Ruin

26 10 2
                                    

Ruin
By. Raygiyan

Halo, perkenalkan nama saya Catharine Sophia Xidorzhen. Saya adalah gadis yang terlahir di era millenium. Hari ini adalah hari Jumat, tanggal 21 Agustus tahun 50500. Benar, saya sedang tidak salah mengetik. Era millenium yang saya jalani ini bukan seperti era millenium yang Anda bayangkan. Era ini merupakan era kehancuran dunia. Saya sebagai manusia masa depan ingin berbagi informasi kepada kalian, Manusia Masa Lalu.

Ada banyak hal yang ingin saya katakan. Jadi, mohon untuk membacanya dengan saksama. 

Saya adalah manusia berkebangsaan Indonesia. Saya melakukan penjelajahan waktu menggunakan mesin waktu yang saya buat sendiri. Kemudian, saya berhasil bertemu dengan seorang gadis cantik jelita bernama Yanis Setya Putri. Kami telah bercerita banyak mengenai dunia kami berdua. Terkadang kami membanggakan dunia kami dan terkadang juga menggunjingnya. 

Setelah bertemu dengan Yanis, saya baru tersadar bahwa ada juga orang yang menginginkan dunia seperti dunia saya itu. Dan saya juga tersadar, bahwa kami memiliki harapan yang berbeda.

Teknologi berkembang semakin canggih, canggih, dan canggih lagi. Di dunia saya kini tak ada yang namanya laptop, televisi, atau bahkan handphone. Semuanya telah menggunakan hologram yang sewaktu-waktu dapat muncul di manapun kami berada. Dan cerita ini saya ketik menggunakan laptop milik Yanis yang saya pinjam.

Jadi, saya adalah satu dari satu juta manusia tulen di bumi ini. Lalu dimana manusia lainnya? Manusia yang lain kini telah tergantikan oleh robot-robot super canggih dan pintar melebihi otak manusia. Robot itu diciptakan oleh profesor-profesor jenius yang kurang pekerjaan. 

Sebagian dari robot itu diciptakan menggunakan mesin, dan sebagian yang lain dari tubuh manusia asli. Mereka menggunakan manusia sebagai riset mereka, dan ada pula manusia yang menginginkan hidup abadi sebagai sebuah robot. Fiksi ilmiah ini bermula dari para profesor itu yang ingin menguasai dunia.

Sebagai manusia yang minoritas, jujur saya merasa terkekang. Orang tua saya telah dipaksa profesor itu untuk dijadikan objek selanjutnya. Dan hingga kini, saya masih belum tahu bagaimana keadaan mereka sekarang. Saya yang sebatang kara ini hanya dapat melarikan diri ketika bertemu dengan robot suruhan si profesor. Kami terus dikejar dan dikejar. Hingga ada seorang manusia yang nekat mengebom kota ilusi itu. Namun fantastisnya, kota itu benar-benar tak dapat hancur hanya karena sebuah bom kecil yang diluncurkannya.

Kami hanya ingin hidup bebas! Apakah itu salah?! Tak seperti manusia kaya yang dapat pulang-pergi berlibur ke planet Mars, kami hanya dapat meringkuk menahan lapar dan dahaga. Ya, bahkan makanan untuk manusia pun telah jarang ditemukan. Mereka menggantinya dengan solar dan energi cahaya buatan sebagai bahan bakar untuk para robot.

"Lantas bagaimana kamu bisa lolos dan menjelajah waktu ke masa lalu?" Tanya Yanis kepada saya.

"Waktu itu, saya nekat untuk menerobos kawasan para profesor. Saya berhasil mencuri data pembuatan mesin waktu. Kemudian, saya membuatnya dengan peralatan seadanya. Dan tak disangka saya berhasil," ucap saya menjelaskan.

"Jadi, manusia masa depan dapat keluar-masuk duniaku dengan leluasa, begitu?" tanyanya begitu terkejut.

"Tidak. Mereka hanya akan masuk ke era yang jauh lebih canggih dari ini. Biasanya mereka pergi antara ke tahun 20200 hingga 40400." Saya terdiam sejenak. "Lalu, saya pun ketahuan mencuri data sampai robot-robot itu mulai membunuh sisa manusia yang hanya berjumlah 2000 penduduk di Indonesia. Saya adalah satu-satunya orang yang berhasil lolos dengan bantuan mesin waktu."

"Apakah mereka dapat melacak keberadaanmu?"

"Kemungkinan besar... iya."

"Lalu apa yang akan kamu lakukan, Catharine?"

Kisah Tentang Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang