Serigala itu Aluna

373 18 7
                                    

Mengagumi merupakan salah satu keajaiban di setiap hati manusia. Ketika kita merasa kalau tak ada yang sempurna, ternyata ada yang mendekati sempurna di mata kita semua. Apapun yang di lakukannya, adalah sebuah hal menarik yang patut kita senangi. Dan tahukah kita? Kalau itu semua adalah perasaan kagum, yang mungkin akan berakhir pada rasa suka, dan kembali berevolusi menjadi rasa cinta.

Tak ada yang tahu persis apa itu kagum, suka atau cinta. Atau, bagaimana itu kagum, suka atau cinta. Takkan pernah ada yang menyadarinya secara langsung. Kebanyakan akan mengetahuinya dari orang lain, atau karna waktu. Dan diantaranya, ada yang mampu menumpahkan seluruh rasa mengagumkan itu pada 'sesuatu' yang memicu perasaan itu. Namun, sebagian kecilnya ada juga yang memilih diam, merasakan perasaan dahsyat itu sendirian, bertemankan sepi, dan terus menampung rasa itu, sampai rasa hebat itu kering begitu saja.

Dan dari sebagian kecil itu, salah satunya adalah Aluna. Jatuh cinta diam-diam, pada si dia yang superkeren di matanya.

Tak ada yang tahu perasaannya dengan pasti. Bahkan dirinya sendiri. Bahkan hatinya sendiri, tak pernah tahu sebenarnya apa dan siapa yang memicu degupan supercepat dari jantungnya itu. Ia tidak pernah tahu. Sebelumnya.

Yang Aluna tahu, menyukai orang itu adalah hal paling rahasia di hidupnya. Bukan hal untuk di bagi-bagi ke khalayak. Bukan karna malu. Namun karna resah, takut, dan gelisah. Menyukai seseorang, membuat Aluna repot sendiri.

"Kamu gak pulang, Rus?" Lelaki itu menyetop langkahnya tepat di depan Aluna yang masih asyik bersandar di ambang pintu.

Lelaki inilah tersangkanya. Orang yang sering bikin Aluna gemetar dan mati kutu. Orang yang selalu saja membuat jantung Aluna memompa darah seribu kali lebih cepat dari biasanya. Dan lelaki ini jugalah, sahabat terbaiknya.

Aluna menggedikkan bahu acuh. "Aku udah gemukkan masih di panggil Rusa," cibirnya kesal.

Haikal tertawa meledek. "Gemuk? Yakin gak pake tambalan?" Lalu suara tawanya menggelegar seiring langkah kakinya berjalan menjauhi Aluna dan hilang dari balik gerbang sekolah.

Panggilan itu sebenarnya selalu spesial di telinga Aluna. Haikal-lah pelopornya. Di panggil Gorilla sekalipun, Aluna akan senang. Selalu senang.

Matanya masih menatap gerbang sekolah, meski tak ada Haikal disana.

Kalau aku boleh memilih, aku ingin menjadi sosok jauh disana, yang tidak mengenalmu. Menjauh bukan hanya karna benci, namun juga karna cinta. Dan rasanya, ingin kubunuh siapapun yang menciptakan kata 'persahabatan' .

•••GWMTM•••

A/N

Hai! Ketemu lagi di cerita baru! This is my second short story! Aduh panjang banget ya judulnya? Hehe, abis menurutku itu udah pas banget buat alurnya.

Oh iya, jangan lupa kasih kritik dan sarannya ya! ^^

Oryzalief.

Girl Who Miss The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang