[TDS] Chapter 27~A Coincidence

81 12 11
                                    

Aku takut keadaan akan membuat kita menjaga jarak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku takut keadaan akan membuat kita menjaga jarak


Chapter 27~A coincidence


"Kalau-kalau ibuku bertanya ke mana saja saat kita berkencan, jawab saja ke taman hiburan." Dave masih setia memberikan instruksi pada Velove untuk menyamakan jawaban yang mungkin akan ditanyakan oleh keluarganya. Jadi, mereka sepakat untuk membuat beberapa kebohongan.

"Ah, satu lagi. Aku tidak suka daun seledri, hal ini cukup kau ingat saja untuk berjaga-jaga."

Keduanya memasuki elevator, masih berbicara tentang hal-hal bohong yang mereka rencanakan serta memberi informasi dasar sebagai tambahan.

"Ayahku tidak ada masalah dalam hal makanan, tapi untuk Ibukku beliau tidak suka pedas. Ini juga untuk jaga-jaga. Apa kau bisa mengingat beberapa informasi yang kukatakan tadi?"

Velove mengangguk ringan, tersenyum samar mendengarkan Dave yang mencoba memberi bocoran informasi seputar keluarganya. Dan dari apa yang bisa Velove tangkap, nampaknya hubungan Dave sedikit lebih baik daripada hubungan dirinya dengan keluarganya.

"Sekarang giliranku," Velove baru saja akan membuka mulut untuk bergiliran memberi informasi pada Dave tetapi lelaki itu lebih dulu menyela.

"Jangan meragukan ingatan orang yang sudah menyukaimu sejak lama, Vee. Aku sudah cukup baik mengenal dirimu."

Alih-alih mengutarakan niatan untuk mencibirnya, Velove lebih memilih mengangkat alis seolah tidak percaya.

"Meski aku tidak bisa menebak apa yang kau pikirkan, perihal kebiasaan aku sudah sering mengamatinya diam-diam. Jadi, aku cukup tahu beberapa hal dasar yang kau suka dan tidak."

"Lalu bagaimana dengan informasi keluargaku?"

"Mereka justru sedikit lebih mudah darimu. Mengenal mereka tidak perlu mengeluarkan banyak usaha, karena dia menerimaku dengan terbuka." Jawab Dave dengan tawa kecil yang terdengar dari suaranya.

Mendengar hal ini membuat Velove merasa sedikit iri. Karena meski dia putrinya, Velove tidak benar-benar mendapatkan perlakukan mau pun dukungan terbuka dari keluarganya, hal yang bahkan bisa dengan mudah Dave dapatkan tetapi tidak dengan dirinya. Ataukah selama ini ia yang terlalu keras kepala hingga tidak menyadari sedikit rasa penerimaan keluarga tentangnya, atau memang mereka yang sengaja? Velove tidak tahu, karena yang pasti selama ini dia tidak pernah merasakan ketulusan niat baik ayah dan ibunya.

"Ayahmu suka bermain golf." Dave masih melanjutkan, tidak menyadari perubahan wajah Velove yang memperlihatkan kemurungan. "Dan ibumu seorang shopping holic seperti ibuku. Setahuku, mereka juga sama-sama penyuka makanan pedas. Benar, kan?"

"Kenapa mereka tidak mau menerimaku dengan terbuka?" Gumam Velove tanpa sadar.

"Huh?"

Velove menggeleng, mengulas senyum terpaksa dan membalas ringan. "Sepertinya informasimu jauh lebih kaya dariku."

The DARK SWEET [Girls Knight #4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang