Sebuah puisi dari ku yang menggambarkan Agha
Sebuah kisah yang membuatku patah.
Sebuah kepayahan yang pernah membuatku jatuh.
Siapa yang salah?
Akan derita susah.
Aku lelah,
torehan luka datang tak henti.
Membuat lemah sang hati.
Ingin berakhir indah,
tapi apa daya,
tak mudah melupakan hal yang sangat menyentuh.
Bagaikan tanaman di atas tanah yang tidak bertumbuh.
Laksana mendung,
yang menghitam
seperti hati ini.
Meneteskan cairan mata
seperti menurunkan hujan
Diiringi suara gemuruh,
yang semakin mendebarkan hati,
isak tangis semakin menjadi,
hujan jatuh pun semakin tinggi.
Laksana senja,
yang muncul tetiba.
Dan langsung menghilang begitu saja,
tanpa aba.
Seperti jiwa
yang retak,
hanya karena seseorang yang muncul mendadak.
Langsung pergi tanpa pamit.
Sebentar di jumantara.
Menghiasinya dengan jingga,
dan timbullah gelap gulita.
Disini,
sunyi ditambah sepi,
tidak ada yang menghampiri,
tidak ada yang meredai,
kehampaan hati yang tak berbunyi.
Sudahlah,
merasakan sendiri lebih indah
dan hadirlah tekad untuk berubah.
Berusaha bangkit dan tidak mengungkit.Ade Warni
Aceh, 10 Oktober 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHA [ON GOING]
De Todo- Ketika Senyumku Menutupi Kesedihanku Untuk Kau Bahagia 🖤 "Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hati mu, tetapi semesta berkata lain. Mungkin kita tidak ditakdirkan berjodoh, karena jodoh itu cerminan diri. Aku tidak sebaik yang kamu pikirkan, kamu...