Bab 2

42 12 2
                                    

Jam kedua setelah istirahat adalah jam dimana Laskar sedang melaksanakan pelajaran olahraga, Hal itu yang menyebabkan Kinan bolos hanya demi melihat pujaan hatinya, terkadang Kinan juga tidak bisa bolos karena tidak bisa lolos keluar kelas, dan hanya mengintip di jendela kelasnya yang sangat tinggi, Hingga Kinan tidak bisa melihat wajah Laskar dari atas.

"Lo gak mau samperin tu? Ayang-ayang Lo lagi duduk tu sama geng-gengnya" tanya Vani, Kinan punmenoleh kearah yang ditunjuk olehnya. Benar saja Laskar dan teman-temannya  ada di sana, tanpa basa-basi ia pergi menemuinya.

"Nih buat Lo pasti hauskan?" Bisik Kinan Lalu memberika air Aqua botol itu dan pergi, Meninggalkan Laskar yang tak memberikan reaksi apapun.

"Tumben banget cepet? Biasanya Lama, diseret dulu baru mau pergi"  sindir Sisil, Dan diangguki oleh Vani.

"Gue gak mau ganggu dia, kasian pasti cape" Sebenarnya bukan hanya itu alasan Kinan cepet pergi dari sana, sejujurnya ia masi ingin berlama-lama disana, tapi ada yang membuatnya harus pergi dari sana yaitu arah pandangan Laskar,  dari orang itu. Dan itu membuat Kinan seperti terlempar jauh.

"Bukanya Lo emang udah dari dulu ngeganggu dia ya?" Dan Kinan hanya membalas perkataan Sisil dengan deheman, Karena itu memang benar selama ini ia hanya mengaggu Laskar saja, tapi apakah salah jika Kinan ingin mengejar orang yang ia sukai? Dan walaupun caranya mungkin sangat berlebihan, tapi gimana lagi ia hanya mengikuti kata hatinya, jika ia berhenti mengejarnya rasanya sesak dan berat. Karena semakin ia ingin menjauh maka semakin sakit yang ia rasakan.

Dan apakah salah Laskar? Cewek buruk kayak dia itu butuh cowok yang seperti Laskar, bisa merubah dirinya dan mengeluarkannya dari keterpurukan yang ia rasakan selama ini. Karena menurutnya itu Laskar adalah cowok yang sangat menyangi  mamahnya, jika mamahnya di hargai apalagi ceweknya? Begitulah pendapat dari Kinan, Yang membuatnya tertarik kepada seorang Laksar, Laskar itu berbeda dari Cowok lain.

                                   °°°°

"Woy! Merhatiin apaansi Lo, lo gak ngerasa tadi ada Kinan disini ngasi lo Air?"

"Gue tau"

"Trus kenapa Lo ga ngehindar? Kan biasanya gitu?"

"Biarin, nanti juga dia bakalan cape juga, kalo diladenin mungkin dia bakalan ngelunjak. Nih air buat Lo aja" setelah memberikan airnya kepada Veron dan iapun bangkit.

"Lo gak kasian?"

"Gue gak peduli, gue juga gak suruh dia." Lalu Laskar pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya.

"MAU KEMANA??" Teriak Bima, yang melihat Laskar pergi dari Lapangan.

"KANTIN." dan merekapun menyusul Laskar kekantin,dan duduk bersamanya.

"Bu, jus jeruk nya 4" panggil Bara, kepada sang penjaga kantin.

"Siap." Dan di ancungi jempol oleh ibu Siti, sang penjaga kantin atau ibu yang menjual jajanan disana.

"Lo kenapa si gak mau banget sama Kinan? Dia baik Lo?" Tanya Bima, kepada Laskar.

"Lo tau? Gue gak suka dipaksa!!"

"Lo tau gak?  butuh cowok kayak Lo buat ngelindungin dia!" ujar Veron.

"Gue gak peduli, emangnya cuman gue cowok didunia ini? Gak kan?" Tanya Laskar, ia juga tidak suka selalu di desak kayak gini? Dan kenapa ia juga harus menerimanya jika ia tidak mau.

Dan tanpa mereka sadari ternyata Kinan mendegar mereka mengobrol, karena tidak sengaja lewat dari toilet, dan berniat untuk nguping, ia hanya tersenyum miris mendengarnya, setidak suka itu kah Laskar kepadanya? Mengapa? Dia tau dia bukan cewek yang baik, pintar? Apalagi. dia hanya ingin ada seseorang yang menyayanginya, mendengarkan keluh kesahnya, dan menjadi rumah untuknya. Tak sadar air matanya pun jatuh, mengigat kehidupanya, keluarganya yang berantakan. Dan segera ia mengusap air matanya  yang jatuh, TIDAK!!, ia tidak ingin kelihatan lemah, dan kelihatan menyedihkan didepan orang-orang ia harus menjadi Kinan
yang kuat, ceria karena ia bukan cewek menye-menye, dia paling benci dikasihani.

Kringg...kringg...

Bel tanda pergantian pelajaran ke dua  pun berbunyi,Kinan yang sedari tadi disanapun kembali kekelas mungkin temanya sudah ad di dalam kelas dualuan, dan menggu guru selanjutnya mengajar, cukup sudah hari ini dia bolos dua mata pelajaran.

"Udah bel ayo masuk ." Seru bara,
Dan di angguki ke tiganya.

                                °°°°
"Dari mana Lo?" Tanya  Vani, yang melihat Kinan yang baru sampai.

"Oh, tadi habis ke toilet." Jawabnya, dan duduk di dekat Sisil.

"Rambut Lo rontok, Gara-gara itu lagi?" Tanya Sisil, karnah ia sedang memainkan rambut Kinan dan ada beberapa helaian rambut yang rontok, Kinan yang mendengar itu hanya mengangguk, Sisil yang mengerti jika Kinan tak ingin membahas itu lebih lanjut, dengan melihat raut wajah nya.

Guru mapel pun masuk, dan menjelaskan. Seolah memperhatikan dengan baik Kinan selalu fokus kedepan, dan melihat guru yang menjelaskan tapi nyatanya pikirannya ada dimana-mana.

Jika orang lain menyukai matahari, tidak bagi Kinan ia lebih menyuka bulan dan hujan, karnah menurutnya itu sangat menenangkan dan sunyi, tapi tidak dengan pikiran. karena yang kita lihat terang, bersinar, cerah, bahagia belum tentu isinya seperti itu karena, kadang mereka hanya berpura-pura.

Tak lama bel berdering tanda istirahat, semua orang pun berhamburan keluar untuk kekantin mengisi perut mereka yang kosong. Begitupun dengan mereka.

Ketiga cewek itu beriringan menuju kantin sekolah, Dilihat dari depan saja kantin sudah ramai apalagi didalam.

"Kinan sini." Pangil Aletta,
Aletta itu cewek cantik, bisa dikatakan primadonanya kelas 12. Mendengar namanya dipanggil pun Kinan memilih duduk dengan kakak kelasnya itu, yang notabene-nya Kinan kenal.

"Tuh, ada si Laskar." Tunjuk Aletta kepada Laskar, dandiangguki oleh Kinan.

"Gue liat ko."

"Kenapa gak di samperin?" Tanya Aletta kepada Kinan pasalnya tanpa disuruhpun pasti ia akan pergi, tapi ntahlah hari ini kenapa. Dan Kinan hanya membalasnya dengan gelengan.

"Aww!!" Pekik kencang Aletta
Sontak beberapa penghuni kantin menoleh kearahnya, ternyata ia baru saja ketumpahan kuah panas oleh seorang siswi.

"Lo sengaja? Numpahin gue, hah?"

Kinan yang melihat Aletta akan marah pun segera membujuknya karnah tau cewek yang menyiram nya dengan kuah panas itu siapa.

"Udah letta, kita pergi ya dari sini? Dia juga gak sengaja ko"

"Jangan mudah percaya, Ra, siapa tau dia sengaja kan mau numpahin ini Sama gue?" Setelah itu Aletta menjabak rambut cewek itu.

"Aletta, stop it."

"Udahlah Ra, mereka aja gak peduli."

"Maka dari itu gue peduli sama Lo, bagaimana kalau Lo dipanggil di BK lagi? Cuman gara-gara ini?" Setelah mengatakan itu, Kinan membawa Aletta ke UKS untuk menyembuhkan luka bakarnya.

                                 ••••
Merekapun sampai ke UKS dan membantu Aletta mengobati lukanya karnah di dalam sana sudah tersedia macam-macam obat-obatan.

"Makasih ya, Lo selalu ngebantu gue tapi maaf ya gue gak bisa ngebantu lo, milikin Laskar"

Tersenyum itulah yang dilakukan oleh Kinan. Jangan tanya apa yang dilakukannya agar mendapatkan hati Laskar, udah semua cara ia lakukan.
"Gue gak papa  kali udah biasa juga."

"Kalo gue tau, kenapa lo ngehalangin gue, buat ngejambak rambut tuh cewek tadi?"

"Hmm, gua hanya gak mau liat orang yang gue sayangi khawatir."

"Maksut Lo?" Tanya Aletta heran.

"Gak ko, lupain aja."

KINANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang