1. KALAMDAN

341 22 0
                                    

Mentari pagi mulai menampakkan diri, dalam dinginnya udara ini ia memulai aktivitas. Suara ayam berkokok dan burung beterbangan tak ia dapatkan lagi setelah resmi pindah ke kota besar nan padat penduduk ini.

Bukan hanya itu saja yang berubah, sudah sekitar tujuh belas tahun ia hanya tinggal bersama ibunda tercinta namun kini ia harus terbiasa dengan adanya seorang ayah dan juga adik yang hanya terpaut usia beberapa bulan lebih muda darinya.

Azam Braga Al Faqih atau yang lebih akrab di panggil Azam adalah siswa berprestasi di sekolah, sudah berbagai olimpiade sains dan matematika ia geluti yang membawanya dalam kemenangan. Meski pintar,  tak luput membuatnya tak memiliki kekurangan, salah satunya adalah cara menyayangi dan menjaga sang adik yang mungkin dapat dibilang adiknya sudah bisa menjaga dirinya sendiri.

Askar Gevariel adik dari Azam yang sebenarnya juga satu angkatan dengannya, banyak orang  bilang jika mereka tidak cocok menjadi saudara bahkan nyatanya mereka memiliki banyak perbedaan yang sangat mencolok.

Sudah sekitar enam bulan lebih mereka menjadi satu keluarga utuh, namun tak ayal membuat Askar mampu menerima Azam sebagai kakaknya. Kata setuju jika ayahnya menikah kembali hanyalah bualan semata mengingat sudah lama sekali sang ayah menyendiri. Tapi jauh di luar ekspektasi, Askar hanya ingin memiliki ibu bukan memiliki saudara yang bahkan tidak serahim dengannya.

Semenjak orang tua mereka resmi menikah, sejak saat itu pula Azam pindah ke sekolah elit sang adik. Baginya teman Askar adalah temannya juga namun siapa sangka jika adiknya tak menyukai hal itu. Askar lebih cenderung introvent dan suka kelayapan, berbeda 180 derajat dengan dirinya yang suka belajar dan diam di rumah. Yang namanya keluarga suka tidak suka mereka sudah menjadi bagian dari kehidupan satu sama lain, begitu pula Azam dan Askar berbeda namun berupaya untuk saling menerima.

“Adek bangun! Udah siang dek,” suara sang bunda menggema di seluruh penjuru ruangan. Seperti kebayakan ibu pada umumnya, pagi ini ia membangunkan Askar untuk pergi ke sekolah.

Meski bukan putra kandung tapi rasa sayang yang diberi tak pernah ia beda-bedakan. Dalam kehangatan pagi, keluarga kecil ini memulai hari. Askar dan Azam akan berangkat bersama hanya dengan satu mobil, meki awalnya Askar menolak mentah-mentah tapi perintah ayah mana bisa di bantah. Sepertinya ia terlalu egois, hanya sayang kepada bunda dari kakaknya tanpa peduli kasih sayang Azam pada dirinya.

Suara dentuman berisik dari berbagai penjuru kelas dan para siswa berbondong-bondong masuk menjadi pertanda jika waktu pembelajara akan segera dimulai. Begitupula Askar yang segera meninggalkan kakaknya di lorong karena memang kelas mereka bebeda, dirinya berada di kelas  12 IPA 2 sedangkan Azam di kelas 12 IPA 1. Meski sama-sama memiliki otak encer dan paras rupawan tapi mereka memiliki gaya pertemanan yang berbeda. Askar terkenal sebagai salah satu anggota geng motor terkenal di kotanya, sedang Azam sering menjadi muadzin di sekolah maupun tempat tinggalnya.
Setelah mengabisakan waktu seharian di sekolah akhirnya kedua kakak beradik itu kembali ke rumah, dalam perjalanan sore ini tak ada pembiacaraan yang menarik meski sebenarnya cukup canggung bagi Askar untuk menjawab pembicaraan.

“Dek, kok diam aja? Lagi capek?” tanya sang kakak di balik kursi kemudi. Yang ditanya tak segera menjawab, hanya hembusan nafas datar yang terdengar.

“Iya capek,  makanya agak cepat bawa mobilnya,” balas Askar dengan nada datar yang cukup tinggi. Sedang Azam hanya bisa mengehela nafas jengah dengan kelakuan si bungsu yang sedikit kurang belajar tata krama itu.

Jarak antara sekolah dan rumah tak terlalu jauh hanya perlu waktu 45 menit mereka sudah sampai. Hal pertama yang mereka lihat adalah tatapan lembut milik sang bunda, “Capek ya? Ganti baju terus makan ya, biar bunda siapin makanan kalian.” Beberapa kata yang terlontar sepertinya mampu menghipnotis Askar, buktinya ia segera naik ke kamarnya dan segera melakukan apa yang diperintahkan bunda.

“Bunda mau bicara boleh?” tanya sang bunda kala mengamati kedua putranya tengah asik makan sambil menatap benda pipih di tangan.

Azam yang menyadari tatapan serius sang bunda segera menghentikan aktiviatas dan megalihkan atensinya pada bunda.

“Adek sama Kakak kan sudah besar, sudah bisa jaga diri kalian sendiri kan?” keduanya menengarkan sambil sesekali mengangguk paham.

“Ayah sama Bunda mau ijin ke kalian, selama satu minggu ke depan kami akan pergike luar kota, jadi kalian baik-baik ya di rumah.” Seketika wajah Askar sedikit memerah, netranya juga mulai berkaca-kaca. Ia tidak bisa jika tak bersama orang tuanya, karena baru beberapa bulan mendapat kasih sayang seorang ibu, ia tak ingin lagi kehilangannya.

Namun hal itu nampak berbading terbalik untuk Azam, ia lebih dewasa dan mengerti keadaan yang membuat kedua orangtuanya tak khawatir jika si bungsu di tinggal bersamanya.

Setelah kejadian di meja makan beberapa jam lalu membuat mood Askar tak karuan, apalagi hanya tinggal berdua dengan Azam membuatnya ingin pergi saja dari rumah. Namun seketika pikirannya kembali bekerja, membayangkan bebasnya ia melakukan apapun yang ia suka dulu sebelum sang bunda datang ke kehidupannya. Menjadi Askar yang dulu selama beberapa hari tak salah kan?

Akhirnya hari yang menguras emosi kini datang kembali, ada sang ayah dan bundanya di halaman depan, dengan lembut mereka megusap surai masing-masing sang buah hati dengan penuh cinta.

“Ayah sama Bunda berangkat dulu ya Dek, kamu yang nurut apa kata Kakak.” Titah ayah yang dibalas bulir bening dari kelopak mata Askar.

Melihat hal itu ayahnya mulai merengkuh tubuh Askar, tak berselang lama Azam ikut menghamburkan diri diikuti pula bunda untuk berbagi rasa sayang. Namun kehangatan itu harus segera berahir mengingat waktu keberangkatan yang mulai dekat. Hanya lambaian tangan tanda perpisahan yang mampu ia berikan serta doa terbaik untuk kedua orang tua tersayang.

🌚🌚🌚🌚

Hai, gimana dengan cerita kali ini?
Suka? Saya harap seperti itu.
Untuk lanjutannya aku up entar siang atau enggak malem ya.
.
.
See u on the nice place!!!
Sehat dan bahagia selalu.

Salam sayang, kinm 🥰

DaydreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang