Chapter 5

24 11 8
                                    

Setelah perbincangan tadi, mereka memutuskan untuk membersihkan diri. Di sini terdapat 5 kamar beserta kamar mandi didalamnya, dapur, ruang tv dan balkon yang cukup luas.

"OM! LAPER, GILA AJA KITA GAK MAKAN SAMPE BESOK. INI JAUH DARI KOTA!" , teriak Gabie yang keluar dari kamar menggunakan baju Ariull.

" Iya om laper nih, jangan-jangan gak ada makanan?", tanya Skyles mengelus perut  six-packnya.

Kini mereka tengah berkumpul di ruang tv di lantai 2,udaranya yang sejuk menikmati senja membuat mereka hanya duduk lesehan beralaskan karpet.

"Iya nih, mana baju om gede banget. Tau gini gue bawa baju dari rumah." resah Geral .

"Banyak omong, gitu juga dipinjemin!" sahut Marva yang baru datang dan duduk di dekat Andrew. Andrew hanya tersenyum tipis, mengiyakan pernyataan Marva.

"Enak ya suasananya. Eh iya, om kan baru lagi kesini setelah 2 tahun, lantainya kinclong banget ya om." , ucap Bias sambil mengelus lantai tanda melihat kebersihan lantainya.

Gabie memukul punggung Bias yang masih memerhatikan lantai. "Kurang kerjaan banget si lo? ".

"Lo pikir om Andrew semiskin itu buat bayar satu orang pembantu buat bersihin villa? Dia juga mikir kali ngisi kulkasnya sama makanan" timpal Arthur yang sudah kesal dengan keluhan temannya.

"Hahaha, kamu benar Arthur. Hanya kamu dan Marva yang bisa berpikir sejauh ini. Tenang, saya sudah menyiapkan banyak makanan ringan dan masakan yang enak." , Andrew tertawa begitu lepas sedangkan mereka hanya menatap malas.

"Daddy lo ngeselin banget sih Ar. Udah tadi dibandara ditinggalin, terus sekarang belum juga dikasih makan. Om ngeselin!!" , kesal Gabie,ia memasang wajah cemberut yang menatap kesal ke arah Andrew. Andrew hanya menyatukan kedua tangannya dan di simpan didepan dada.

"Sumpah gak lucu om bikin anak orang kelaparan!" balas Bias tak mau kalah.

"Oh ayolah, ini pelajaran untuk kalian. Kalian menertawakanku", bela Andrew.

"Bagaimana jika kita nonton film? Sambil ngemil? Daripada berantem terus." usul dari Ariull. Semuanya nampak berpikir. Lalu tersenyum semringah mengiyakannya.

"BENER BANGET! AYO NONTON. DARI TADI KEK", sahut Geral antusias.

"Yaudah mau nonton apa? Horror? thriller?action? ", tanya Gabie. "Or romance? ", usulnya lagi dengan wajah usilnya.

"Idih, lo aja sendiri sana tuh dipojokan!" sinis Skyles. Gabie menatap penuh dendam, seolah mengatakan 'tunggu pembalasan gue!'.

"Adek gue! Berani lo?" sahut Geral tak terima. Yang dibela hanya tersenyum penuh kemenangan, menjulurkan lidahnya.

"Kan, gue udah kasih kode sama lo bakal ada balasannya. Eh langsung terbalas" jawab Gabie. Gabie pun memeluk lengan kekar dari sang kakak.

"Thriller aja deh", usul Geral.

"Zombie aja, jadi kita ikutan kayak dikejar. Kan kita jadi gregetan sendiri", usul Bias.

"Menurut lo Va? ", tanya Skyles kepada Marva.
"Gue mah ngikut", jawabnya singkat.

"Lo?", tanya Skyles menunjuk dengan dagu kepada Arthur. "Gimana Ari aja." jawabnya.

"Gimana Ri?",tanyanya lagi. Belum sempat dijawab Ariull, Andrew membuka suara.

"Sky, saya gak ditanya?", tanya Andrew receh. Semuanya kompak tertawa. Lagi.

"Hahaha, alahhh yang tua ikut yang muda aja" jawab Skyles bercanda. "Sialan. Akan ku bungkam kamu dengan cara ampuh,jauhi Ariull saya! ", tekan Andrew sedikit bercanda.

"Yah om kok bawa-bawa Ari sih?"

"Tau rasa lo becandain mafianya New York, hahaha", sahut Geral.

Ariull masih terus tertawa dengan candaan itu. "Horror?", tanya Ariull.

"LET'S GO!" , ucap mereka kompak.

***




Kini posisi mereka saling bersandar dan membawa camilan masing-masing di depan tv layar besar. Ariull yang bersandar di sisi kanan Andrew, Marva yang tidur dipaha Ariull, Arthur yang bersandar dipundak Ariull. Disisi kiri Andrew, ada Gabie yang bersandar, Geral yang tidur dipaha Gabie dengan posisi miring ke arah tv dan Bias yang  bersandar diperut Geral juga Skyles yang tiduran di paha Andrew. Sangat dekat.

"Anjing, hantunya jelek banget. Kaget gue",umpat Skyles. Sejak film dimulai, Skyles terus berbicara.

"Brisik lo! Gak kedengeran nih", Bias benar-benar kesal dibuatnya.

Hening kembali, film terus berlanjut sampai adegan pembunuhan.

Tringgg... Tringgg

Bunyi dering telpon milik Andrew memecah keheningan. Semua menoleh kearahnya. Andrew pun meraih smartphone nya yang berada dimeja tv.

"Wait, I pick up my phone" ucap Andrew sambil meninggalkan ruang tv. Angin sejuk malam menemaninya dibalkon untuk menganggkat telpon.

"Why?" tanyanya.

"Saya hanya menginformasikan bahwa 'dia' kabur dari penjara. Dia lolos dengan mudah dan begitu saja"

"WHAT?!" , Andrew sungguh terkejut dengan informasi ini,mengapa 'dia' kabur dengan mudah. Lalu Andrew mematikan telpon secara sepihak.

"Ayah", panggil Ariull yang sudah dibelakang Andrew. Andrew pun terkejut dan segera membalikan tubuh besarnya.

"Eh, why baby?", tanya Andrew. Ia berusaha menutupi ketegangan diwajahnya dengan tersenyum hangat.

"Kenapa tadi Ayah berteriak? 'What' for what?", Ariull bertanya balik. Ariull masih sangat penasaran karena Andrew tidak pernah begitu saat menerima telpon. Semengejutkan itukah berita yang dibawa seseorang disebrang sana sampai Andrew sangat khawatir?

"Nothing baby, don't worry"

"Really?"

"Sure"

"Oke lupakan, now time for dinner. Yang lain udah selesai. Bibi pembantunya sudah menyiapkan dinner menu. Let's join them" , ajak Ariull dengan senyum manisnya. Andrew mengangguk lalu mengikuti langkah Ariull dibelakang, ia benar-benar dibuat khawatir oleh informasi itu didepan anaknya sendiri. Andrew tidak pernah menunjukkan semua masalahnya saat didepan Ariull, ia akan memberitahu semua masalahnya saat berdua dengan Ariull jika masalah itu tidak terlalu rumit. But now? Andrew sendiri dibuat bungkam.

"God, what problem is this? My girl is just got happy, don't take away her happiness anymore" , batin Andrew yang sangat mendalam.

The BlackAvioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang