06. Bertemu Tuan Ramah

24 3 1
                                    

Empat bulan sudah berlalu. Sidang perceraian Astina dan Aganta berjalan alot. Beberapa kali Hakim Ketua harus memperingatkan kepada Aganta untuk konsisten dalam memberikan pernyataan dalam sidang eksepsi. Astina tidak memakai alasan sang suami selingkuh atau menikah siri untuk menggugat cerai. Ia tidak mau merusak reputasi suaminya di hadapan publik.

Sidang berakhir dan akan dilanjutkan dengan menunggu sidang keputusan minggu depan. Astina sendiri dibuat geram dengan Aganta yang datang sendiri ke pengadilan untuk menolak perceraian alih-alih hanya mengandalkan jasa pengacara. Mengetahui betapa sibuknya pria itu. Sungguh, ini di luar dugaan Astina dan Aldi sebagai pengacaranya.

“Asti!” panggil Aganta seraya meraih pundak Astina.

Perempuan itu menatap tidak nyaman Aganta kemudian menarik tangan sang suami agar melepaskannya. Aganta mengangkat kedua tangannya seolah menyerah, ia pun hanya bisa menarik napas dalam untuk memenangkan diri dari rasa rindu yang menggebu.

“Kita pulang, Astina. Aku tidak bisa tidur tenang tanpa ada kamu,” ungkap Aganta membuat Astina tertawa hambar.

“Kamu bisa minta ditidurkan istri mudamu,” jawab Astina dengan nada sinis.

“Semua rasanya hampa tanpa ada cinta, Astina. Aku dan Leana—”

“Cukup! Tidak usah bicara omong kosong. Laki-laki memainkan logika dan nafsu, Mas. Tidak perlu bertindak sok suci dengan pura-pura tidak bahagia. Memuakkan,” caci Astina memotong ucapan Aganta lalu memilih segera melangkah lagi.

“Kamu masih butuh biaya perawatan Afthar, jangan bodoh!” decak Aganta masih berupaya untuk mengejar Astina.

“Apa kamu pikir aku tidak mampu mencari uang, Tuan Aganta!” debat Astina tidak kalah sengit.

“Astina, ayolah jangan begini,” bujuk Aganta kali ini lebih melunak. “Kamu kerja apa sekarang dengan pengalaman enol dan ijazahmu yang tidak seberapa?” ejeknya kemudian.

“Itu bukan urusannya Mas Aga. Kalau di sidang putusan Mas Aga tidak mau menerima perceraian, akan kubongkar ke media kalau Mas Aga selingkuh dan menikah siri dengan pelakor itu. Lihat, apa masih ada orang yang bakal membela Mas dan Leana dalam kasus ini. Aku tahu belum bisa kasih keturunan, dan semua orang menganggap ini alasan kita bercerai. Tapi aku yakin, laki-laki yang berselingkuh akan mendapatkan sanksi sosial di masyarakat. Apa Mas Aga siap, nama keluarga dan perusahaan buruk di mata publik?” ancam Astina kali ini dengan sorot mata keseriusan.

“Baiklah, kalau itu mau kamu. Ok, aku bakal setuju bercerai, tapi bukan berarti aku ngelepasin kamu begitu saja, Asti!” geramnya sambil berlalu dari hadapan Astina.

“Terserah. Pokoknya sidang putusan pengadilan Mas Aga harus menerima gugatanku,” tegas Astina sembari ikut berjalan berlainan arah.

Astina gugup dia tidak menyangka ternyata ada banyak wartawan yang datang dan berkumpul di depan gedung pengadilan untuk mendapatkan berita langsung dari keduanya. Nama besar Aganta sebagai salah satu pengusaha sukses membuat para awak media merasa tertarik untuk mencari berita tentang kehidupan pribadinya.

Imperfect Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang