Get Carried Away - NaruHina [ M ] ✔

3

Get Carried Away

Story by : Eminamiya

Rate : M

WARNING!!
Typo(s), banyak kata terulang-ulang, plot pasaran / mudah ditebak

⚠
HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENCOPY CERITA INI

DON'T LIKE, DON'T READ

Happy Reading

Hinata's POV

Sepasang seragam khas dari sebuah SMA telah melekat rapi di tubuhku. Sudah sejak beberapa menit lalu mata terus memperhatikan, menyortir penampilan yang tersaji pada cermin--untuk menyakinkan diri, apakah aku pantas menggunakan ini?

Jujur saja, tak ada masalah sama sekali dengan kemeja yang kukenakan, tetapi, berbeda untuk bagian rok. Ini terlihat pendek. Aku terbiasa dengan rok kembang di bawah lutut, dan mendadak memakai kain mini setengah paha--rasanya sungguh membuat tak nyaman.

Terlebih, setiap kali aku melangkah, tanpa sengaja, ujung bawahnya akan ikut tersingkap--yang acara otomatis akan membuat potongan pahaku semakin tampak ke permukaan dunia.

Apa ini memang hal yang wajar? Atau karena ukuran yang bibi ambil salah?

"Aku tak bisa mengenakan ini...," tanpa sadar, bibirku berbisik pilu. Hal ini terlalu kontras. Sungguh berbeda jauh dengan kehidupan akrab yang selama ini kujalani.

Rasanya, aku tak bisa berbuat apa-apa.

Selaras langkah yang tertuntun keluar menuju meja makan--karena berhubungan suara bibi Natsu telah terdengar untuk mengingatkan pukul berapa kiranya saat ini--sembari pula helaan napas pasrah tak henti-henti melantun melalui sela mulutku.

Ketika baru saja hendak berbelok pada satu ruangan, jantungku hampir melompat karena kehadiran tunangan bibi Natsu yang mendadak hampir menabrak tubuhku.

Pribadi tingginya membuatku harus mendongak banyak agar mata mampu mencapai wajah tertegun yang seperti ikut tersentak karena penampakanku.

Bingung harus mengatakan apa, kutundukkan kepala sebagai ungkapan maaf--meski tahu jika sebenarnya, dia lah yang tampak terburu-buru dan hampir membuat kami bertubrukan.

Senyuman manis, ia balaskan. Mataku mengerling gugup tanpa sengaja. Aku berniat segera menjauh karena merasa masalah di sini--sepertinya--sudah selesai.

Namun, ketika tubuhku bergeser ke kiri hendak maju, tanpa diduga, ia pun bergeser ke arah serupa. Begitu pun ketika melakukan percobaan ke dua, saat bergerak ke kanan, lagi-lagi sosoknya melakukan hal yang sama.

Sejenak, mata kami beradu dengan ekspresi kaget.

Semakin bingung harus bertindak seperti apa, aku memilih memundurkan langkah agar memberi jalan. Sekilas, satu senyuman singkat ia berikan--sebelum tubuh besar itu berlalu dengan segera melewatiku. Herannya, meski jalan di dekatku tak lagi terhalang oleh apa pun, aku masih tetap memijak tapak di tempat yang sama--belum beranjak sama sekali. Mataku mengikuti arah gerak tunangan bibi Natsu karena merasa sedikit penasaran dengan apa yang membuat ia terlihat begitu tergesa.

Dapat kulihat, sebuah map bertumpuk diraih dari sofa, lalu secara cepat memasukkan ke dalam tas. Tak terduga sama sekali, ternyata, dia kembali berbalik hingga pandangan kami--sekali lagi--bertemu.

Tiba-tiba salah tingkah karena merasa seperti orang yang baru saja didapati menguntit, kupimpin jejak agar lekas berlanjut menuju meja makan.

Bibi Natsu ada di sana, terlihat lebih rapi, karena tampaknya, ia pun akan berangkat bekerja.