01, bagi tugas

52 2 0
                                    

Semua barang untuk games sudah terkumpul di ruang audit, saat itu juga bel istirahat berbunyi.

Lorong yang sebelumnya terasa luas dan sunyi menjadi sempit dan sangat berisik.

"Ini belum masuk, masih 10 menit lagi. Khusus buat hari ini istirahat mereka dimajuin karna kalo mereka ga istirahat duluan, materinya bakal tetep lanjut" ucap aldo melihat teman temannya yang sibuk melihat jam.

"Aldo, ini gue yang bikin folder buat foto sama video dokumentasi ato lo udah buat? " tanya ciolla, aldo membuka ponselnya lalu mengecek folder OSIS.

"Sorry, gue belum bisa bikinin foldernya. Kalo mau, lo bikin sendiri juga gapapa" ucap aldo dimengerti oleh ciolla.

Tiba-tiba aldo memikirkan anak-anak baru yang sepertinya akan bingung jika melihat banyak orang di lantai 3.

"Di tangga udah ada zivan sama xavier, tapi gue takut anak kelas 7 langsung ngeblank kalo ngeliat lorongnya rame, apalagi jarak tangga sama audit juga lumayan jauh"

"Jadi kita harus bantu mereka buat jaga? " tanya hirata membuat aldo berpikir sejenak.

"Beberapa dari kita harus. Karna abis ini juga bakal games, pasti mereka bakal susah disuruh diem"

"Gini aja deh, luna sama andrakan jadi mc abis ini, udah gitu hirata juga harusnya stay di sini buat ngatur anak-anak. Aldo, zeya, medy, kiya, evan sama gue yang bantuin jaga tangga sekalian nuntun mereka ke sini"

"Gue ngapain? " tanya garvel yang tampak bosan, tadi ponselnya diambil oleh melody dan disita oleh karin hingga games selesai, atau lebih tepatnya saat istirahat kedua.

"Lo di sini aja, adkel cewe biasanya kalo ngeliat orang ganteng langsung nurut" jawab hirata.

"Uhuk, uhuk, batu permata nyangkut" andra menjauh sedikit saat melihat hirata yang menatapnya.

"Batunya udah ketelen kok" andra bersembunyi di balik tubuh luna yang tampak bingung.

"Udah, lo kek bocil. Ini 4 menit lagi udah bel, yang tadi disebutin sama karin ayo ikut gue ke tangga" aldo berjalan keluar dari ruang audit dengan disusul oleh haze dan medy.

"Jangan ribut lagi lo berdua. Awas aja kalo nanti pulang sekolah, hp gue penuh notif dari emak lo" ucap karin lalu menyusul aldo keluar.

Setelah menunggu sebentar, beberapa anak mulai berdatangan dari bawah.

Mereka bergantian menuntun anak-anak itu menuju audit.

"Anjir, tadi gue kira itu luna" ucap haze sambil menunjuk anak yang baru saja lewat.

"Gue kira juga luna, udah kaget tapi gue ngeliat tinggi badannya lebih pendek dari gue, kek luna lebih tinggi dari gue, apalagi lo" balas melody membuat haze mulai menampilkan wajah julidnya.

"Shtt... Jangan gibah terus, apalagi sampe ngomong kasar. Di peraturannya udah ditulis kalo mereka ga boleh ngomong kasar, masa iya kita yang bikin peraturannya malah ngelanggar aturan" bisik aldo yang ada di sebelah haze.

"Hehe, siap pak ketua"

Sedangkan itu, yang ada di dalam ruang audit sudah tampak frustasi karna anak anak yang terus saja berisik.

"Gue ga tahan, lo gantiin gue plis" hirata berjalan ke belakang luna dan andra yang semakin bingung, entah apa yang harus mereka lakukan untuk membuat mereka tenang.

Mikrofon tak boleh dinyalakan sebelum mendapat persetujuan resmi dari ketua atau wakil ketua OSIS.

Jika mereka mau menyalakan mikrofon pun sebenarnya tak apa, aldo dan xavier pasti bisa mengerti. Guru wakasis juga tak selalu ada di tempat untuk mengawasi rekaman cctv. Tapi mereka sudah dibiasakan untuk jujur dalam berorganisasi seperti ini.

CamaraderieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang