4. 'Dissapear'

271 33 2
                                    

Beomgyu menatap pantulan dirinya di cermin, sekarang terlihat lebih rapi dari sebelumnya saat dia bangun. Dirinya dengan perlahan melepaskan perban yang dipasang di mata kanannya dan memasang perban yang baru dari kotak obatnya.

Puas dengan hasil mengganti perban miliknya yang cukup rapi Beomgyu segera membereskan kembali seluruh peralatan yang digunakannya dan juga membuang perban bekasnya di tempat sampah. Ternyata meski tangan kanannya sedang patah tapi keahliannya memasang perban masih lumayan bagus.

Yah, syukurlah masih bagus. Jika tidak dirinya harus meminta bantuan dari orang rumah.

Setelah sedikit bergaya didepan cermin dan mengagumi tampangnya yang ternyata masih keren dan tampan meski terluka begini Beomgyu mengambil tasnya dan turun kebawah.

Dan seperti biasanya lagi dirinya melihat anggota keluarganya yang sedang sarapan di meja makan. Beomgyu hanya melewati mereka seperti biasa juga dan sedikit melirik melihat reaksi mereka yang bahkan sekarang lebih buruk saat dirinya masih belum mengalami kecelakaan.

Jika sebelumnya masih ada beberapa yang melirik nya ataupun menoleh kini tidak ada satupun yang melakukan itu. Mereka semua hanya diam dan fokus pada makanan di piring masing-masing.

Dengan hati yang dongkol pun Beomgyu keluar dari rumahnya itu, dia segera meminta supirnya untuk berangkat dengan alasan tak ingin terlambat. Padahal dirinya hanya tidak ingin lebih lama berada di rumahnya ini.

.

.

.

.

.

Beomgyu menghela nafas, baiklah dirinya sedikit menyesal karena telah masuk hari ini. Kenapa dirinya tidak membuat surat ijin saja tadi jika dia akan berakhir di UKS sekolah nya.

Benar... Beomgyu sedang berada di UKS sekolah nya, dia saat ini sedang berbaring di sana karena di saat jam pelajaran kedua dimulai kepalanya tiba-tiba terasa pusing dan pingsan.

Sekarang Beomgyu bahkan tidak dapat keluar atau pun berdiri karena rasa pusing ini. Mungkin efek dari dirinya sendiri yang terlalu banyak berpikir dan memaksakan diri.

Maafkan pasien mu ini dokter Arin karena telah melanggar satu petuah dari mu.

Pintu UKS terbuka lalu masuklah seseorang kedalam. Beomgyu menoleh kesana dan menemukan seseorang yang entah kenapa sering dilihatnya akhir-akhir ini yaitu Taehyun.

Junior nya itu memasang senyuman lebar setelah melihatnya dan melambaikan kecil tangannya.

Beomgyu mengerut tidak senang melihatnya ada disini. "Kenapa kau kesini Taehyun? Bukankah istirahat pertama sudah berakhir dan jam pelajaran ke empat dimulai? " tanya nya.

Taehyun tertawa kecil. "Eum... Memang benar Senior tapi aku harus ke sini sekarang, aku sedang mengalami alergi saat ini" ucap Taehyun menunjukkan bintik-bintik berwarna merah pada lehernya.

Beomgyu mengangguk paham. "Oh... Kukira kau membolos. Obatnya ada di laci sebelah sana, ambillah dan obati alergi mu itu" Beomgyu menunjuk ke sebuah meja di sudut ruangan itu. Taehyun segera berjalan kesana dan mengambil obat yang ada di sana lalu mengoleskan nya ke bintik-bintik merah pada lehernya.

Beomgyu hanya melihat saja karena pun ingin membantu dirinya juga tidak bisa, ingin bangun dari ranjang ini saja rasanya susah. Bagaimana mau membantu Taehyun? Emang mau pingsan lagi? Tentu tidak.

"Memangnya kau itu alergi apa? Sepertinya sedikit parah" kata Beomgyu melihat bintik-bintik berwarna merah itu yang terlihat lumayan banyak.

Taehyun menoleh kearahnya, dia sudah selesai mengobati alergi nya dan hanya bisa menunggu agar lebih membaik. "Oh.. Aku alergi terhadap udang Senior, secara tak sengaja tadi saat istirahat aku memakan makanan yang ada kandungan udang nya. Jadi berakhir begini deh" ucap Taehyun yang meletakkan kembali obat itu ke dalam laci.

Taehyun kini sudah duduk di ranjang sebelah Beomgyu dan menatapnya. "Senior sendiri? Kenapa bisa ada disini? " tanyanya.

Beomgyu tersenyum canggung mendengarnya. "Yah... Aku tadi pingsan saat jam kedua dimulai dan berakhir disini saat terbangun"

Taehyun menatapnya datar, sudah diduga olehnya ketika melihat Seniornya ini yang terbaring tak berdaya di ranjang UKS.

Taehyun menepuk jidatnya sendiri. "Haduh, haduh... Senior ini gak dengerin petuah dari kak Arin ya sampai sampai bisa gini. Makanya kalo kak Arin ngomong itu diinget, gini kan jadinya" Beomgyu hanya tertawa canggung sebagai balasannya. Yah.. Bener sih dia sudah agak-agak lupa dengan perkataan dokter cantik itu kemarin.

Keheningan tercipta di ruangan UKS itu. Tidak ada dari mereka yang berbicara kembali hanya diam saling menatap satu sama lain hingga Beomgyu membuka mulutnya.

"Hei Taehyun" panggil Beomgyu yang dibalas dengan gumaman.

Beomgyu tersenyum menatapnya. "Apakah tawaran mu masih berlaku? " tanyanya membuat Taehyun yang tadinya sedang memainkan handphone miliknya segera menoleh.

Senyuman Taehyun mengembang dengan lebar. "Tentu saja! Ingin bermain? "

Beomgyu mengangguk pelan sambil tersenyum menatap nya.

"Tentu"

.

.

.

.

.

Di kediaman keluarga Jung saat ini seluruh keluarga sedang berkumpul di ruang tengah dan seperti biasanya membahas hal yang tidak diketahui Beomgyu hingga seseorang masuk. Mereka menoleh dan berpikir jika itu Beomgyu tapi apa yang ditemukan bukan pemuda bermarga kan Jung itu melainkan supirnya yang terlihat khawatir.

"Ada apa? Dimana Beomgyu? " tanya Jaehyun dengan dingin menatap supir pribadi anaknya itu.

"Tu-Tuan muda menghilang Tuan! " ucap supir itu yang membuat mata seluruh keluarga Jung di sana membesar.

"Apa maksudmu? Menghilang bagaimana, cepat jelaskan! " seru Jeno.

"Saat saya menjemputnya Tuan Muda sudah tidak ada disekolah Tuan, kata teman-temannya Tuan Muda Beomgyu sudah pulang duluan karena sakit... " supir itu menundukkan kepalanya, tak berani menatap wajah seluruh anggota keluarga Jung.

Jaehyun menghela nafasnya berat lalu memerintahkan seluruh anak buahnya untuk mencari salah satu putra nya itu dimana pun.

"Apa dia diculik? Kita semua punya musuh banyak" lirih sang Ibu atau Jung Taeyong membuat ketiga anak serta suaminya menoleh.

Jaehyun mengelus punggung istri (suami) nya itu. "Tenang sayang, Beomgyu pasti ketemu.. Kita udah coba menyembunyikan dan melindungi dia tapi itu gak bisa bertahan lama"

Melihat Taeyong yang mengangguk lesu membuat ketiga anaknya sedikit sedih. Mark melirik ke dua adiknya yang juga melirik nya lalu mengangguk diikuti kedua adiknya itu.

Tbc.

DissapearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang