/Ci, aku udah bukan anak kecil
/Okey, sampai kapanpun aku akan slalu jadi adik kecilnya Cici, tapi bukan berarti aku ngga pantas untuk tau kesedihan dan masalah Cici. Aku ngga sengaja dengar Ar ngomong sama Abel
/Aku cuma punya Cici di dunia ini, jangan cuma Cici yang slalu tahu kehidupan aku, jangan cuma kebahagiaan yang Cici bagi ke aku, ijinin aku untuk ngerasain sakit dan sedihnya Cici
/Aku malu, nanti kalau Aku ketemu Mami sama Papi di sana, aku ngga bisa jagain Cici
/Aku tunggu Cici di rumah Ar
Aku kembali menangis setelah membaca semua pesan dari Gian.
"By, ayuk kita temui Gian, dia berhak untuk tahu tentang Cicinya. Aku tahu, kamu ngga mau dia khawatir, tapi jangan bikin dia merasa ngga dianggap."
Aku hanya menggangguk menjawab perkataan Aldi.
Di rumah Ar,
Aku dan Aldi beriringan melangkah masuk ke rumah Ar. Sebelum menemui Gian di kamar tamu, aku lebih dulu menemui Er hanya untuk melihatnya dan memastikan dia tertidur dengan tenang.
"Kak, maaf. Harusnya aku sama Ar ngga usah membicarakan masalah kalian" Ucap Abel.
"Ngga apa-apa Bel, kak Rei salah, harusnya orang pertama yang kak Rei kasih tahu Gian."
Aku mengetuk pelan pintu kamar, Ar sengaja memberi kami ruang untuk berdua.
Melihatku di ambang pintu, di luar dugaan ku, aku pikir Gian akan marah. Dia memeluku erat, dan aku merasakan basah di pundakku. Gian menangis, sisi yang hanya dia perlihatkan di depan ku.
Aku membalas pelukannya dan mengelus punggungnya.
"Gi, it's okay, Cici baik-baik aja kok." Ucapku pelan.
Setelah merasa tenang, Gian melepaskan pelukannya. Aku menatap wajahnya, dan menghapus air mata di sana.
"Aku boleh nonjok Abang ngga ?" Ucapnya polos.
"Astagaa, baru aja air matanya Cici lap, udah mau main nonjok-nonjok aja." Aku mencubit pipi Gian sampai di berteriak.
"Aooo, sakit Ciii."
"Maafin Cici ya, Cici janji, mulai sekarang ngga akan ada yang Cici sembunyikan dari kamu."
Aku menceritakan semuanya tanpa ada satupun yang disembunyikan.
"Pi, Mi, can you see ? Gian, anak bontot kekuarga Audry udah gede, udah pinter ngelindungin Cici nya, walaupun masih suka nangis dipelukan Cicinya. Hehehe." Gumamku dalam hati saat memandangi wajah Gian.
Sekarang kami semua kecuali Er sedang berkumpul di meja makan Ar, sambil mengobrol ringan.
"Besok ke tempat Mami Papi yuk, trus main ke rumah mamah. Abel boleh ijin ngga ? Kalo Er sih gampang. Ar sama Gian kan Owner, bisa kali ah besok doang." Ajakku ditengah-tengah obrolan kami.
Tidak ada yang menolak.
Malam ini, kami menghabiskan waktu dengan hati yang penuh dengan kebahagiaan. Dua keluarga, yang bersatu karena ikatan pernikahanku dan Aldi.
🌸 Thank You for Reading 🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust || vsoo 🥀 || End
RomanceCerpen ~Kepercayaan itu seperti kaca. Saat rusak, kau bisa memperbaikinya. Tapi, kau masih bisa melihat retaknya~