🥀Menjadi Satu

804 86 27
                                    

Disclaimer : Naruto-Masashi Kishimoto.

WARNING : OOC, ABAL, IDE PASARAN, TYPO BERTEBARAN, GAJE NGGAK KARUAN, DLL, DSB.

DON'T LIKE, DON'T READ!

🍂🍂🍂



Suara tamparan mengalun memecah hening kala malam terselimuti hujan dan petir yang menggelegar. Dua gadis belia yang terlihat selaras meringkuk disudut ruangan temaram dengan pipi basah dan juga lebam.

"Katakan sekali lagi maka aku tidak akan segan memukul kalian hingga kalian memohon ampun!" geram suara bernada bariton itu tajam.

Sesosok pria paruh baya terlihat mengepalkan tangan menahan gejolak amarah yang semenjak tadi membelenggunya. Ia marah karena kelakuan dua putrinya yang sama sekali tak mencerminkan seorang berdarah Hyuuga.

"Wanita jalang itu pantas menadapatkannya!"

"Kau!"

'PLAK!'

Suara tamparan kembali terdengar seiring suara tangis tergugu yang keluar dari celah bibir gadis berambut indigo. Sepasang netra pucatnya menatap tubuh kakaknya yang ikut terpelanting akibat kerasnya tamparan pria tua yang berstatuskan sebagai Ayah kandung mereka.

"Hentikan! Ayah menyakiti kami!" raungnya namun tak di dengar. Ia segera meringsut memeluk tubuh tak berdaya sang kakak yang terus terisak tanpa suara.

"Jadi kalian pikir kalian tidak menyakiti Mebuki dan Sakura, hah?!"

"Apa yang kami lakukan?! Kami tidak melakukan apapun! Kau pria tua bodoh! Mereka hanya memperalatmu! Mereka hanya menjadikanmu boneka hidup!"

"TUTUP MULUTMU ANAK SIALAN!"

"KAKAK!"

Tubuh itu kembali tersungkur dengan tubuh sang adik yang ikut terdorong bersamanya. Sekali lagi, tamparan keras mendarat di wajah putihnya yang sudah terdapat luka lebam dan bercak darah.

"Kenapa kau tidak percaya pada kami? Kenapa? Kau bahkan lebih percaya pada mereka yang tidak memiliki hubungan darah denganmu daripada kami putri kandungmu sendiri. Kenapa?" suara lirih gadis berambut indigo itu terdengar begitu menyayat mempertanyakan akan ketidak adilan yang mereka dapat.

"Kau bilang kenapa? Dengan mata kepalaku sendiri aku melihat kalian melukai Sakura dan kau masih bertanya kenapa?! Kau bahkan mempermalukan Mebuki di depan para tamu undangan dengan ucapan kotor yang keluar dari mulutmu!"

"Kami tidak mendorong Sakura! Kami tidak melakukannya dan kau! Kau yang sudah memaksa kami hingga berada di titik ini!"

"Tutup mulutmu, Hinata!"

"Kenapa kau berubah, Ayah?"

"Kalian yang berubah! Semenjak kematian Hikari kalian berubah menjadi pembangkang dan susah diatur! Mau jadi apa kalian?!"

Kedua gadis itu saling mendekap satu sama lain. Mereka saling melindungi dan menguatkan diri.

Mereka tidak berubah. Ayah mereka yang berubah semenjak kemunculan wanita bernama Mebuki dan putrinya Sakura.

Ayah yang biasanya selalu bersikap hangat pada mereka sudah pergi berganti dengan sosok baru yang selalu melihat mereka dengan tatapan curiga dan waspada.

Apa salah mereka hingga selalu ditatap seperti itu?

"Aku lelah... Aku sangat lelah... Kau lebih percaya pada wanita jalang itu dan putrinya daripada kami."

❤Zona Hinata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang