Bab 8

35 7 3
                                    

Typo? Tandain.
Soalny tangan gw suka keseleo😔

***

Taksi yang ditumpangi Liyora dan Vani Berhenti di depan sebuah mall. Setelah membayar taksi, kedua orang itu berjalan Menuju mall. Liyora terlihat begitu bersemangat sekali berbanding dengan Vani yang bermalas-malasan untuk berjalan. Bahkan Liyora sampai
menarik -nariknya.

Untuk datang kesini mereka memang sengaja datang naik taksi saja sebab,
Veron akan menjemput Vani langsung di mall. Oleh karena itu, Liyora menyuruh Vani menyimpan tasnya terlebih dahulu di rumah barulah mereka ke mall, Liyora masih mengenakan seragam sekolah
serta menentang tasnya.

"Pertama kita cari perlengkapan dulu."

Mendegar itu, Vani hanya menurut saja. Ditarik ke sana-kemari oleh Liyora. di cocok-cocokan ini itu oleh Liyora. Cewek berambut hitam dengan bawahan keabuan itu benar-benar seperti Mamahnya sekarang. Segala keperluan Vani benar-benar Liyora yang urus. Saking terlalu bersemangatnya, tangan Liyora sampai terbentur sesuatu hingga membuat telapak tangannya membiru. Namun, tak membuat kadar semangat Liyora menurun.

Oh ayolah, ia ingin merubah penampilan Vani loh, si tomboy. Mana mungkin Liyora tidak bersemangat untuk hal ini. Pasti setelah melihat perubahan Vani, para Cowok-cowok khususnya Veron akan klepek-klepek dengan makhluk satu ini. Vani memang dasarnya cantik tapi kurang dipoles saja.

"Gaun udah, lo cantik sekarang, cocok tuh. Sepatu juga oke, itu jalannya hati-hati yah, lo kan jarang make kayak gituan soalnya, takut nanti lo jatuh malah malu-maluin anak Black Tiger, saran gw lo gandeng Varon aja. Itu anting io udah bagus, kecil-kecil imut pen gue gigit. Ini-ini pake parfum gue baunya wangi bikin kangen." Celoteh Liyora saat melihat penampilan Vani yang sudah berganti, tak lupa juga Liyora melemparkan parfumnya ke arah Vani yang dengan sigap menangkapnya.

"Sekarang ikut gue ke salon." Tanpa persetujuan Vani, Liyora langsung
menyeret cewek itu. Kalau tidak ditarik, Vani tidak akan mau. Lagian mana bisa cewek itu lari sedangkan sekarang ia mengunakan sepatu berhak tinggi.

"Bangsat, repot amat." Umpat Vani membuat Liyora terkekeh.

Masuk kesalon, Vani tinggal tunggu hasilnya beres, apa-apa Liyora yang menyuruh ini itu. Sampai rambut hingga wajahnya dipoles sedemikian rupa. Liyora menunggu tak jauh darinya sambil memainkan ponselnya.

"Lagi ngapain, Yor?"

"Lagi nyoba ngebujuk Laskar lagi."

Vani diam saja saat mendegar itu.
Ia sudah malas mengeluarkan pendapatnya, Menyuruh Liyora untuk pergi dengan orang lain saja dari pada menunggu Laskar, Lagian anak Black Tiger masih banyak yang menawarkannya untuk pergi bersama, seperti Bara dan Bima. Namun, ia hanya menolak dengan cuma-cuma.

"Aelahh."

"Gue yakin kok dia pasti ngajak gw,
soalnya siapa lagi yang diajak kalau
bukan gue?"

"cewek lain bisa jadikan?"

 
••••

Semilar angin yang berhembus kencang itu menerpa permukaan kulit Bara dan Bima. Keduanya berada di depan rumah milik Bima, diam-diam Bara memang suka ke rumah Bima, entah untuk mengerjakan tugas bersama ataupun membagi cerita.

"Lo nanti pergi bareng siapa, Bar?" Bima membuka suara. Dia menatap ke arah Bara yang tengah melamun dengan pandangan lurus ke depan.

"Gak tau." Balas Bara.

Bima mendoro bahu sahabatnya
itu pelan. "Lo harus teraktir semua anak Black Tiger, kalau gak Dateng!"

"Siapa yang bilang gue gak mau Dateng?"

KINANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang