D O M I N A N T WIFE - Jaeyong

Part 01

D O M I N A N T WIFE,
Jaeyong.

Desc ;

"Jaehyun harus bersabar memiliki Taeyong sebagai pasangannya. Bagaimana tidak, Taeyong bersikukuh mengaku sebagai Dominant, menolak menikah jika Taeyong tidak diberi posisi sebagai Dominant. Jadi, Jaehyun pasrah ketika ia menjadi sebagai submissive dirumah tangga mereka.

Tapi, lihat saja, bagaimana cara Jaehyun mengubah sifat keras kepala Taeyong menjadi submissive yang penurut."

Written by, Naa.
Let's begin!

___________________________________

“Apa kita akan bertemu lagi besok?” Gadis cantik itu, membungkuk untuk menatap kekasihnya yang masih duduk di kemudi setir ; melalui kaca mobil yang diturunkan.

Pria bersurai pirang itu terkekeh pelan, “Tentu. Aku akan mengajakmu berkeliling lagi untuk besok, lusa, dan seterusnya.” Percayalah, pria itu hanya membual agar terlihat keren. Padahal ia punya rencana dengan gadis lain.

Gadis itu tersenyum senang dengan wajah yang memerah, ia mengangguk setuju, dan melambaikan tangannya ketika kekasihnya berpamitan pulang. Mobil sport hitam itu berdengung saat sipemilik menginjak pedal gas, meninggalkan perkarangan rumah bak istana itu, dengan seorang gadis yang berharap lebih kepadanya.

Pria yang memiliki rahang tegas itu, menghela nafas saat ia sudah selesai mengantar kekasihnya pulang. Ia melirik sebentar pada spion yang tergantung ditengah, memperlihatkan matanya yang berlapis eyeliner dan juga eyeshadow tipis agar garis matanya terlihat lebih tajam. Meski begitu, wajah lelahnya tidak bisa tertutupi.

Lee Taeyong. Si pria brengsek yang hanya bisa mempermainkan kekasihnya. Menyakiti banyak hati, tanpa memperdulikannya. Ia hanya ingin bersenang-senang. Dan para gadis itu dengan bodohnya akan menempel seperti lintah hanya karena mendengar sedikit rayuan tak bergunanya.

Taeyong memarkirkan mobilnya tepat didepan rumahnya dengan sembarangan. Saat ia turun, seorang penjaga dengan sigap menghampirinya. Tanpa mengatakan apapun, Taeyong melempar kunci mobilnya pada si penjaga. Penjaga itu tanpa diberi tahu pun, sudah paham, jika tugasnya adalah memarkirkan mobil Tuannya dengan tepat.

Taeyong menyerngit ketika mendapati satu mobil asing yang terparkir didekatnya, ia baru sadar jika ada mobil lain disini. Taeyong mengendikan bahunya. Sebenarnya, sudah biasa jika rumahnya sering kali kedatangan tamu ; rekan bisnis ayahnya.

Saat Taeyong membuka pintu rumahnya, ia sedikit tersentak ketika semua tamu ayahnya menatap padanya. Didepannya, dengan jarak 10 meter— hah, sangat melelahkan memiliki rumah yang luas, tak jarang Taeyong akan mengeluh karena lelah berjalan. Taeyong bisa melihat, kedua orangtuanya dan juga tiga tamu lainnya, sedang berkumpul disofa ruang tengah.

Taeyong meringis canggung. Ia seperti ditatap tanpa kedip dari tamu ayahnya, apalagi oleh satu pria yang lebih muda dari yang lain. Taeyong berjalan sedikit lebih cepat, berniat meninggalkan suasana yang tiba-tiba jadi tidak nyaman.

"Taeyong-ah!"

Ah, sial. Taeyong harus menghentikan langkahnya, ketika sang Ayah memanggilnya.

"Ne, Appa?"

"Kemarilah."

Taeyong menggaruk tengkuknya canggung, "Maaf, Appa. Aku sudah mengantuk, jadi aku ingin tidur lebih dulu," bukan bermaksud tidak sopan. Taeyong hanya tidak suka bergabung dengan pembicaraan orang dewasa, sangat membosankan!