6. Luka

328 34 2
                                    

"Aku kembali" pintu terbuka dan masuklah Taehyun yang membawa dua buah tas plastik berisikan keperluan yang diperlukan.

"Oh kau sudah kem- Hei! Kenapa dengan pipi mu itu?! Dan juga lehermu! Apakah kau bertarung dengan preman?" Beomgyu segera melemparkan laptop di pangkuannya ke sofa empuk disana dan mendekati Taehyun setelah melihat keadaan Junior nya yang dapat dikatakan tidak baik sekarang.

Di pipi kanan Taehyun terdapat sebuah bekas tamparan berwarna amat merah, sepertinya dia ditampar oleh seseorang dengan keras karena dapat Beomgyu lihat bahwa bibir Juniornya itu sedikit sobek. Dan juga bagian lehernya yang terdapat bekas cekikan seseorang yang amat ketara.

Oh astaga! Apa yang dilakukan Taehyun hingga mendapatkan luka itu? Dirinya saja masih belum sembuh dari luka setelah kecelakaan nya dan kini Beomgyu melihat Junior nya yang mendapatkan luka entah dari mana setelah kembali dari berbelanja nya.

Taehyun hanya dapat tertawa canggung ketika Beomgyu terlihat sangat terkejut dengan keadaannya setelah kembali, sepertinya tadi dirinya terlalu khawatir jika Beomgyu akan menunggu terlalu lama dan buru-buru kembali sampai-sampai lupa akan lukanya ini. Apakah Seniornya ini khawatir terhadapnya?

"Tidak usah terkejut begitu Senior, aku tidak apa-apa. Dan lagi aku tidak bertarung dengan preman, hanya ada sedikit masalah tadi" kata Taehyun yang membuat wajah Beomgyu mendatar.

"Tidak apa-apa bagaimana? Bibirmu robek begitu apanya yang tidak papa? Masalah apa memangnya hingga membuatmu seperti ini? " Taehyun hanya diam, senyuman tipis terpasang di wajahnya. Beomgyu yang melihat senyuman itu hanya menghela nafasnya, dia tau apa arti senyuman seperti itu.

"Jika kau tidak ingin cerita tak masalah, sekarang cepatlah obati lukamu itu dan mandilah. Kau sedikit bau" ucap Beomgyu mendorong Taehyun dengan tangan kirinya agar sedikit menjauh.

Taehyun yang mendengar ucapannya refleks mencium tubuhnya. "Apa-apaan! Aku tidak bau! Hidungmu saja yang salah Senior, orang masih wangi begini" protesnya lucu lalu berjalan keatas menuju kamarnya. Beomgyu hanya terkekeh kecil melihat Junior nya itu.

.

.

.

.

.

Malam kini sudah mulai larut namun tidak ada tanda-tanda ingin tidur dari kedua pemuda ini, mereka berdua baru saja menyelesaikan makan malamnya dan sekarang ini sedang menonton TV yang ada di ruang tengah ditemani dengan beberapa snack yang dibeli Taehyun tadi.

Cukup aneh bagi Beomgyu karena rumah yang terlihat tua dan hampir rubuh dari depan ini ternyata sangat berbeda didalamnya terlebih lagi ketika disini masih ada listrik.

Meski menurut nya aneh namun dirinya tidak berbicara apapun dan hanya mengabaikan nya saja.

Di sana tidak ada suara apapun selain TV yang menyiarkan sebuah film horor, keduanya nampak sangat serius dalam menontonnya. Bahkan Taehyun hampir saja tidak berkedip tadi.

Ditengah-tengah serunya acara menonton mereka tiba-tiba hujan turun dengan derasnya di susul oleh guntur kecil yang perlahan menjadi besar. Suara dari guntur itu membuat Taehyun terlonjak kaget hingga melompat dan memeluk Beomgyu erat.

Beomgyu yang dipeluk pun dengan reflek membalas, dirinya terkejut akan serangan pelukan tiba-tiba dari Junior nya itu. Dirinya menundukkan kepalanya, melihat Taehyun yang nampak ketakutan akan guntur itu membuatnya kasihan.

"Taehyun? Hei Taehyun, kau takut dengan guntur ya? Tenanglah " ucapnya dengan lembut.

"Si-siapa? Siapa yang bilang aku takut! Tidak tuh, aku tidak takut! " elaknya dengan pipi yang sedikit merona.

Beomgyu hanya dapat menggeleng melihatnya. "Ya, ya. Aku percaya, aku percaya. Sudahlah, lebih baik kita tidur sekarang" dirinya mematikan TV yang masih menyala tadi lalu berjalan menaiki tangga, meninggalkan Taehyun yang masih berdiri disana sambil menatapnya kesal.

Beomgyu tadi sudah bertanya dimana tempatnya untuk tidur nanti jadi dirinya hanya tinggal mencari saja sebuah pintu berwarna hitam karena Taehyun berkata jika itu kamarnya untuk sementara ini selama masa permainan masih dimulai.

Setelah menemukan pintu berwarna hitam itu Beomgyu membukanya dan terkejut dengan isi di dalamnya. Kamar itu memiliki perabotan yang cukup banyak serta tertata rapi dan bersih seakan memang selalu dibersihkan setiap saat, pada awalnya Beomgyu berpikir jika kamar yang dikatakan Junior nya itu adalah sebuah kamar biasa namun ternyata tidak sama sekali.

Kamar yang ditempatinya terlihat sangat mewah dan didalamnya juga terdapat kamar mandi, juga isi lemari didalamnya adalah baju-baju yang setelah dicek nya ternyata hampir dari semua baju itu memiliki ukuran yang pas pada tubuhnya.

"Hm.. Sepertinya Taehyun memang sudah menduga jika aku benar-benar akan menyetujui permainan ini sampai-sampai baju saja sudah ada" gumam Beomgyu menatap rentetan baju-baju yang masih terlihat baru itu, bahkan ada beberapa label harga baju yang masih belum di lepas. Sangat terlihat baru dibeli.

Beomgyu mengambil sepasang setelan pajama bermotif kotak-kotak itu dan mengganti bajunya dalam kamar mandi, tak lupa juga dirinya mengganti perban miliknya itu.

Karena kata dokter Arin perban nya ini harus diganti dua kali sehari dan dirinya menurut saja dari pada kena amuk oleh wanita cantik itu.

Merebahkan dirinya di ranjang yang terasa empuk itu Beomgyu menyelimuti dirinya, dapat didengar oleh telinganya bahwa hujan masihlah turun diiringi dengan guntur guntur kecil yang terdengar.

"Yah.. Semoga saja hujan akan berhenti ketika diriku sudah bangun. Selamat malam Taehyun, selamat malam dunia"

Mematikan lampu kamarnya yang masih menyala itu Beomgyu pun memejamkan matanya, terjun kedalam dunia mimpi yang lebih indah atau buruk dibandingkan dengan dunia nyata.

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DissapearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang