Bab 1

1K 34 18
                                    


Anak Yang Bermasalah


Graph Pov

“Bugh!”

Di sebuah rumah yang mewah di atas lahan seluas 10 rai atau 16.000 meter persegi, aku melihat P’Pakin sedang meninju wajah orang yang paling dekat dengannya dengan tinjunya di ruang tamu. Aku yang ada di dalam ruangan itu menjadi tercengang dan terkejut saat melihat pria yang berjangkut itu di tinju sehingga wajahnya berbalik ke arah yang lain. Setelah beberapa detik kemudian, keluar darah dari hidungnya. Aku yang melihat hal itu segera berteriak.

“Hei! P'Pakin tidak bisa melakukan hal seperti itu padanya!”

Aku adalah Graph atau Kritithi segera berdiri dan melangkah maju untuk berusaha melindungi orang yang sedang di pukul itu. Tetapi orang itu segera mengangkat tangannya dan berkata dengan sopan. 

“Aku baik-baik saja, Khun Graph..”

“Bagaimana bisa P'Chai mengatakan hal seperti itu? Phi mimisan!” Kataku sambil masih berteriak dan membalas dengan lebih berhati-hati karena dia tidak ingin ada orang lain yang terlihat di dalam masalah yang dia buat saat ini. 😞

Siapa yang bilang bahwa P'Chai yang membiarkan dia masuk ke arena balapan itu? Bukan P'Chai tetapi aku yang menemukan caraku sendiri agar bisa masuk ke dalam sana.

Aku segera menggertakan gigiku dan berbalik untuk menatap P'Pakin, lalu segera berhenti. Aku dapat melihat P'Pakin menatapku dengan ekspersi yang sangat jelas merasa jijik padaku. 😞

Sorot matanya selalu seperti itu saat memandangku dan tidak pernah berubah dari masa kanak-kanak hingga kami sudah dewasa.

“Kamu tahu bahwa aku tidak pernah mengizinkan anak seperti dirimu untuk memasuki area itu..” Kata P'Pakin dan terlihat tidak senang.

Sementara aku yang mendengar perkaatannya itu hanya bisa mengigit bibirku karena perkataannya benar-benar terasa sangat menyakitkan dan aku juga berusaha untuk menahan rasa amarahku kepadanya.

Tetapi ketika aku berhadapan dengan P'Pakin aku benar-benar tidak bisa menahan diriku lagi.

“Apa yang Phi maksud dengan anak sepertiku? Phi seharusnya mengatakan bahwa Phi tidak ingin aku mengganggu kehidupanmu!”

“Oh! Kamu rupanya sadar akan hal itu!”

Saat aku mendengar perkataan P'Pakin yang benar-benar terlihat jahat kepadaku membuat aku mengepalkan tanganku dan menggertakan gigiku. 😑

Aku segera mengangkat kepalaku dan menatap kearah P'Pakin yang lebih tinggi dariku dan menunjukkan rasa amarahku melalui mataku.

---

Pakin Pov

Aku bisa melihat bahwa anak di bawah umur ini sangat marah kepadaku hanya dengan melihat matanya saja. 😅

Bocah itu bernama Graph dan merupakan pria yang cukup tampan. Dia memiliki kulit yang putih, seperti seorang tuan muda yang tidak pernah memiliki masalah di dalam kehidupannya. Matanya tidak besar dan tidak tajam juga, tetapi dia memiliki hidung yang mancung dan bibir yang tipis.

Jika mencium bibirnya terlalu keras maka akan terlihat putih, tetapi bibirnya memiliki warna pink yang alami. Dia berbadan tinggi dan ramping, terkadang anak ini terlihat lebih tua daripada usianya. 😅

Jika saat ini dia tidak menggenakan seragam sekolahnya.

Seragam sekolah!!

Yeah! Graph sekarang masih duduk di kelas 2 SMA.

Saat ini bocah itu sedang marah kepadaku dan menatapku, tetapi aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang dia rasakan saat ini. 😏

“Jika kamu sudah tahu hal itu, maka lain kali jangan pergi ke area itu lagi dan membuat masalah lagi!”

“Membuat masalah? Orang itu yang pertama menggangguku!!”

Ketika aku mengatakan dia membuat masalah, Graph segera menggelengkan kepalanya dan menyangkalnya dengan keras.

Aku segera mengeryitkan keningku dan sudut bibirku sedikit berkedut dan tersenyum. Aku berusaha untuk menyembunyikan senyumanku. 🙄

“Hmm.. Apakah kamu ingin aku menebak apa yang terjadi disana?” Tanyaku.

Aku bertanya sambil berusaha untuk menatap orang yang membuat masalah tadi. Dari sudut mataku, aku melirik ke arah lengan bajunya yang masih digulung seperti jagoan yang ada di jalan. 😅

“…”

Graph tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menatapku saja.

“Kamu pasti yang menabrak mereka duluan saat kamu berjalan atau mereka yang menabrakmu saat kamu berjalan? Tetapi kamu tidak mau meminta maaf.. Lalu kamu menjadi tidak terima dan berteriak tanpa berpikir dua kali..”

Aku melihat Graph yang sedang mendengarkan perkaatanku mengepalkan tangannya semakin erat sampai dia terlihat kesakitan sendiri. 😏

Aku menatap bocah tinggi yang ada di depanku siap meledak karena marah dan kesal. Tetapi aku berpikir apa yang aku katakan benar. 😏

Aku merasa bahwa Graph tidak sengaja menabrak mereka saat dia berjalan dan mereka menyenggol bahunya, tetapi ketika diminta untuk meminta maaf, dia malah berteriak dan tidak mau meminta maaf karena hal yang sepele itu. 🙄

Hal itu sudah biasa terjadi dan sering aku lihat di lapangan. Graph tidak akan bisa menyangkal lagi. Jika dia melakukannya, dia pasti sudah gila.

Jika aku melihat dari wajah dan matanya, pemikiranku pasti benar. Aku hanya bisa menghela napas dan segera berbalik.

“Jangan pernah datang dan muncul lagi di acara itu..”

“Kenapa? Apakah karena aku saat ini masih duduk di bangku SMA? Tetapi semua orang yang datang ke acara Phi mengatakan bahwa anak yang sudah berumur 18 tahun boleh masuk!”

Graph bertanya karena merasa tidak puas aku melarangnya datang ke acara yang aku adakan itu. Aku tahu dia sudah melihat acara ini beberapa kali dan juga memberikan uang kepada orang yang menjaga pintu gerbang beberapa kali. Semua itu bisa terjadi karena dia tidak terlihat olehku dan selama ini baik-baik saja.

Sebelumnya, aku juga sering melihat anak-anak remaja seusianya mengikuti acara seperti ini.

Pertanyaan dari Graph membuat aku berbalik dan berkata lagi kepadanya.

“Karena mereka semua jauh lebih tua darimu. Lagi pula ini bukan masalah usia, tetapi..”

Aku segera menujuk pelipisnya dan membuat Graph memandangku dengan tersipu malu. Aku rasanya sangat ingin meninju wajahnya atau melakukan apa saja asalkan dia tidak membuat wajah tampannya itu tersenyum di depan wajahku.

Tetapi dia terus saja membalasku dan merasa marah kepadaku.

“Aku sudah bukan anak kecil lagi dan aku sudah berusia 17 tahun sekarang!”

“Tidak peduli kamu mau mengatakan apapun, kamu tetaplah masih anak-anak!” Kataku dan bersikap acuh tidak acuh padanya sebelum melanjutkan.

“Meskipun kamu bukan anak kecil lagi, tetapi kamu harus tahu bahwa kamu adalah anak siapa. Jika ada sesuatu yang terjadi padamu di lapangan.. Aku pasti akan mendapatkan masalah..”

Begitu aku selesai berbicara, Graph langsung membalas perkataanku.

“Orang tuaku sama sekali tidak peduli padaku!”

Meskipun aku mendengar suaranya kali ini bergetar, dan aku bisa mendengarnya dengan jelas. Tetapi.. aku sama sekali tidak bersimpati padanya. 😑

“Meskipun orang tuamu tidak peduli padamu, itu bukan urusanku.. Aku akan meminta seseorang untuk mengantarmu pulang..”

Aku mengatakan hal itu kepada Graph dan segera mengangguk kepada Chai yang saat ini sedang menyeka darahnya. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia yang akan mengantarkan Graph kembali kerumahnya.

Tetapi Graph tidak mau pulang dan saat ini dia malah duduk di sofa dan melihat kearahku, lalu berkata dengan penuh semangat.

“Jika aku pulang atau tidak pulang, mereka tidak akan peduli padaku. Aku ingin tetap disini..”

“Jangan terlihat seperti anak yang tidak peduli disini..”

Aku membalasnya dengan sedikit merasa kesal dan hal itu menyebabkan Graph yang mendengarnya segera memalingkan wajahnya ke arah yang lain dengan perasaan tidak senang untuk menutupi air matanya yang sudah terlihat di ujung matanya.

Aku tahu bahwa dia tidak ingin menangis di depanku dan tidak ingin membuatku lebih bersimpati lagi padanya, tetapi dia meremas lengannya sampai dia merasa kesakitan sendiri. 😞

Aku melihat semua itu dan tentunya Chai juga melihatnya, tetapi kami berdua tidak mau mengatakan apa-apa lagi padanya.

“Aku membenci ayahku!”

Aku bisa mendengar Graph mengatakan hal itu dengan berbisik dan membuat pupil mataku sedikit bergetar saat mendengarnya.

“Tetapi aku sangat menghormati ayahmu. Itu sebabnya aku tidak bisa membunuhmu 10 tahun yang lalu!”

“Phi sama sekali tidak menghormati ayahku! Phi dan ayah hanya memiliki hubungan yang penting saja. Jika ayahku bukan seorang politisi, mentri atau bekerja di bidang di mana Phi bisa melakukan balapan mobil dengan ilegal, Apakah Phi akan tetap menghormati ayahku?!” Graph bertanya dan berteriak kepadaku.

Aku yang mendengarnya hanya mengerutkan keningku dan kemudian..

“Ouh!”

Aku mengangkat kerah baju Graph dan wajah kami saling bertatapan. Aku kemudian berkata dengan suara yang rendah dan terdengar mengerikan.

“Aku hanya mengatakan bahwa kamu masih kecil.. seorang pria yang pintar akan tahu apa yang harus di katakan dan apa yang tidak boleh dikatakan. Kamu tidak pernah melakukan hal itu dan memikirkan banyak hal..”

Aku mengatakan hal itu dengan nada marah kepadanya.

Bruk!

Aku mendorong tubuh Graph lagi ke bawah dan dia kembali duduk di atas sofa lagi. Aku bisa melihat Graph sedikit syok dan merasa tertekan sehingga dia tidak mengatakan apa-apa lagi.

“Sekarang sudah waktunya kamu kembali pulang. Aku ingin beristrahat..” Kataku dan berbisik.

Aku menatap orang yang berusaha untuk tidak menangis. Jika dia tetap tinggal disini, dia pasti akan menangis.

“Kembalikan mobilku.. Aku akan pulang sendiri..”

“Apakah yang kamu maksud adalah mobil mainan itu?”

“Mobilku bukan mobil mainan. Aku sudah mengendari mobilku selama satu tahun!” Kata Graph.

Dia terus membalas perkataanku. Yeah.. aku tahu dia memiliki mobil super yang seharga dua juta bath, memiliki 4 silinder, 1000CC dan sangat keren. Aku bahkan tidak bisa mengatakan apa-apa tentang mobilnya itu. 🤔

Tetapi aku tidak mau membicarakannya dan hanya menggelengkan kepalaku saja sebelum berkata lagi.

“Bahkan jika itu bukan mobil mainan, tetapi mobil itu di kendarai oleh anak kecil maka mobil itu akan menjadi mobil mainan. Pulanglah..”

Setelah mengatakan hal itu, aku segera melambaikan tanganku dan berjalan ke arah yang lain. Tetapi aku mendengar Graph kembali protes.

“Kembalikan mobilku!!”

Aku hanya berbalik sedikit dan sudut bibirku naik dan tertawa.

“Aku akan mengembalikan mobilmu setelah aku membongkarnya..”

“Phi Pakin! Kamu tidak bisa melakukan itu padaku. Arrggg!!”

Aku mendengar Graph berteriak karena merasa kesal dan marah. 😏

Persetan dengan mobilnya, aku segera berbalik dan berjalan ke arah yang lain. Aku melihat dia menyeka wajahnya dengan punggung tangannya karena air matanya kini mengalir dan segera berteriak lagi. 😅

“Aku membenci Phi! Benar-benar benci Phi!!!”

Meskipun dia mengatakan seperti itu, tetapi aku tahu bahwa perasaan kami berdua saling bertolak belakang. 🤔

“Pergi saja kamu ke neraka! Bocah sialan!”

Try Me-PhakinGraph ( book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang