Bi Amah mengetuk pelan pintu, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Beberapa kali perempuan setengah baya itu mengetuk, tak ada respon apa pun dari dalam. Bi Amah mengeluh sebentar, lalu tanpa menunggu pemilik kamar dia membuka dan masuk dengan membungkuk sopan.
"Neng Vita, Bibi mau kenalin yang nanti ngasuh Neng, namanya May," kata bi Amah sopan.
Gadis kecil berumur sekitar lima tahunan itu melirik malas, dia sedang asyik bermain ponsel. Sembari setengah berbaring di atas tempat tidur.
"Halo," sapa si May sambil melambaikan tangannya.
"Pasti orang kampung lagi," desis Vita.
"Siapa? Saya?" Si May menunjuk pada dirinya sendiri.
"Iya, kamu lah."
Terdengar desahan pelan dari bibir bi Amah. Si May menghampiri Vita, berdiri tegak dengan kedua tangan bertumpu di belakang tubuhnya.
"Apa kamu tahu, berpuluh tahun lalu, tempat yang kamu bilang kota ini, sebetulnya kampung juga," sahut si May.
"Enggak tahu, tuh." Vita mendelik sebal.
"Karena kamu enggak tahu banyak, mulai hari ini, saya yang akan kasih tahu kamu."
"Bi, orang ini mau apa, sih? Kok atur-atur aku!" pekik Vita.
Si May mengambil ponsel dari tangan Vita ketika gadis kecil itu lengah. Sambil tersenyum sinis si May menatap Vita.
"Bicara sama saya, enggak usah sama Bi Amah. Paham?" suara datar dan dingin si May membuat Vita merasa waspada.
"Kembaliin hape aku!"
"Bilang 'tolong'."
"Kembaliin!!!" Vita melotot marah.
"Sebelum kamu bicara yang sopan sama saya, enggak akan saya kasih."
Vita menatap pada bi Amah, meminta bantuan. Namun, bi Amah berpura-pura melihat ke arah lain.
"Tolong," bisik Vita menyerah.
Si May memberikan ponselnya lagi. "Saya nanti ke sini lagi, nanti kamu makan siang dengan saya. Paham?"
"Iya," jawab Vita jutek.
"Ayo, kita ke kamar den Vinda," bisik bi Amah.
Si May mengangguk mengiyakan. Begitu mereka keluar dari kamar Vita, mata si May teralih pada sebuah foto keluarga yang kali ini tertangkap oleh kedua netranya. Dia sangat tahu betul, siapa pasangan suami istri di foto itu. Meski tidak pernah menyangka, bahwa si kepala keluarga ternyata menikahi perempuan yang sangat dikenalinya semenjak kecil.
Jagapati adalah si laki-laki dan pasangannya, Priska.
Bayangan keduanya di masa lalu sekebelebat melintas di pelupuk kenangannya.
Dia bukan Maysaroh, berumur 28 tahun. Seperti di ktp yang dia berikan pada bi Amah.
Namun perempuan berumur 35 tahun itu, bernama Hala Mayna, mengaku sebagai Maysaroh yang pemilik ktp nya pun sudah tiada. Selama bertahun-tahun, Hala menunggu momen ini untuk bisa bertemu dengan si pemilik rumah.
Sampai akhirnya Tuhan memberikan kesempatan besar, menjadi pengasuh anak-anak di rumah megah itu. Menggantikan posisi Cacah, yang akan menikah, di mana si calon suaminya adalah salah satu kenalan yang belum lama ini dikenal oleh Hala.
"Den? Den Vinda?" Bi Amah mengetuk kamar di samping kamar Vita.
Tidak ada jawaban, begitu bi Amah membuka pintu kamar, rupanya Vinda sedang asyik bermain komputer mengenakan headset. Seperangkat komputer serba canggih, dengan tempat duduk yang digunakan khusus gamer, tidak membuat si May alias Hala terpukau.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALO, MANTAN
RomanceMenghancurkan hidup Jagapati Adrawa adalah tujuan utama Hala Mayna selama tujuh belas tahun terakhir. Setelah dia hampir mati, putranya direbut paksa, kini berbekal keberanian dan balas dendam yang tidak lagi bisa dibendung Hala mulai melancarkan se...