BAB 15

311 53 99
                                    


"Oh, kau punya seorang calon isteri?" Yoona menatap Taehyung dengan ketenangan yang sangat dibuat-buat. "Aku tidak tahu kalau kau akan segera menikah. Aku hanya tahu kalau isterimu sudah lama meninggal dunia. Kenapa kau tak pernah memberitahuku tentang calon isterimu yang sangat cantik jelita ini... heh, Taehyung ssi?" Senyuman di bibir Yoona sangatlah manis menawan namun kedua sorot matanya begitu tajam mematikan seolah siap untuk mematuk lelaki tampan yang sedang ditatapnya itu.

Taehyung paham bom apa yang akan meledak sesaat lagi. Ia memandang Seyoung dengan senewen. "Seyoung ah, berhentilah bercanda." Tegurnya masam.

Seyoung mencibir, "kau selalu saja begitu. Apa sih jeleknya diriku sampai-sampai kau tak sudi menerimaku sebagai calon isterimu?"

"Seyoung ah." Suara Taehyung masih mengandung nada teguran.

Seyoung ah. Mesra sekali panggilanmu padanya! Karena posisi tubuh Yoona membelakangi Seyoung, ia bisa melototi Taehyung sepuasnya tanpa harus menyindir atau menutupi kejengkelan serta sakit hatinya. Kenapa tak mau mengakui si Seyoung ini sebagai calon isterimu, hah? Kau takut? Malu? Panik? Terlambat! Belangmu sudah terlanjur kulihat. Dasar busuk!

Taehyung berjalan menghampiri pintu pagar. Ia sadar, kalau tidak segera dijelaskan, Yoona pasti akan mengamuk. "Dia Lee Seyoung----"

"----Aku tahu." Tukas Yoona sambil tersenyum palsu. "Dia calon isterimu, kan?" Ia sengaja berdiri sejajar dengan Taehyung sambil menghadap Seyoung agar tangannya bisa menyelinap ke belakang Taehyung dan mencubit pantat lelaki itu keras-keras dengan penuh amarah.

Taehyung berjengit----kaget dan juga kesakitan. Ia meremas tangan Yoona yang masih memelintir kulit bokongnya tanpa ampun. Ia berdehem keras-keras. "Yoona, ini Lee Seyoung, dia saudari mendiang isteriku."

"Hmm?" Cubitan Yoona mengendur. "Kau berniat untuk turun ranjang, eh?"

"Tidak seperti itu." Taehyung menggeleng. Ia menoleh Seyoung. "Tak usah bercanda lagi."

Seyoung memperhatikan interaksi antara Taehyung dan Yoona yang tidak biasa. "Kalian berdua ada hubungan apa?" Tanyanya curiga.

"Kami----"

"----tidak ada hubungan apa-apa." Sambar Yoona cepat-cepat.

Taehyung refleks melirik Yoona. Sambil membukakan pintu pagar untuk Seyoung, Ia menggeleng seperti orang yang mendadak diserang rasa pusing.

"Bibi Seyoung!" Kiwoo dan Sena muncul dari dalam paviliun. Keduanya tersenyum sumringah melihat kehadiran bibi yang sangat mereka rindukan itu.

"Bibi!" Sena berlari untuk menyambut sang bibi. Ia melompat dan memeluk Seyoung erat-erat. "Bibi tahu darimana kami sekarang tinggal di sini?"

Seyoung membalas sambutan Sena dengan tak kalah hangatnya. Ia mengangkat tubuh Sena dan menciumi kedua pipi gadis cilik itu. "Bibi kangen sekali padamu, Sayang!"

"Sena juga!" Sena mengecup pipi Seyoung. "Tapi Bibi tahu darimana kami ada di sini?"

"Tentu saja dari nenekmu."

Sambil tersenyum lebar-lebar, Kiwoo menghampiri Seyoung. "Bibi datang untuk menyusul kami?" Tanyanya lugu. "Bibi juga pindah ke Seoul? Mau tinggal bersama kami?"

Kedua alis Yoona tertekuk sangat dalam. Ia tidak sudi jika calon isteri Taehyung sampai tinggal bersama mereka. Jika memang benar Taehyung telah menipunya mentah-mentah, ia takkan segan-segan untuk mengusir lelaki itu----bukan hanya mengusirnya dari paviliun, tapi juga dari dalam hati dan hidupnya. Yoona memang paling patah arang dengan yang namanya pengkhianatan. Hatinya mungkin akan hancur lebur tapi ia tidak akan mundur dengan keputusannya ini.

WHEN LILAC IS FALLING [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang