12

9 7 0
                                    

Sekarang adalah hari weekend, Alhasil Kenzia yang tadinya malas malah lebih malas-malasan.

"Zia ayo sarapan dulu, bangun sayang." Bunda moana menggoyang-goyangkan pelan tubuh Zia.

Bukan Zia namanya kalo gampang dibangunin, bahkan sangking susah dibangunin nya seorang Zia, bunda moana sampai memanggil dokter karna menduga anaknya pingsan atau semacam tidak sadarkan diri. Harusnya bunda moana memanggil para normal saja siapa tau kan Zia susah dibangunin tuh karna nyawa Zia tersesat dialam lain.

Merasa tidak ada gunanya membangunkan Zia dengan cara baik-baik akhirnya bunda moana mengambil air dingin dikamar mandi lalu mencipratkannya kewajah zia.

zia terusik ketika sesuatu yang dingin mengenai wajahnya. "Argh!! Bunda!!"

"Hufh bangun juga kamu. Ayo sarapan dulu. dari malem kamu belum makan kan baru makan bubur doang kemarin sore."

'huahhy'

Zia menguap sambil mengucek matanya yang masih berat untuk berbuka. "Hm nanti Zia turun."

"Gak. Gak nanti-nanti, ayo cuci muka dulu."

Bunda moana langsung menarik tubuh Kenzia menuju kamar mandi lalu memcucikan wajahnya, Zia hanya diam saja karna dia benar-benar mengantuk, semalam dia baru tidur pukul 3 karna masih kepikiran dengan nasibnya sambil bermain dino alhasil sekarang Zia masih sangat mengantuk.

Setelah selesai mencucikan muka anaknya Moana langsung menyeret Zia sampai dapur lalu menjejerkan nya dengan papah zidan yang masih sama membentuk seperti Zia.

"Mas! Kok merem lagi si ini tuh udah siang bukannya kalian tuh olahraga malah malas-malasan. Bapak sama anak sama aja!"

"iya sayang ini gak merem kok."

"Yaudah ayo dimakan sarapannya."

Zia memakan sarapannya dengan setengah kesadarannya setelah selesai memakan semuanya Zia melangkahkan kakinya kembali menuju tangga namun sebuah suara memberhentikan langkahnya.

"Zia kamu gak lupa kan sama ucapan papah kemarin?"

Zia mengeryitkan dahinya bingung, seketika potongan-potongan kejadian tadi malam kembali terputar diotaknya.

"Aduh kayaknya Zia amnesia deh pah, kepala Zia sakit nih Zia istirahat dulu ya." Setelah mengatakan seperti itu Zia langsung lari terbirit-birit menuju kamarnya, takut jika nanti papahnya menyerang Zia dengan ucapan-ucapan gak berfaedah nya.

"Mana ada amnesia kayak gitu?! Kenzia sini dulu papah belum selesai ngomong!" Teriak papah zidan yang mustahil ken dengar.

Ditempat lain, tempat yang suasananya sangat tenang dan damai, bunda wendy dan ayah Wira sedang berbincang hangat ditaman belakang sambil meminum teh hangatnya.

"Mas aku mau bicarain sesuatu sama mas."

"Sesuatu? Apa itu."

"Mas Kira-kira setuju gak kalo misalnya Kenzia dijodohin sama el?"

Zidan mengerutkan dahinya sambil menatap sang istri. "Zia? Zia anaknya Moana?" Wendy mengangguk antusias.

"Setuju dong dari dulu mas udah suka banget sama zia dia tuh anaknya ceria dan aktif, kita jodohin aja nanti biar mas yang bilang sama Vito dan Moana."

'bandel sama aktif beda tipis ya bund'

Wendy tersenyum bahagia saat zidan setuju dengan rencana perjodohannya. "Sebenarnya aku udah bicarain hal ini kemarin sama Vito sama Moana, mereka juga setuju sama perjodohan ini, kalo kita sama-sama setuju gimana kalo kita langsung nikahin mereka berdua aja?"

Zidan menganggukkan kepalanya. "Kok buru-buru banget kan Zia sama el nya juga masih sekolah, ntar aja kita nikahin El nya kalo dia udah kerja."

Wendy gelagapan, apa dia bilang aja ya kalo el itu gerly boy dan suka sama sesama jenis?

"Mas aku punya alasan."

"Kenapa?"

"Tapi mas harus janji jangan marah setelah aku ngomong."

"hm mas janji."

"el- em."

"el kenapa?"

"el suka sama sesama jenis mas."

Zidan tidak kaget karna dia sudah menduga hal ini sejak lama, sikap dan perilaku el benar-benar tidak menunjukkan bahwa dia adalah laki-laki itu sangat kentara sejak dulu.

"Jadi bener."

"Mas udah tau?"

"belum, hanya dugaan. Sebelum semuanya terlambat lebih baik kita jodohkan saja el, mas yakin lambat laun el akan kambali normal."

"Iya mas aku harap juga begitu, kita sama-sama berdoa saja."

"Kapan acaranya dilangsungkan?"

"Setelah ujian tengah semester mas, lagipula bentar lagi mereka lulus tidak masalah menikahkannya.

"Hm baiklah mas akan menyiapkan semuanya, ah iya bangaimana dengan el? Apa dia setuju?"

"Tentu. Aku akan memaksanya."

"Hahahah wendy-wendy." Mas Zidan menciumi pipi wendy gemas.

Saat sedang bermesraan tiba-tiba saja muncul sosok Erlingga dengan penampilan acak-acakan khas bangun tidur.

"Bunda."

Tbc.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lingga [ON GOING]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang