Part 09

26.8K 2.8K 230
                                    

Terhitung sudah lima hari usia pernikahan mereka dan Taeyong merasa semakin tidak bersemangat. Kenapa Jaehyun mempunyai posisi yang nyaman? Pria itu hampir tidak melakukan apapun! Taeyong menghela nafas, ia baru saja pulang dari kantor, walaupun ia bekerja dibantu sekretaris tapi berhadapan dengan lembaran kertas cukup membuat lelah dan bosan hanya dengan menatapnya saja.

Taeyong buka pintu apartemen dengan malas, sepatunya ia lepas dan menyimpannya pada rak sepatu yang terdapat di samping pintu.

Sedikit heran kenapa ruang tamu yang kosong, biasanya Jaehyun akan duduk di sana lalu meledeknya dengan ucapan yang menyebalkan.

Taeyong membaringkan tubuhnya pada sofa, bernafas lega saat punggungnya bisa mendapat tempat yang nyaman.

"Jaehyun, ambilkan aku air!" Taeyong berseru sedikit berteriak.

Hingga beberapa menit, Taeyong juga tidak mendapatkan jawaban. "Jaehyun!"

Taeyong membuka matanya yang sebelumnya terpejam, menyerngit ketika belum juga mendapat sahutan. Taeyong berdecak, ia dudukan tubuhnya lalu menatap sekitarnya yang terlihat sepi.

"Kemana lagi pria itu?" Gumam Taeyong malas, ia kemudian beranjak untuk pergi ke kamar, karena Taeyong yakin Jaehyun pasti sudah tidur lebih dulu dengan nyaman.

Ketika pintu kamarnya sudah ia buka, Taeyong menghela nafas, melihat gundukan selimut diatas kasur. Kan, ia bilang juga apa, Jaehyun pasti sudah tidur!

Taeyong berjalan cepat, menyibak selimut dengan kasar siap memakinya, "Jae—" ucapan Taeyong terpotong, kernyitan di dahinya semakin dalam saat tidak mendapati Jaehyun. Hanya ada tumpukan bantal dan juga guling.

"Ish! Kemana perginya!" Taeyong berdecak, "Yak, Jaehyun!"

Tidak ada yang menyahut.

Brak!

Jaehyun juga tidak berada dikamar mandi.

Taeyong berjalan keluar dari kamar, melepas jasnya dengan tergesa kemudian meraih hoodie hitam yang teronggok di sofa, mungkin milik Jaehyun. Setelah memakainya, Taeyong mengambil kunci mobilnya yang tergeletak dimeja. Ia berniat keluar, mencari kemana Jaehyun pergi karena pria itu tidak pamit padanya. Taeyong merasa ini sudah jadi tanggung jawabnya. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Jaehyun? Lalu Ibu Jung menelponnya dan menanyakan keadaan putranya, mau jawab apa Taeyong? Ia akan jadi suami yang tidak baik jika begini.

Ketika Taeyong baru saja akan membuka pintu, pintu itu sudah terbuka dari luar memperlihatkan Jaehyun yang baru saja datang dengan permen lollipop berukuran kecil dimulutnya.

"Kau dari mana saja?!" Tanya Taeyong kesal.

"Pergi dengan teman-teman ku," Jaehyun menjawab santai.

Kedua mata Taeyong berkaca-kaca saat melihat Jaehyun yang bersikap biasa saja, tidak memperdulikan dirinya yang sempat marah dan panik.

Jaehyun terkejut saat melihat Taeyong yang akan menangis, "Hei, kau kenapa?"

Taeyong tidak menjawab, bibirnya semakin melengkung kebawah. Cairan bening lolos dari sudut matanya.

Jaehyun gelagapan, ia menepuk pipi Taeyong pelan. "Jangan menangis. Kau mau permen? Ini," Jaehyun mengeluarkan permen dari mulutnya, lalu menyuapkannya pada mulut Taeyong.

Tapi, bukannya berhenti menangis, Taeyong malah semakin terisak. Pipinya sudah sangat basah, bahkan ketika Jaehyun sudah mengusapnya, tapi air mata itu tetap mengalir deras.

"Kau jahat sekali, hiks" ucap Taeyong sedikit tidak jelas karena tangisannya dan juga mulutnya yang penuh permen.

Jaehyun menatap Taeyong khawatir, ia tidak tahu apa yang terjadi. Jaehyun mengusap kepala Taeyong dengan sayang, mencoba menenangkan pria yang lebih pendek darinya ini.

D O M I N A N T WIFE - Jaeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang