RAJU

9 3 0
                                    

" Tutur batin ku tak akan salah
Silahkan pergi ku tak rasa kalah "

Yura yunita ~ tutur batinku


Putri melangkah kedalam rumah dengan senang pasalnya dia akan meminta oleh oleh kepada kakaknya

"Bang rendy dimana kamu? "

Dan ya sang empu sudah berjalan ke arahnya sambil merentangkan tanganya menyambut panggilan putri

Tak pikir lama putri segera menghambur kedalam pelukan abangnya itu

"Kangen bang " ucap putri

"I know "

"Kangen banget "

" abang lebih kangen nabila "

Aish merusak suasana saja abangnya ini

Putri melepaskan pelukanya kesal

"Merusak momen aja ih "

"Biarin dong , lagian udah kemarin liat abang masa kangenya sekarang ?, aneh banget sih" balas rendy sambil mengapit hidung putri

"Terserah aku lah "

"Ngga boleh lah "

"Boleh abang "

"Engga putri "

"Boleh "

"Engga "

"Bolehh dih "

" ngga dih "

"Bang rendy ! Jangan pencet hidung , udaranya ngga masuk woi"

"Sopan ?, seperti itu dek ?"sebuah suara mengintrupsi perdebatan keduanya seorang pria berbaju formal melangkah dan menarik telingga putri

Putri meringis pelan saat Elang menarik kedua telingnya
Udah hidung di pencet , telingga di tarik , gimana ngga pengap coba

Putri beringsut memukul dada rendy , untuk menghirup udara yang makin lama makin menipis ia rasakan

" pengap rendy ! " murka putri mengeluarkan panggilan nama tanpa embel embel bang
putri menatap rendy murka begitupun sebaliknya

''ngga sopan kaya gitu dek ''

''biarin , bodo amat''

elang yang melihat pergulatan kata kata antara adik kakanya pun hanya menghela nafas

pasrah

''nih ribut nih pake granat nih , biar seru''ujar rendy sambil menyodorkan granat miliknya

''woh boleh sini lang , biar gue musnahin manusia di depan gue ini biar tau sopan santun ''

rendy bersorak semangat saat melihat benda faforitnya yang biasa digunakan latihan

''dih apaan main sopan santun harusnya yang tua ngasih contoh tau ''

putri bersunggut marah kepada rendy

dia melenggos pergi menaiki lantai dua dimana kamarnya berada

niat hati ingin bercurhat ria dengan sang kakak pupus sudah karena dirinya kesal

''dek ini abang belum selesai ngomong sama kamu lho dek kok main pergi aja ''

elang memanggil adiknya

''udah ngga mood liat muka abang ''

sahut putri sambil terus berjalan

tanpa sadar elang mengikuti di belakangnya

RADEN & PUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang