"Nama gue keren, kok pasaran sih?"
~ Agha***
Agha dan Azzura yang dari tadi semenjak pulang diam seribu bahasa. Agha selalu melirik Azzura di kaca spion vespanya, menatapnya lama membuat Agha senyum sendiri dengan kecantikan Azzura, rambut hitamnya yang tergerai dibiarkan begitu saja dengan belah poni membuat Azzura di mata Agha terlihat menggemaskan.Tiba-tiba Agha membuka suara menanyai jalan rumah Azzura dan memalingkan cepat wajahnya dari kaca spion.
"Ra, jalan rumah Lo masih jauh nggak?" tanya Agha.
"Nggak kok Gha, itu tuh lurus habis itu kan di depan ada warung. Di depan warung itu jalan rumah gue, Lo belok kiri terus ketemu deh rumah gue." jawab Azzura.
"Oke tuan putri!"
"Nah, mulai lagi nih."
"Yaa daripada tuan putra kan mending tuan putri, hehe."
"Ah Gha banyak candanya yaa Lo." ucap Azzura terkekeh.
Setiba mereka di jalan rumah Azzura. Manik-manik mata Agha tiba-tiba saja melirik tajam ke arah tulisan papan penunjuk jalan.
"Hah, sejak kapan nama gue pasaran?" celetuk Agha.
"Apa?" tanya Azzura yang belum mengerti.
"Itu tuh!" jawab Agha sembari menunjuk ke arah tulisan papan penunjuk jalan dengan dagunya.
"Jl. Agha Makmur No 34." gumam Azzura.
"Oalah, gue kok baru sadar ternyata ada nama Lo Gha di papan penunjuk jalan itu." kata Azzura sedikit kaget.
"Gue pikir nama gue ini belum ada yang pake selain gue, ternyata? Padahal nama gue keren, A G H A." ucap Agha sambil mengeja 4 huruf namanya.
"Eh Gha, berarti kalo ada yang pake nama gitu, nama kayak Lo tuh terkenal.
Mungkin nama pembuat jalan ini juga Agha kan, dia mungkin berjasa dalam pembuatan jalan ini. Makanya dinamain nama beliau." ujar Azzura menjelaskan."Bisa jadi sih."
"Makanya gausah dipikirin. Menurut gue nama Lo keren kok."
"Ah Ra, Lo bisa aja deh."
"Eh makasih ya udah nganterin pulang."
"Santai aja Ra, gue orangnya tulus kok."
"Hehe, nggak masuk dulu ke rumah Gha?"
"Hm, nggak dulu ya Ra kapan-kapan aja gue mampir lagi."
"Oh okelah."
"Oke, gue balik ya!"
"Hati-hati di jalan ya Gha." ucap Azzura sambil melambaikan tangan kanannya pada Agha disertai dengan seulas senyumannya.
Agha hanya tersenyum dan langsung menancap pegas Vespanya. Di perjalanan pulang ia terus-terusan senyum sendiri. Kalau dia nggak pake helm mungkin dikira orang gila. Kenapa begitu? Karena lambaian tangan dari Azzura ditambah dengan senyumannya membuat jantung Agha berdetak kencang, entah karena dia geer sendiri mungkin wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHA [ON GOING]
Rastgele- Ketika Senyumku Menutupi Kesedihanku Untuk Kau Bahagia 🖤 "Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hati mu, tetapi semesta berkata lain. Mungkin kita tidak ditakdirkan berjodoh, karena jodoh itu cerminan diri. Aku tidak sebaik yang kamu pikirkan, kamu...