Bab 8 - Party

82 7 0
                                    

Jalu cukup kaget ketika Lily menanyakan soal apa yang ia lakukan semalam. Jalu sedikit khawatir bila Lily menyadari perasaannya. Jalu ingin merahasiakan semuanya dulu, ia masih belum siap bila rahasia besarnya terbongkar. Belum saatnya, belum saat ini. Meskipun Jalu juga merasa akan ada waktunya ia jujur pada Lily agar ia bisa lega.

Jalu makin berhati-hati pada Lily juga Taji yang mungkin akan membongkar rahasianya. Jalu tak mau bila keluarganya ada yang tau Lily akan di pisahkan darinya. Apalagi papanya pernah bilang ingin menjodohkan Lily dengan anak pemilik tambang minyak demi membesarkan bisnisnya dan tentu saja demi kebaikan Lily juga. Jalu paham maksudnya baik, tapi ia juga menginginkan Lily lebih dari apapun dan ia sudah menahannya. Rasanya tak adil bila Jalu yang sudah menahan diri malah orang lain yang mendapatkan Lily secara cuma-cuma.

Jalu makin sering mengunci pintunya hingga akhirnya ia memasang smart lock door khusus di pintu kamarnya karena Jalu tak mau simpanan beberapa foto Lily yang ia simpan atau sex toy di kamar mandinya ketahuan. Jalu juga tak mau bila beberapa celana dalam dan bra milik Lily yang ia curi ketahuan, entah dengan Lily atau anggota keluarganya yang lain.

"Kayaknya aku perlu pasang smart lock juga biar bisa main lama-lama sama Amanda," ucap Taji pada Jalu sambil mencoba jas.

"Bukannya kamu bisa main di tempat lain, hotel, vila, apartemen. Ga usah lakuin itu di rumah. Ada Mama, Lily, gausah jadi anak nakal kalo di rumah," ucap Jalu sambil mematut dirinya di cermin.

"Terus kakak ngapain pasang kayak gituan?" tanya Taji yang langsung menskak Jalu.

Jalu terdiam lalu menatap Taji dengan sebelah alis terangkat. "Aku mau keluarin produk baru, itu uji cobanya," jawab Jalu yang terdengar masuk akal di telinga Taji.

Jalu kembali fokus mematut dirinya di depan cermin begitu pula dengan Taji lalu kembali sibuk bersiap-siap pergi ke pesta kelulusannya yang sudah ia siapkan.

"Permisi Tuan," panggil seorang pelayan pada Jalu yang membawa sebuah buket bunga dan sebuah cincin pesanannya yang baru saja datang.

"Oi...oi...oi... kakak gercep banget begitu punya cewek," ucap Taji menggoda Jalu.

●●●

Lily tampak cantik dan mempesona, dalam balutan kebaya berwarna hijau tua. Lagi-lagi senada dengan mamanya. Harusnya hanya para istri dan ibu yang datang dengan kebaya dan para gadis menggunakan gaun. Tapi karena permintaan mamanya yang tak bisa di tolak Lily patuh memakai kebaya juga. Sementara rambutnya di ikat rendah yang rapi. Kebayanya juga berpotongan rendah dan sederhana, tapi terlihat begitu anggun saat Lily yang mengenakannya.

Jalu merasa Lily benar-benar ada dalam posisi sebagai pasangannya dalam pesta kali ini. Rasanya bunga dan cincin yang ia siapkan untuk Alma ingin di berikan saja pada Lily. Tak hanya Jalu yang terpesona pada Lily, tapi juga Taji dan beberapa tamu lainnya. Rasanya seperti pesta kali ini di tujukan untuk Lily bukan Jalu.

"Auratmu kemana-mana, dasar murahan!" bisik Jalu pada Lily yang kesal karena Lily yang terus di datangi para pria yang ingin berkenalan dengannya.

Lily menundukkan pandangannya lalu menutupi dadanya dengan tangannya.

Alma yang baru datang mencari Jalu cukup kaget melihat Jalu yang menyanding seorang gadis cantik dengan pakaian dan paras yang begitu cocok dengannya. Si tampan yang kharismatik dan si cantik dengan keanggunannya. Bahkan Alma sudah mengira gadis itu pasangan Jalu karena menggunakan kebaya dan Jalu terus menggenggam tangannya.

"Alma!" seru jalu sambil melambaikan tangan pada Alma dan langsung melepaskan genggaman tangannya pada Lily.

"Aih cantiknya Lily," sapa Suzan yang memuji Lily.

Lily tersipu sambil tersenyum dan menyalimi Suzan. Sementara Surya tak bisa mengalihkan pandangannya dari tubuh Lily yang begitu molek dan belahan dadanya yang samar terlihat saat Lily bersalaman dengannya tadi.

Alma ikut menyalimi Lily. Kecurigaannya pada Lily hilang begitu saja. Alma juga kagum pada kecantikan Lily, cara Lily bersikap juga begitu anggun dan elegan. Alma perlu banyak belajar dan mengenal Lily bila ingin masuk dalam keluarga Jalu dengan nyaman.

Acara berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Beberapa artis datang di undang untuk menyemarakkan pesta, tak hanya merayakan kelulusan Jalu tapi juga peluncuran chanel TV yang baru saja di akuisisi oleh FS Group dan resmi menjadi chanel TV ke lima yang dimiliki FS Group.

Di tengah acara setelah peresmian dan giliran Jalu naik ke panggung untuk menyampaikan pidato singkatnya. Jalu naik sambil membawa sebuah buket bunga dengan pita besar bertuliskan 'will you merry me?'.

"Sebelum saya tutup," Jalu tiba-tiba turun dari panggung dan berjalan menghampiri Alma ke mejanya. "Ini gadis yang menjadi motivasi saya untuk terus berproses menjadi lebih baik. Almaida Waloh," Jalu berlutut di depan Alma. "Will you merry me?" tanya Jalu yang sudah jelas di terima Alma dengan haru.

Semua orang larut dalam suasana haru dan romantis yang Jalu sajikan. Alma langsung memeluk Jalu, setelah pelukannya di lepas kebahagiaan Alma makin bertambah ketika Jalu mengeluarkan kotak cincin dari jasnya dan langsung menyematkan sebuah cincin bertahtakan berlian di jemari lentik Alma.

"Ini bukan karena apa-apa ya ngajakinnya di sini, biar ga ada yang nikung ini sebenarnya," ucap Jalu melemparkan candaan agar suasana cair kembali.

Tapi di tengah kebahagiaan yang ada Jalu tak sengaja bertatapan dengan Lily. Lily terlihat begitu syok dengan airmata yang mengalir di pipinya. Jalu melihat kesedihan yang begitu jelas terukir di wajah Lily. Tak ada senyum sedikitpun. Jelas tangisan Lily bukan tangis haru seperti yang lain, Jalu mematahkan hatinya dan Jalu rasanya paham akan hal itu.

Lily bangun dari duduknya dan langsung pergi keluar dari pesta ketika sadar Jalu terus menatapnya dan tetap mencium Alma di depan semua orang. 

Bad Brother ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang