02

14 2 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Happy reading
.
.

.......

Dia mengerjapkan matanya berkali kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ruangan putih dan bau obat obatan membuat Zayana tau dia sekarang berada di rumah sakit.

Gadis itu tidak menyangka dia akan selamat dari tabrakan maut itu. Dia menoleh ke sampingnya, ternyata ada orang lain di ruangan ini tapi Zayana tidak mengenali mereka walaupun terasa familiar.

Ada dokter yang berdiri di samping bangkar muka nya sangat mirip dengan pria paruh baya yang berdiri di samping wanita paruh baya yang sedang menangis. Yang membedakan dokter itu mempunyai tahi lalat di bawah mata sebelah kanan.

Terus ada dua pemuda yang muka mirip bedanya pemuda yang memakai baju seragam putih abu abu memiliki muka yang datar dan kaku serta memakai kacamata sedangkan yang satunya yang memakai baju olahraga memiliki muka yang lebih santai dan ada tahi lalat di dagu.

"Esy, ada yang sakit?" tanya dokter yang ada di samping bangkar

"Si ... apa es ... y?" Sudah berapa lama ia tidak sadar? kenapa tenggorokannya rasanya aneh?

"Ini, minum dulu" dokter itu menyodorkan air minum

"Kamu, gak kenal sama mereka?" dokter itu menunjuk ke arah kedua paruh baya itu.

Zayana menatap ke dua orang itu lalu menggelengkan kepala.

"Terus kamu ingat nama kamu?"

Zayana menganggukkan kepalanya. "Nama gu ... akhhh!"

Baru saja dia ingin menjawab pertanyaan dari dokter itu kepalanya tiba tiba sakit sekelebat memori muncul di kepala Zayana. Ah sial dan semuanya menjadi gelap.

Zayana sudah sadar dari satu jam yang lalu. Dia didiagnosis lupa ingatan akibat dari operasi yang ia jalani.

"Miracle Jesslyn Dirgantara, tokoh figuran di novel THE REAL ANTAGONIS. Adik dari sahabat protagonis yang meninggal ditabrak karna mengetahui rahasia dari si real antagonis"

"Dan gue sekarang jadi si tokoh figuran itu, masa gue harus mati dua kali sih?!" batin frustasi Zayana.

"Esy, ayo buka mulutnya."

Suara lembut dari samping membuyarkan lamunan Zayana. GRACE GLORIA, ibu dari si kembar dan Miracle. Di novel dia digambarkan ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya terutama putri bungsunya. Saat miracle meninggal ibunya depresi tiap malam ia menangis di kamarnya Miracle dan itu yang menyebabkan dia sangat membenci Raquella.

"Mami tau kamu gak suka bubur tapi ini ada ayamnya kok," Grace berkata sambil menyodorkan sendok yang berisikan bubur.

Akhirnya Zayana membuka mulutnya. Hatinya menghangat ketika melihat keluarga Miracle.

"Loh, kok nangis? ada yang sakit sayang?"

Zayana menggelengkan kepala,sambil menundukkan kepala ia berkata, "maafin Zay ... Esy karna lupain kalian"

"Gapapa sayang bagi mami kamu masih berada di depan mami aja mami udah bersyukur."

Didekapnya tubuh mungil Zayana, Isak tangis Zayana semakin keras karena untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasakan kasih sayang dari seorang ibu.

Grace menepuk-nepuk punggung Zayana lalu menyeka air mata Zayana. "Sttt udah ya Esy makan dulu."

Zayana menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan makannya.

MUST BE HAPPY ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang