Chapter 3

20 16 9
                                    

Ditengah jalan, tiba-tiba mobil yang digunakan Andrew dihalangi dua buah mobil yang kini sudah dihadapan. Ariull hanya menghela nafa panjang, selalu saja seperti ini. Apa tidak cukup kejaran mereka di New York? Sampai harus dibawa ke Indonesia?

"Again?", Ariull memijat pelipisnya, muak dengan semua ini. Rasanya ingin cepat-cepat memberantas mereka hingga ke akarnya, lebih tepatnya akan sampai kembali ke Amerika.

"Maybe, but don't worry baby. Kita selesaikan mereka seperti yang kita lakukan di New York waktu itu", jawab Andrew,ia dan Ariull sudah siap untuk bertarung, melemaskan otot-otot yang sedari tadi tegang.

"C'mon baby, tunjukan siapa kita" ,Andrew keluar mobil terlebih dahulu, memastikan siapa saja mereka. Belum 1menit dari keluar mobil, Andrew sudah disambut oleh tinjuan lemah menurutnya. Dengan sigap Andrew membalasnya dengan mudah, sudah terduga mereka memang orang suruhan dari musuh bebuyutannya di New York. Tak tanggung-tanggung, 10 orang sekaligus menyerang Andrew.

"Cih, lemah. 10 orang lemah lawan 1 bukanlah apa-apa", ucap Andrew. Ariull yang melihat itu pun sudah siap untuk keluar, namun dilarang oleh Andrew. "Don't get out of the car, don't worry about me" , ucap Andrew. Ariull melihat cara Andrew berkelahi yang tidak kewalahan sedikitpun, terasa begitu mudah untuk membuat 10 orang itu terkapar tak berdaya dalam waktu belum 5 menit.

" You are my hero, Ayah" , Ariull tersenyum simpul,lega saat Andrew akan kembali memasuki mobil. Mendadak ada 3 orang yang menarik lengan Andrew dengan kasar. Andrew langsung membalas dengan bogem mentah. Lagi, 5 mobil sudah mengepung mobil Andrew dan siap untuk menyerangnya lagi. Orang-orang itu keluar dari mobil mungkin mencapai 25 orang lebih.

Andrew mengatur nafasnya terlebih dahulu, memboca untuk lebih tenang dari sebelumnya. "Apakah tak cukup saya membunuh sebagian pasukan dari atasanmu di New York dulu? Sampai harus mengirim 25 orang pasukannya lagi? padahal kalian tahu akan ku kirim kalian ke alam baka? Bodoh!" ucap Andrew dengan senyum smrik yang mengerikan.

"Aku disini brengsek, yang kalian mau adalah aku 'kan?", Ariull keluar dari mobil dengan tersenyum tipis.

"Hadapi aku jika kalian mampu!" imbuhnya lagi dengan penuh penekanan, sontak atensi Andrew beralih kepada Ariull. Ekspresi Andrew seolah berbicara 'apa yang kamu lakukan' , Ariull hanya mengangguk kecil mengisyaratkan bahwa dia akan baik-baik saja.

"Don't worry Ayah. Kita selesaikan mereka seperti yang kita lakukan di New York waktu itu,bukan?!" , Ariull mengatakan hal yang sama saat dimobil tadi lalu tersenyum.

"Mari kita selesaikan!" jawab Andrew dengan penuh keyakinan.

***

Setelah setengah jam ugal-ugalan menjalankan mobil, akhirnya Truby menemukan mobil yang digunakan Andrew atau lebih tepatnya mobil Geral.

"Shit! Udah kita duga, om Andrew dikepung" ucap Bias. Setelah semuanya keluar dari mobil, mereka berlari menghampiri Andrew dan Ariull. Mereka terkejut atas pemandangan yang mereka dapat, baju Ariull lusuh sedikit ada bercak darah dan Andrew yang tangannya dipenuhi darah. Andrew bertarung dengan tangan kosong, sedangkan musuhnya membawa senjata.

Kini tersisa hanya 2 orang lagi, satu orang sedang dicekik Andrew dan satu orang lagi siap melarikan diri. Dengan cekatan, Skyles mencekal paksa kerah baju belakang orang itu. Dengan kasar, Skyles membalikan badan orang itu dan langsung memukul wajahnya.

"Pengecut lo! Lo dateng rame-rame dan lo pergi sendiri? Gak semudah itu sialan! " ucap Skyles penuh penekanan, tak berlama-lama ia langsung menghajarnya habis-habisan sampai terkulai lemah.

Gabie menghampiri Ariull dengan tergesa-gesa, khawatir Ariull terluka parah. "Dari tadi pas dijalan gue khawatir mikirin lo, Ar. Gue tahu lo kuat tapi kan lo cewe", Gabie sedikit berkaca-kaca dan memeluk Ariull , seketika Gabie mengerutkan dahi, cara berjalan Ariull sedikit terseok-seok,lalu menatap Ariull dengan sorot mata penuh tanya dan marah.

"Kaki aku cuma bengkak,Bie. Nendang pantat orang lama-lama juga sakit", jawab Ariull dengan sedikit terkekeh kecil. "Gak lucu! " , balas Gabie.

Lagi dan lagi mereka dikepung, lebih banyak dari yang tadi, mungkin mencapai 35 orang. Dengan sigap mereka siap melawan , Geral dan Bias menghampiri Ariull dan Gabie untuk siap melindungi.

"Ck, gue juga bisa sendiri,jaga Ariull aja ", decak Gabie,namun tidak ditanggapi oleh kedua lelaki itu.
"Ini tidak ada apa-apanya saat aku di New York dulu", ucap Ariull. Merenggangkan otot kembali dan secara bersamaan Ariull dan Gabie mengikat rambutnya dengan gelang hitam ditangannya. Mungkin jika bukan sedang seperti ini, penyerang itu akan kejang-kejang melihatnya .

"MARI KITA SELESAIKAN MEREKA ANAK-ANAK!" , teriak Andrew menyemangati. Pertempuran pun berlangsung, dengan semangatnya Marva dan keenam temannya melawan mereka dengan tangan kosong. Gabie yang tadinya mengkhawatirkan Ariull sekarang tidak lagi. Melihat semangatnya Ariull ,Gabie tidak mau kalah, ia akan tunjukan latihannya selama bertahun-tahun.

"NI OM-OM LEMBEK BANGET! BADAN LO BAJU TAI, ANJING!" umpat Geral. Bagaimana tidak, Geral sedang duel tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang, lebih tepatnya menghajarnya.

"Brengsek! Beraninya keroyokan" , ucap Gabie yang sedikit kewalahan. Gabie membalikkan keadaan, yang tadinya ia kewalahan menjadi mereka yang kewalahan. Gabie merebut paksa senjata yang dipakai salah satu dari mereka.

"BANCI LO ANJING, SAMA CEWE AJA KEROYOKAN! " , Geral dengan terburu-buru menghampiri adiknya yang terdesak, Geral membabi buta melawan mereka. Ia benci ada yang berani melukai Gabie, termasuk Ariull.

Nafas Andrew seketika memburu, melihat Ariull terjatuh dan mereka siap menghabisi anaknya. Saat akan menghampiri Ariull, Andrew tak diberi celah sedikitpun oleh musuhnya, mereka habis habisan memukul wajah Andrew.

"MARVA! ARIULL SAYA! " teriak Andrew, seperti memerintah agar Marva menjaga Ariull. Saat itu juga Marva berlari ke arah Ariull, membantunya bangun dan memapahnya untuk ke mobil.

"Gue benci lo terluka Ar", ucap Marva dengan penuh amarah. Tapi dengan lembutnya, Marva menuntun Ariull sampai mobil. Ariull hanya mengulas senyum, bukannya bersenang-senang karena kepulangan Ariull malah menjadi tragedi. Melihat Marva yang sedang membawa Ariull, para mafia itu siap menyerang Marva dari belakang. Saat itu juga Arthur berlari menghadang jalan mereka. Rahang Arthur semakin mengeras, kini Ariull-nya terluka dan mereka akan melukai Marva dari belakang juga.

"Kalian harus membayar mahal untuk semua ini! " , ucapnya dengan penuh penekanan.

The BlackAvioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang