BAB 14

273 54 83
                                    

Yoona menarik nafas dalam-dalam, "ya. Tapi----"

Tatapan tajam Taehyung sama sekali tidak berubah, amarahnyapun masih tetap menggelegak sama, namun kali ini ada selaksa kekecewaan dan rasa sakit yang turut menyertai.

"----Aku dan Haneul sudah putus." Yoona mencoba untuk menjelaskan kepada Taehyung mengenai status hubungannya dengan Kang Haneul sekarang ini.

"Kita bicara di rumah." Taehyung merenggut tangan Kiwoo.

Yoona mengangguk. "Aku setuju, tunggulah aku sebent----" tapi Taehyung sengaja tak menghiraukannya. Lelaki tampan itu berjalan cepat menuju kelas Sunny tanpa menunggunya.

"Appa!" Sena berlari dan memeluk ayahnya.

Taehyung membungkuk kecil pada Sunny yang keluar dari dalam kelas bersama Sena. Kepada puterinya, ia berkata, "kita pulang sekarang."

"Appa mau pulang sekarang sama Sena, oppa, dan Yoona ahjumma?" Sena memandang ayahnya. "Apa Appa sudah beres kerjanya?"

Taehyung mengangguk, "sudah. Sekarang kita pulang, ya."

"Iya!" Sena berseru penuh semangat. Ia menoleh Yoona yang berdiri di belakang Taehyung. "Ayo, Ahjumma. Kita pulang naik mobil."

"Ahjummamu masih punya urusan di sini. Kita pulang bertiga saja." Taehyung berkata tawar.

Yoona dibuat kaget oleh jawaban Taehyung. Ia kira ketika tadi Taehyung mengatakan bahwa mereka akan membicarakan semuanya di rumah, artinya lelaki itu mengajaknya untuk pulang bersama, namun ternyata Taehyung tidak memiliki niat yang sama dengannya.

"Tae---"

"Ayo, Sena, Kiwoo." Kedua tangan Taehyung menarik tangan anak-anaknya. Kiwoo dan Sena terlihat bingung dengan sikap terburu-buru ayah mereka

"Kenapa tidak tunggu Ahjumma?" Sambil berjalan cepat, Sena dan Kiwoo menoleh ke belakang----ke arah Yoona. "Ahjumma kelihatan sedih kita tinggal, Pa. Tunggu Yoona ahjumma sebentar, Pa."

Taehyung mengatupkan rahangnya dan sama sekali tidak menggubris perkataan anak-anaknya.

Sepanjang perjalanan menuju mobilnya, Taehyung dan kedua anaknya dipandangi oleh belasan pasang mata yang tadi menyaksikannya berkelahi dengan Haneul. Tapi Taehyung sama sekali tidak peduli. Bahkan saat Yoona mengejarnya, ia malah sengaja memacu mobilnya untuk keluar dari pelataran parkir TK Seonjo secepat mungkin.

Yoona berdiri tanpa daya menyaksikan KIA Forte milik Taehyung berlalu dari pandangannya. Barulah pada saat bayangan mobil Taehyung tak terlihat lagi, ia menyadari kehadiran Haneul yang tengah diobati oleh petugas keamanan. Seketika itu juga emosi Yoona terbakar.

"Apa yang telah kau katakan pada Taehyung, hah?" Yoona menggebrak pos sekuriti dengan marah. Jika ada orang yang menceritakan mengenai pertunangan mereka----yang telah berakhir---orang itu pastilah Haneul sendiri.

"Mengapa kau malah mempedulikan dia?" Haneul melotot. "Tidakkah kau lihat apa yang si brengsek itu lakukan padaku? Kau tidak lihat wajahku?"

Wajah Haneul babak belur. Bibir bawahnya pecah dan tulang pipinya memar biru. Sudah pasti itu adalah hasil tangan Taehyung. Melihat betapa berantakannya rupa Haneul, Yoona sempat merasa kaget. Bukan karena bekas tunangannya itu terluka cukup parah melainkan karena ia sama sekali tidak pernah menyangka bahwa lelaki selembut Taehyung akan sanggup berbuat sekasar ini. Menghajar seseorang sampai babak belur bukanlah sifat Taehyung yang Yoona kenal selama ini.

"Kau memang pantas mendapatkannya." Yoona tak kalah sengit. "Kau sengaja berdusta pada Taehyung. Kenapa kau bilang pada Taehyung kalau kita masih bertunangan, hah?"

WHEN LILAC IS FALLING [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang