Memalukan.

31 4 0
                                    

Selamat membaca ☝️☝️☝️

Sore ini air mengguyur sekolah Helena, semua teman sekelas nya sudah pulang ke rumah masing masing. mungkin ada beberapa orang yang masih ada di sekolah yaitu yang mengikuti eskul.

Helena masih terdiam di lamunan nya, ia sangat ingin memutar waktu dan menyesal telah menyetujui untuk mengadopsi syila.

Ia pikir jika mempunyai saudara perempuan, ia tidak akan merasakan kesepian.

Flashback on

Saat ini hujan,terlihat sebuah keluarga bahagia di sebuah cafe yang terletak di pinggir jalan. Terlihat jelas keharmonisan keluarga itu, seorang ibu yang menyuapi seorang bocah, seorang bocah yang disuapi terlihat sangat bahagia.

"Elen sayang kalian" ucap Bocah itu

"Mama papa juga sayang elen" jawab seorang pria yang ternyata itu adalah Anton.

"Kalau elen udah gede kalian masih sayang sama elen?" Tanya bocah itu lagi.

Sang ayah tersenyum "Tentu, elen selalu papa sayang sampai kapaaannn pun itu" jawab nya.

"mama juga?"

"Iya sayang" sang mama yang tak lain adalah Reana tersenyum kepada anak semata wayangnya.

Mereka asik bercanda tawa hingga tak menyadari ada anak perempuan yang kedinginan di luar tengah menatap keluarga harmonis itu.

"Ila mau punya mama papa" ujar nya menatap sendu keluarga yang tengah tertawa itu.

Helena yang menyadari dirinya sedang di perhatikan pun menoleh kan kepala ke luar dan ia melihat anak yang tinggi nya tak jauh darinya.

"Pa, anak itu kehujanan. Dia ngga dimarahin ibu nya?" tunjuk Helena pada anak perempuan yang menatap nya.

Anton pun menggerakan tangan nya seolah menyuruh anak itu menghampirinya.

"Kenapa om?" tanya anak perempuan itu,syila.

Anton melihat tubuh syila dari atas sampai bawah. ia tak memakai sepatu atau pun alas kaki lain nya , ia hanya memakai baju yang sudah berlubang di mana mana, rambut nya pun sangat berantakan.

"Nama kamu siapa?" Tanya Reana

"Syila"

"Orang tuamu dimana?" Tanya Anton

"Ila ngga punya orang tua, mama papa mati karna kecelakaan." jawab syila menatap kaki mungil tanpa alas nya itu.

"Meninggal bukan mati syil" peringat Reana

"Iya tan"

"Kamu mau ikut om sama tante?" tanya Anton

Syila tidak menjawab, ia bingung harus menjawab apa lalu ia menatap anak perempuan di samping anton.

Anton yang menyadari itu langsung menoleh ke arah putrinya "Kamu setuju kan len?"

Helena saat itu sangat senang ia pun menggangguk "elen setuju"

Helena (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang