𝐒𝐄𝐍𝐀𝐍𝐃𝐈𝐊𝐀 # 05

160 38 71
                                    

Halo semua apa kabar?
SENANDIKA dateng lagi nih.

Jangan lupa klik gambar bintang yang ada dibawah ya, terimakasih😉

Seperti biasa Aruna dan Keyzo setia duduk di tepi lapangan tempat Aaron berlatih handball dengan berbagai kesibukan yang mereka buat sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa Aruna dan Keyzo setia duduk di tepi lapangan tempat Aaron berlatih handball dengan berbagai kesibukan yang mereka buat sendiri.

Selang beberapa jam menunggu Aaron berjalan menepi dari lapangan menghampiri Aruna dan juga Keyzo.

"Lama lo. Anak gue didalam udah ngomel minta asupan." Ucap Keyzo melempar guyonan.

Aaron yang duduk disebelah Aruna sembari merapikan tasnya pun tertawa.
"Anak lo sama siapa? Sama mbak Siti kantin?"

Terlihat Keyzo bergedik seperti sedang mendengar nama keramat. "Mbak Siti mah istri lo."

"Istri lo berdua! Lama banget ntar keburu malam, gue bisa telat les." Misuh Aruna lalu berdiri menatap tajam Aaron dan Keyzo.

"Sabar atuh neng, galak pisan." Sahut Aaron dengan logat khas sunda.

Mereka memang sudah berjanji untuk pulang bersama hari ini, sekedar menghabiskan waktu bersama.

Tak berselang lama kini mereka sudah berada di parkiran motor sekolah.

Sebelum jalan, belum afdol rasanya jika mereka belum melakukan ritual rutinitas yang Aaron dan Keyzo lakukan jika mereka ingin jalan bertiga dan tak satupun yang membawa mobil.

"Kertas, Gunting, Batu!" Ucap mereka berdua dengan lantang.

"Selamat ngobrol bersama angin, Bapak kastara." Ucap Keyzo mengejek.

"Selamat juga karena kuping lo bakal panas." Ucap Aaron berniat bercanda namun lagi-lagi mendapat tatapan tajam dari Aruna.

"Gitu? Ohh, gitu? Oke, cukup tau." Ucap Aruna dengan nada yang dibuat seperti sedang kesal.

Aaron tertawa lepas sambil menaiki motornya. "Bercanda neng."

Selang 20 menit. Kini Aruna, Aaron, dan Keyzo sudah berada di tempat yang berpalangkan "Hati-hati Ada Bakso Dan Mie Ayam.", nama tempat yang unik serta penjual yang juga ramah kerap membuat warung ramai pengunjung.

"Makasih ya mang." Ucap mereka bertiga kala menyambut pesanan mereka.

"Bentar." Ucap Aruna menghentikan pergerakan Aaron dan Keyzo.

Ia merapat kan mangkuk demi mangkuk tersebut beserta dengan es teh manis yang terlihat sangat segar, ditatanya lalu tak lupa mengambil gambar menggunakan benda pipih yang sedang ia pegang.

"Udah." Lanjutnya, lalu ia fokus kepada ponselnya sejenak, sekedar memposting hasil tangkapan gambar ke media sosial miliknya.

Baru saja ia ingin menaruh ponselnya, benda tersebut berdenting yang membuat matanya kembali menatap layar tersebut.

𝐒𝐄𝐍𝐀𝐍𝐃𝐈𝐊𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang