𝐒𝐄𝐍𝐀𝐍𝐃𝐈𝐊𝐀 # 01

286 97 138
                                    

"Terus kata Pak MateMatika-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terus kata Pak MateMatika-"

"Pak Surya." Sambat Keyzo yang membenarkan perkataan Aruna.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul tiga sore. Kini mereka berada di teribun lapangan serbaguna gedung sekolah mereka.

Diiringi semilir angin dan juga suara dentuman bola ke semen di susul teriakan-teriakan samar oleh para penguasa lapangan saat ini, Menyaksikan Aaron yang sedang berlatih Handball sembari membantu Keyzo yang sedang membuat sesuatu untuk ekstrakulikuler madding nya.

"Iya sama aja. Terus-"

"Beda."

"Key! Nih guntingin aja sendiri." Kesal gadis dengan baju kaus hitamnya dan rok sekolahnya yang masih bertengger.

"Iya nggak. Bercanda, Run." Sahut Keyzo yang sedang berusaha menahan tawanya.

Aruna kembali melanjutkan aktivitasnya sembari mencibir kesal.

Mereka tidak hanya berdua. Disebelah Aruna ada Thea, gadis yang sedari tadi hanya diam menatap seksama seseorang yang berada dilapangan. Matanya terfokus kepada satu orang.

Sedikit informasi, Thea adalah teman Aaron semenjak mereka berada di sekolah menangah pertama kelas sembilan, juga teman Aruna yang ia kenal pertengahan semester saat kelas sepuluh.

Sama dengan Aruna, ia kini sedang memakai kaus namun berwarna abu-aba dengan masih memakai rok sekolahnya.

"Na!" Panggil seseorang yang kini mulai berjalan mendekat dengan diiringi satu gadis lain disebalahnya.

"Udah?" Tanya Aruna kepada salah satu gadis.

"Iya, udah." Jawab gadis tersebut. Ia adalah Amaya, Biasa Aruna memanggilnya dengan sebutan Maya. Dia adalah sahabat sedari kecil Aruna yang sudah ia anggap seperti saudari sendiri. Bahkan tak jarang jika ada orang yang susah membedakan mereka. Seperti hal nya tukang telur gulung di depan SD mereka dulu, sudah berlalu bertahun-tahun sang penjual belum juga bisa membedakan mereka.

Disebalahnya ada gadis dengan tatapan cerahnya, selalu antusias. Glarsyi, yang biasa mereka panggil dengan sebutan Aci agar lebih mudah diingat katanya.

Kedua gadis tersebut juga menggunakan kaus polos berwarna putih namun dengan celana training dari seragam olahraga sekolah mereka.

"Ayo." Kini Aruna berdiri dan menyambar tas nya yang tadi tergeletak di sebalahnya. Begitu pula dengan Thea.

🦋🦋🦋

"One two th... Al tangan kanan lo kurang lurus."

Semua yang berada diruangan dengan sisi penuh kaca ini nampak menghela nafas, Pasalnya ini mungkin sudah lebih enam kali gerakan mereka terhenti di tengah.

Gadis yang merasa namanya disebut pun kini hanya mengangguk sembari mengelap keringat di pelipisnya dengan nafas sedikit memburu.

"Yaudah kita istirahat dulu." Ucap Aruna yang kini mulai mencoba membaca situasi.

𝐒𝐄𝐍𝐀𝐍𝐃𝐈𝐊𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang