BAB 3

41 3 1
                                    

Ternyata firasat buruk yang ia rasakan beberapa hari lalu, terbukti. Pasalnya saat ini, entah mengapa, dirinya malah ikut bergabung dalam rapat besar, bersama beberapa pria tua berjas, dan  jangan lupakan keberadaan sang ayah. Emil Krisof, memimpin pertemuan ini.

" Aku perkenalkan, penerusku Bellona Krisof"

Apa?

" Tunggu? bukan ini yang kau katakan semalam, bagaiamana---"

" Sepertinya, dia masih sedikit malu, intinya putriku yang akan meneruskan semua hak yang aku miliki, dan tentu saja, Diego akan mendampingi Bellona"

Semua kepala yang ada diruangan itu mengangguk, meng-iyakan keputusan seorang Emil Krisof, bahkan saat ini Bellona sudah ada bersama Diego, di sebuah tempat pacuan kuda.

" Kalian harus akur, kau tau, ayah sangat menyayangimu"

" Aku hanya sementara disini, bukankah kau yang seharusnya meneruskan jerih payah nya? bukan aku"

" Tuan Krisof, dia mengambilku dari panti asuhan, waktu itu, usiaku 7 tahun, aku tumbuh bersama mereka, ada ibumu Jia, bersama kami dulu, sebelum para bajingan itu menjebak ayahmu, dan kau tau alur ceritanya"

" Bukankah, dulu dia berkuasa, lalu? untuk apa dia berdiam diri di balik jeruji besi, itu tidak masuk akal"

" Kau benar-benar, semua aset milik Krisof, telah dipindah namakan atas nama Jia Finley, jadi kau sudah bisa menebak, seberapa bahayanya, keadaan saat itu, jika ayahmu membebaskan dirinya, kau dan ibumu akan di tawan"

" Ah, lupakan. Sekarang? apa yang kita lakukan di tempat ini?"

" Memantau permainan"

" Ya, permainan?"

" Kau lihat disana!"

Bellona mengikuti arah tunjuk Diego, ia dapat melihat beberapa orang berpakaian mahal, dan beberapa lagi mengenakan pakaian khusus berkuda, ah! apa ini sacam taruhan? gaya berjudi khas orang beruang, baiklah, untuk sekarang Bellona akan ikut menyaksikan.

" Ayah ada disana, kau lihat, dia bahkan selalu memgawasimu"

Arah pandangan Bellona beralih pada ruangan yang berada di lantai atas, tepatnya diatas tribun penonton, dan benar, ada Emil Krisof yang tengah mengarahkan teropong ke arahnya.

" Kalau kau bosan, ada ruang club dilantai bawah, aku akan---"

" Aku pergi sendiri, bye!"

Tak ingin berlama-lama, berada di sana, apa lagi dengan pengawasan dari seorang Krisof, ia bukan anak remaja lagi, usianya akan masuki 24 bulan depan, ia bahkan bisa membunuh, tak perlu pengawal.

Bellona mengerti, tak seharusnya ia disini, menikmati sedikit kekayaan sang ayah, tapi mau bagaimana? ia berjanji akan disini untuk sementara waktu, dan pak tua Morgan itu, malah memberinya cuti liburan. Menyebalkan.

Semakin ia masuk menuju ruang bawah tanah, suasana disana sangat berbeda, dibanding yang ada di bagian luar, layaknya dua dunia, di dalam sini seperti tempat berpesta pora, dengan cepat Bellona berjalan, membaca setiap bagian ruangan yang ada di sepanjang lorong, sampai suara bising khas musik hiburan, terdengar samar ditelinganya. Ah, ia sampai. Ini pasti club yang dimaksud oleh Diego.

" Maaf, bisa tunjukan kartu akses anda?"

Ucap seorang pria, yang memang berdiri di depan pintu masuk.

" Akses? sebentar---"

Belum sempat Bellona menemukan kartu berwarna platimum, yang diberikan Diego saat diperjalanan, sampai satu suara terdengar

Choose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang