chapter 1

114 26 2
                                    

Pagi yang sangat cerah. Pagi adalah waktu yang terus berulang untuk memulai sebuah hari. Kini seorang gadis baru saja membuka matanya. Dirinya mengerjapkan matanya untuk menyamakan penglihatannya dengan pencahayaan yang muncul dari balik tirai jendela kamarnya. Diapun beringsut bangun dan duduk diatas kasurnya, dengan waktu bersamaan dirinya mengakat tangannya sambil melenguh.

"Althea" panggil seseorang dari luar kamar.

Gadis yang dipanggil Althea itu langsung menyahut. "Iya bun"

"Kalau kamu sudah bangun, langsung siap-siap ya, setelah itu kamu keluar kamar ya buat sarapan" ujar sang bunda kepada Althea.

Althea pun kembali menyahut, menjawab ucapan dari sang ibunda itu. Setelahnya, dia beranjak dari kasurnya dan berjalan ke lemari untuk mengambil pakaian serta handuk yang berada di gagang lemari dan kembali berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamar pribadinya.

Tak butuh waktu lama, akhirnya Althea keluar dengan seragam sekolah yang dirinya pakai. Althea pun menyiapkan perlengkapannya untuk sekolah serta memasang dasi dan juga sabuk sekolahnya.

Setelah Althea siap dengan perlengkapannya, ia pun berjalan keluar kamar dan menuju ke ruang makan. Sesampainya diruang makan dirinya melihat sang ibunda yang masih menyiapkan sarapan dan sang ayah yang baru saja duduk disalah satu kursi yang ada didekat meja makan.

"Eh Althea, sudah siap nak? Sini duduk, kita sarapan" sapa sang ayah sambil tersenyum, sedangkan sang ibunda hanya tersenyum dan duduk di kursi setelah menyiapkan sarapan. Althea yang mendengar sapaan dari sang ayah tersenyum dan menganggukan kepalanya serta berjalan ke arah kursi yang kosong dan mendudukinya.

Layaknya keluarga bahagia, mereka bercanda sambil memakan sarapan mereka. Sedangkan disisi lain ada sebuah raga lagi yang menyimpan rasa kesalnya ketika mendengar percakapan-percakapan yang ada diruang makan itu.
~~
Seperti suasana pagi di sekolah pada umumnya, sebuah sekolah kini sedang dimasuki oleh banyaknya siswa. Banyak siswa yang datang langsung berkumpul dengan teman-temannya, ada yang langsung memasuki kelas, dan lain sebagainya.

Kini seorang gadis bernama Althea sedang berjalan santai di lorong sekolah, walau dihatinya sedang menahan sakit ketika mendengar ucapan-ucapan yang keluar dari siswa-siswa yang ada disetiap lorongnya.

"Gue heran deh, orang sebodoh dia bisa keterima disini ya? Padahal ini sekolah lebih mementingkan kepintaran daripada kecantikan"

"Iya, padahal angkatan sebelum kita juga yang rangking terakhir parallel aja kaga serendah dia, malah nilainya bagus gaada yang dibawah kkm"

"Nah iya tuh, mungkin dia menang camtik doang"

"Seharusnya dia gaada disini sih"

"Iya, seharusnya dia ada di sekolah lain atau ga gitu ada bawah tanah aja ups"

"Orang sebodoh dia kok bisa bestiean sama orang yang termasuk paling pinter disekolah ini ya?"

"Sama si Velenna ga sih?"

"Iya, Velenna Vera Kalena"

"Kok bisa ya? Kira-kira dia pake pelet apaan sih? Kok bisa dia temenan sama Velenna"

Percakapan-percakapan yang sangat menyakitkan bagi orang yang merasa. Althea hanya diam tidak membalas sahutan-sahutan itu, karena dia merasa tidak ada gunanya dia membalasnya. Beberapa dia melangkah, tiba-tiba ada seseorang yang teriak memanggilnya. Althea tau siapa yang memanggilnya saat ini.

"ALTHEAA!!" panggil seorang gadis sambil berlari dan langsung memeluk tubuh Althea yang kedorong kedepan karena gadis tersebut.

"Velennaa, bisa ga sih, kamu itu jangan meluk sambil ngedorong gitu?" ucap Althea sambil menoleh kepada gadis yang bernama Velenna itu yang sudah berada disampingnya.

Al[Thea]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang