❛❛ Hanya karena satu hal, dapat merubah keseluruhan. ❜❜
⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉
.
.
.
⊱ Chapter 1 : Permulaan Masalah ⌟
Sebuah kantung belanjaan terhempas ke atas meja. Detya memijat pelipisnya pelan dan duduk di sofa. Hari ini tubuhnya terasa kurang fit sedari pagi. Ingin sekali rasanya kembali ke kamar dan beristirahat, tetapi dia belum memasak untuk makan siang. Siapa lagi yang bisa diandalkan untuk memasak selain dirinya? Chandra saja belum pulang, masih ada kelas tambahan katanya. Sedangkan di rumah itu hanya dirinya dan Chandra yang bisa menaklukkan dapur.
Tak ingin membuang waktu, Detya kembali berdiri dan meraih kantung tersebut lantas menuju dapur. Kali ini dia akan memasak kangkung belacan dan telur ceplok kecap untuk makan siang. Kalau ada sisa, bisa untuk makan malam juga, tinggal masak sedikit lauk untuk tambahan.
"Masak apa, Kak?"
Elgib masuk ke dapur dengan semangat dan menghampiri Detya yang sedang menata bahan-bahan di meja. Detya tidak menjawab, kepalanya masih terasa berdenyut-denyut. Merasa tidak mendapat jawaban, Elgib yang tadinya sibuk mengintip bahan-bahan yang ada di atas meja kini beralih menatap Detya. Terlihat wajah kakaknya itu pucat dengan badan yang sedikit menggigil.
"Kakak sakit? Kenapa nggak bilang? Ayo, aku anter ke kamar." Elgib meraih tangan Detya, berinisiatif untuk memapahnya menuju kamar.
"Jangan, gue harus masak. Nanti yang lain nggak makan gimana?" Detya menepis tangan Elgib sembari menggeleng pelan.
Elgib menatap Detya dengan khawatir, "Delivery aja, Kak. Jangan maksain diri, lagi sakit juga. Aku anterin ke kamar, ya?"
Detya akhirnya menurut, ia merasa tak ada pilihan lain. Sakit kepalanya bukan mereda malah semakin menjadi. Elgib tersenyum kecil dan memapah Detya menaiki tangga, menuju kamar yang terletak di lantai dua. Sayup-sayup terdengar suara rusuh dari salah satu kamar ketika mereka sampai di puncak tangga.
"Ck, Trio Kembar itu sehari nggak bikin ribut nggak bisa apa?" decak Detya, kerusuhan itu membuat kepalanya bertambah pusing.
"Udah, Kak. Biarin aja, ke kamar yuk," ajak Elgib yang semakin khawatir.
"Bentar, gue nasehatin mereka dulu." Detya berjalan menuju kamar Duo Rusuh yang menjadi asal dari suara tersebut, yaitu kamar Jevan dan Reyhan. Ia membuka pintu dan langsung mendapatkan pemandangan yang tak hanya membuat sakit kepala, tapi juga sakit mata. Kamar itu sangat berantakan, barang-barang berserakan di mana-mana. Sementara si pemilik kamar sedang asyik bermain adu gulat di atas kasur dengan Niel sebagai penonton dan supporter yang berteriak memberi semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐧𝐨𝐤𝐫𝐨𝐦 | 𝐒𝐭𝐫𝐚𝐲 𝐊𝐢𝐝𝐬
Teen Fiction🍃 Update tiap minggu malam 🥀 Altair siblings, delapan putra dari keluarga Haidar tumbuh dengan kasih sayang yang cukup. Setidaknya, sampai usia mereka menginjak usia remaja. Larut dalam kebahagiaan yang sementara, membuat mereka lupa kalau tidak a...