.
.
."Lah ceritanya udah selesai?"
Gadis itu sibuk membolak balik lembaran novel yang yang sudah selesai dia baca, berharap mendapatkan lembaran lainnya.
"Ishh ... endingnya kok ngantung banget. Siapa real antagonisnya? Mana tokoh utama meninggoy semua lagi."
Gadis itu cemburut. Dia tidak suka ending cerita seperti ini, dia lebih suka yang happy ending.
Dia itu melirik jam yang ada di dinding kamarnya, sudah jam 16.30.
Brak
"Astaga gue telat."
Dengan kasar, dia menaruh novel yang dia baca langsung mengambil handuk dan berlari ke luar kamar kosnya menuju ke kamar mandi yang berada di luar kamar kosannya.
Setelah selesai bersiap siap, dia melirik jam yang menunjukkan pukul 17.00.
Dia langsung berlari keluar kamar kosannya tidak lupa mengunci tapi dia kembali lagi masuk kedalam kamar untuk mengambil novel yang ada di atas nakas.Untung tempat kerja dekat dengan kosannya jadi, dia cukup berjalan kaki dari kosannya tapi kali ini dia harus berlari.
Ting
Lonceng dipintu cafe itu berbunyi ketika dia membuka pintu cafe dan langsung menghampiri sang manejer yang lagi berdiri dibelakang meja kasir.
"Maaf mbak yen, gue telat" ucapnya saat dia berdiri di depan kasir.
"Gapapa Zay, tapi lain kali jangan telat lagi yah."
"Iya mbak." dia sedikit bernafas lega karna manajer sekaligus pemilik tempat dia kerja sangatlah baik.
"Yaudah, siap-siap gih."
"Ok mbak."
Zayana Asela, gadis yang akan menginjak 21 tahun. Dia salah satu lulusan SMA ternama di Bandung. Setelah lulus dari SMA, dia tidak dapat melanjutkan pendidikannya didunia perkuliahan dikarnakan dia tidak punya biaya dan pemerintah hanya membiayainya sampai lulus SMA.
Akhirnya dia memutuskan untuk berkerja di cafe yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan tabungan untuk dia kuliah nantinya.
Dia juga tidak mempunyai orang tua, dia besar di panti asuhan. Dia tidak tau apakah orang tua kandungnya masih hidup atau tidak karna dia tidak pernah mencari tau karna ia rasa percuma, dia sudah dibuang.
Pukul 22.30.
Akhirnya Cafe tutup. Setelah bersih-bersih, Zayana bergegas keluar dari cafe. Dia mengedarkan pandangannya ketika matanya melihat objek yang ia cari, dia langsung berteriak.
"NAURA!"
Merasa dipanggil, gadis yang sudah duduk anteng di atas motor Scoopy berwarna merah menoleh ke belakang.
"Gausah teriak juga kali, gue gak budeg." Ucapnya saat Zayana sudah berdiri di depannya.
"Hehe sori sori, gue hampir lupa mau ngembalin ini." Zayana menyodorkan buku novel yang ia baca tadi.
"Udah selesai bacanya?"
Zayana menganggukkan kepalanya.
"Buset cepat amat kek balapan aja tapi ceritanya serukan?
"Hmm seru sih tapi gue kecewa sama ending ceritanya, masa si real antagonistnya tidak diungkapkan padahal gue udah penasaran siapa," keluh Zayana.
"Haha ... yaudah gue balik duluan yah"
KAMU SEDANG MEMBACA
MUST BE HAPPY ENDING
Teen Fiction(bukan novel terjemahan) Setelah lulus SMA, Zayana tidak mempunyai biaya untuk lanjut kuliah jadi ia memilih untuk bekerja memenuhi kebutuhannya sambil menabung untuk biaya kuliahnya tahun depan. Semuanya berjalan lancar seperti biasa tapi nasib sia...